Biografi Golda Meir, Wanita yang Menjadi Perdana Menteri Israel (Bagian 2)

 Biografi Golda Meir, Wanita yang Menjadi Perdana Menteri Israel, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Golda Meir, Wanita yang Menjadi Perdana Menteri Israel - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Hari berikutnya, Israel diserang oleh pasukan gabungan dari Mesir, Suriah, Lebanon, Transyordan, dan Irak. Golda memperoleh paspor Israel pertama, dan pergi ke Amerika Serikat untuk mengumpulkan dana bagi negara yang baru itu.

Sekembalinya, ia diangkat menjadi duta besar pertama untuk Uni Soviet. Ia bertugas di sana sebentar, berangkat pada 1949. Ketika tinggal di Moskwa, ia menghadiri upacara-upacara hari raya Yahudi, dan dikerumuni oleh ribuan orang Yahudi Rusia yang berseru-seru menyebut namanya.

Penindasan Stalin atas identitas Yahudi di Uni Soviet membuat banyak pengamat bertanya-tanya, apakah masih ada perasaan komunitas di antara masyarakat Yahudi di sana, tetapi sambutan khalayak itu memberikan jawabannya.

Foto di belakang lembaran uang syikal Israel melukiskan kerumunan di Moskwa yang mengelilinginya, dan mengangkatnya dengan suka cita. Golda Meir kemudian menjadi anggota Knesset (Parlemen Israel), dan menjabat terus-menerus hingga 1974.

Kehidupan politik sebelum menjadi Perdana Menteri

Dari 1949 hingga 1956, Meir menjadi Menteri Perburuhan Israel. Pada 1956, ia menjadi Menteri Luar Negeri di bawah Perdana Menteri David Ben-Gurion. Menteri Luar Negeri sebelumnya, Moshe Sharett, telah memerintahkan agar semua anggota dinas luar negeri mengibranikan nama keluarga mereka.

Golda mengabaikan perintah itu ketika ia masih menjadi duta besar. Tetapi, setelah menjadi Menteri Luar Negeri, Ben-Gurion meminta Golda mengganti namanya dengan nama Ibrani. Ia memilih Meir, yang berarti "bersinar."

Pada awal 1960-an, ia didiagnosis menderita limfoma. Ia menyembunyikannya, karena khawatir orang lain akan menganggapnya tidak layak berdinas. Ia mengundurkan diri dari kabinet pada 1965, dengan alasan sakit dan kelelahan setelah bertahun-tahun berdinas.

Mulanya ia kembali ke kehidupan yang sederhana, namun segera dipanggil kembali berdinas. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Buruh selama delapan bulan, lalu pensiun lagi pada 1 Agustus 1968.

Perdana Menteri

Setelah Levi Eshkol meninggal dunia secara tiba-tiba pada 26 Februari 1969, partai memilih Meir untuk menggantikannya sebagai Perdana Menteri. Meir kembali aktif berdinas pada 17 Maret, dan menjabat sebagai Perdana Menteri hingga 1974.

Ketika Meir naik ke kursi Perdana Menteri, Israel diliputi rasa percaya diri, karena baru menang telak atas negara-negara Arab, dan merebut banyak wilayah dalam Perang Enam Hari. Namun demikian, Meir harus menghadapi tembakan terus-menerus oleh Mesir, terhadap pasukan-pasukan Israel di sepanjang Terusan Suez dalam perang.

Operasi Murka Tuhan

Setelah pembantaian München pada Olimpiade Musim Panas 1972, Meir mengimbau kepada dunia untuk "menyelamatkan warga kami dan mengutuk tindakan-tindakan kriminal yang tak terlukiskan."

Meir dan Komisi Pertahanan Israel merasa dunia tidak cukup menanggapi, dan karenanya memberikan wewenang kepada Mossad untuk membunuh anggota-anggota operasi September Hitam dan PFLP di manapun juga mereka ditemukan (Morris, 1999).

Film TV 1986 Sword of Gideon, berdasarkan buku Vengeance oleh George Jonas, dan film Steven Spielberg, Munich (2005), sedikit banyak didasarkan pada kejadian-kejadian ini.

Perang Yom Kippur, 1973

Pada masa menjelang Perang Yom Kippur, intelijen Israel tidak dapat menentukan dengan tepat serangan yang akan dilaksanakan, hingga sehari sebelum perang dimulai.

Enam jam sebelum serangan terjadi, Meir bertemu Moshe Dayan dan jenderal Israel David Elazar. Sementara Dayan terus berpendapat bahwa perang tak mungkin terjadi, Elazar menganjurkan dilakukannya serangan pendahuluan terhadap pasukan-pasukan Suriah.

Meir percaya Israel tak dapat bergantung pada negara-negara Eropa untuk pasokan perlengkapan militer Israel, karena negara-negara itu diancam embargo minyak dan boikot perdagangan oleh pihak Arab. Akibatnya, satu-satunya negara yang dapat membantu Israel adalah Amerika Serikat.

Khawatir AS tak akan bersedia ikut campur bila Israel dianggap memulai serangan, akhirnya Meir memutuskan untuk tidak melakukan serangan pendahuluan. Di kemudian hari, langkah ini dianggap bijaksana.

Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger, belakangan mengukuhkan pertimbangan Meir, dengan mengatakan bahwa bila Israel telah melakukan serangan pendahuluan, negara itu tidak akan mendapatkan "banyak bantuan melainkan hanya sebuah paku."

Keputusan Meir mungkin menentukan dalam menjadikan Operasi Rumput Nikel secara politis dapat dilakukan oleh AS.

Pengunduran diri

Setelah Perang Yom Kippur 1973, pemerintahan Meir terganggu oleh pertikaian intern di antara partai-partai koalisi yang berkuasa, dan harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan serius tentang kekeliruan penilaian yang strategis serta kurangnya kepemimpinan umum yang menyebabkan ketidaksiapan pada permulaan Perang Yom Kippur.

Pada 11 April 1974, Golda Meir mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri, dan digantikan oleh Yitzhak Rabin pada 3 Juni 1974.

Pada 8 Desember 1978, Golda Meir meninggal karena kanker di Yerusalem, pada usia 80 tahun. Ia dimakamkan di Bukit Herzl, di Yerusalem.

Penggambaran

Kisah Golda Meir telah banyak digambarkan dalam fiksi selama bertahun-tahun. Ia telah diperankan oleh berbagai aktris, seperti Ingrid Bergman dari Swedia dan Judy Davis dari Australia, dalam film televisi A Woman Called Golda (1982), dan oleh Tovah Feldshuh, seorang Yahudi-Amerika, di Broadway.

Pertunjukan Broadway tentang dia agak kontroversial, karena digambarkan secara keliru bahwa Meir mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir dalam Perang Yom Kippur. Pada 1977, ia diperankan oleh Anne Bancroft di Broadway, dalam drama William Gibson, Golda.

Yang paling mutakhir, ia diperankan oleh aktris Lynn Cohen dalam film Steven Spielberg 2005, Munich. Ia juga diperankan oleh Valerie Harper dalam drama William Gibson, Golda's Balcony, yang berkeliling ke berbagai kota di Amerika Utara, pada 2005 dan 2006.

Related

History 8629185855734348027

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item