Wabah Corona Kian Memburuk, Afrika Selatan Mencoba Vaksin Berusia 1 Abad

 Wabah Corona Kian Memburuk, Afrika Selatan Mencoba Vaksin Berusia 1 Abad, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Afrika Selatan untuk menangani pandemi virus Corona (COVID-19). Salah satunya dengan mengujicoba vaksin yang ditemukan 100 tahun lalu, Bacille Calmette-Guerin (BCG). BCG adalah vaksin yang dulu dikembangkan untuk menangani gejala tubercolosis.

Jika vaksin BCG ternyata bisa digunakan untuk menangani gejala virus Corona, maka vaksin tersebut bisa menjadi alternatif pengobatan yang murah. Di Afrika Selatan, BCG adalah vaksin yang mudah didapat dan wajib disuntikkan tiap kali seseorang dilahirkan, karena kasus TBC yang relatif besar di Afrika.

"Mungkin berhasil, mungkin saja tidak, tetapi tetap patut dicoba untuk mengetahui apakah BCG bisa membantu kami menghadapi krisis Corona," ujar Profesor Andreas Diacon dari TASK, kelompok peneliti bioteknologi yang menguji vaksin BCG, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters.

Diacon mengatakan, TASK melibatkan 3.000 tenaga medis dan 250 relawan berisiko tinggi dalam uji coba vaksin BCG. Tiap relawan akan mendapat suntikan vaksin BCG dengan dosis tertentu, untuk melihat apakah vaksin tersebut berhasil melindungi mereka dari gejala virus Corona.

Untuk berjaga-jaga, kata Diacon, sejumlah relawan juga akan diberi vaksin lain yang berfungsi sebagai placebo. Dengan begitu, kemungkinan relawan merasa sembuh karena faktor sugesti bisa dihindari.

"Kami ingin melihat apakah sistem imunitas terkait vaksin tersebut mampu membuat perubahan," ujar Diacon. Diacon menambahkan bahwa vaksin BCG tidak hanya dites di Afrika Selatan, tetapi juga di Belanda dan Australia.

"BCG adalah vaksin yang murah dan mudah didapatkan di benua Afrika. Jika berhasil, maka hal ini juga akan memudahkan negara-negara berkembang untuk bisa mendapatkan vaksin dengan cepat," ujar Diacon menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Afrika berpotensi menjadi episentrum virus Corona berikutnya. Sebab, sistem kesehatan dan pelayanan masyarakat di Afrika tertinggal dari kebanyakan negara. Sebagai contoh, hanya ada 1 ventilator dan fasilitas perawatan intensif per 100 ribu orang di Afrika.

Sejauh ini, Afrika diketahui memiliki 85.329 kasus dan 2.784 kematian akibat virus Corona (COVID-19).

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 3344105199357777011

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item