Risma Usul ke Khofifah agar PSBB Surabaya Tidak Diperpanjang

 Risma Usul ke Khofifah agar PSBB Surabaya Tidak Diperpanjang,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengusulkan ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, agar tidak memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap ketiga di Surabaya Raya yang berakhir Senin (8/6).

"Mudah-mudahan nanti kami bisa diterima usulan itu oleh Bu Gubernur, ini lagi bahas itu. Mudah-mudahan seperti itu [PSBB tidak diperpanjang]," kata Risma di Surabaya.

Risma menyebut terdapat sejumlah pertimbangan terkait usulan tak memperpanjang pelaksanaan PSBB di Kota Pahlawan. Salah satunya karena faktor ekonomi.

"Mudahan-mudahan [tidak diperpanjang]. Iya, karena kita tidak bisa nahan, karena ini ada permasalahan, masalah ekonomi dan sebagainya, mereka [masyarakat] harus bisa nyari makan," ujarnya.

Politikus PDI-Perjuangan itu khawatir perpanjangan PSBB di wilayah Surabaya semakin memberikan dampak buruk terhadap sektor hotel, restoran, mal, hingga pertokoan.

Risma tak ingin para pegawai harus kehilangan mata pencarian lantaran berhenti bekerja lebih lama lagi.

"Saya khawatir hotel, restoran, kalau nggak bisa mulai dihidupkan, kan mereka nanti pegawainya diberhentikan dan sebagainya. Kan karena enggak mungkin membayar orang terus dalam posisi menganggur dan mereka tidak punya income," kata Risma.

Meski demikian, Risma memastikan pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan jika PSBB di Surabaya tak lagi diperpanjang. Ia menyadari bahwa kasus positif virus corona masih terus bertambah di Surabaya hingga hari ini.

"Terus terang protokolnya saya detailkan, lebih kita detailkan. Nantinya kalau misalnya itu dilonggarkan, PSBB dicabut, protokolnya justru lebih ketat, karena supaya kita disiplin, karena kita belum bebas 100 persen," ujarnya.

Lebih lanjut, Risma menyatakan, protokol kesehatan yang lebih ketat akan mengatur aktivitas masyarakat di luar, seperti di restoran, warung atau tempat-tempat umum lainnya. Selain itu juga protokol di pusat perbelanjaan atau mal.

Tak hanya itu, Risma juga akan mengupayakan rapid test untuk para pegawai di mal, supermarket, minimarket, dan pertokoan. Hal itu untuk memastikan bahwa mereka benar-benar sehat sebelum melayani pelanggan.

"Nanti kalau kami ada rapid, kami akan prioritaskan itu, pegawai minimarket, pegawai supermarket, pegawai-pegawai toko. Kalau pasar hampir semua sudah," katanya.

Langkah itu, kata Risma, sama seperti yang sudah dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, ke para pedagang di pasar-pasar di Kota Pahlawan.

Risma mengaku tengah berkomunikasi dengan pemerintah pusat agar rencana rapid test massal bagi pegawai retail hingga karyawan pusat perbelanjaan bisa segera terealisasi.

"Kami akan melakukan rapid mudah-mudahan, ini saya sudah mohon ke Pak Menteri," ujarnya.

Hingga hari Minggu (7/6), jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Jawa Timur mencapai 5.948. Dari jumlah itu, 1.409 orang dinyatakan sembuh dan 483 orang meninggal dunia.

Sementara, jumlah kumulatif kasus positif di Surabaya per Sabtu (6/6) sebanyak 2.918 kasus, atau yang tertinggi di Jatim. Dari jumlah itu, 766 orang sembuh dan 282 meninggal dunia.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 6078220419528285701

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item