Media Australia Sorot Wabah Corona di Indonesia, Achmad Yurianto: Silakan Ngomong Apa Saja

Media Australia Sorot Wabah Corona di Indonesia, Achmad Yurianto: Silakan Ngomong Apa Saja, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, tidak ambil pusing menyangkut pemberitaan media Australia terkait penanganan pandemi virus corona di Indonesia. Dia tidak peduli pemerintah Indonesia disebut kalah perang dalam melawan penyebaran Covid-19.

"Silakan mau ngomong apa saja," katanya melalui pesan teks.

Yurianto menegaskan, saat ini ada 139 laboratorium yang telah beroperasi melakukan pemeriksaan spesimen. Spesimen yang diperiksa pun bisa mencapai dua puluh ribu per hari, sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo.

Pemerintah, melalui Gugus Tugas Covid-19, menurut Yuri, akan terus mengupayakan penambahan pemeriksaan spesimen.

Bahkan, pelaksana tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, mengklaim Indonesia bisa melakukan tes spesimen Covid-19 hingga tiga puluh ribu per hari. Hal itu bisa dilakukan jika 139 laboratorium dimaksimalkan.

"Sekarang ini 139 lab, saat kita coba hitung kapasitas maksimal lab kita dalam sehari, ternyata kita bisa tes hingga 30.900 per harinya," kata Abdul di Gedung Graha BNPB, Jakarta.

Sebelumnya, sebuah artikel di media Australia, The Sydney Morning Herald, menjabarkan Indonesia sedang dalam krisis kekalahan melawan virus corona (Covid-19).

Artikel tersebut ditulis oleh James Massola, kontributor Asia Tenggara yang berbasis di Jakarta. Dalam tulisannya, ia menjelaskan, delapan dari 10 hari Indonesia mencatat lebih dari 1.000 kasus baru setiap hari.

Hasil reportase yang tayang pada 19 Juni itu juga mengatakan, dua hari lainnya catatan kasus baru hampir menyentuh angka 1.000.

Indonesia disebut dalam kondisi mengkhawatirkan, sebab rasio tes Covid-19 tergolong rendah dan jumlah kematian tinggi. James juga menyinggung soal kebijakan pemerintah yang melonggarkan pembatasan (PSBB) kendati tren infeksi terus meningkat.

Dalam tulisan James tersebut, pemerintah Indonesia dikatakan buruk dalam menangani pandemi. James menyinggung soal lambatnya penanganan pemerintah Indonesia, hingga baru menyatakan kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret lalu.


Related

News 2072466322281906269

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item