Selain Corona, Peneliti Temukan 6 Jenis Virus Baru pada Kelelawar

Selain Corona, Peneliti Temukan 6 Jenis Virus Baru pada Kelelawar naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - SARS-CoV-2 diduga kuat berasal dari mamalia kelelawar atau trenggiling, karena struktur molekul keseluruhannya yang mirip. Seperti menegaskan asal usul virus pencipta pandemi asal Wuhan, Cina, itu, para peneliti telah menemukan enam virus corona jenis lainnya pada kelelawar yang berbasis di Myanmar.

Penelitian yang dipublikasikan di PLOS ONE mencatat penemuan antara 2016 dan 2018, tapi tidak diyakini terkait dengan SARS-CoV-2 penyebab pandemi COVID-19. Tidak juga dengan wabah penyakit virus corona lainnya SARS dan MERS.

"Pandemik virus mengingatkan kita betapa dekatnya kesehatan manusia dengan kesehatan satwa liar dan lingkungan," ujar pemimpin penulis studi, Marc Valitutto, seperti dikutip dari laman New York Post.

Para peneliti saat itu mengumpulkan lebih dari 750 sampel air liur dan feses dari 464 kelelawar berbeda dari 11 spesies berbeda. Virus-virus baru ditemukan pada tiga spesies: kelelawar rumah kuning Asia yang lebih besar (Scotophilus heathii), kelelawar berekor keriput (Chaerephon plicatus), dan kelelawar berhidung daun Horsfield (Hipposideros larvatus)

Seperti dilaporkan laman Live Science, keenam virus corona itu diberi nama baru: PREDICT-CoV-90 (di kelelawar rumah kuning Asia), PREDICT-CoV-47 dan PREDICT-CoV-82 (di kelelawar berekor keriput) dan PREDICT-CoV-92, -93 dan -96, yang ditemukan di kelelawar berhidung daun Horsfield.

Valitutto, yang juga mantan dokter hewan di Program Kesehatan Global Smithsonian, menerangkan, di seluruh dunia, manusia berinteraksi dengan satwa liar dengan frekuensi yang semakin meningkat.

"Sehingga semakin kita memahami tentang virus ini pada hewan, apa yang memungkinkan mereka untuk bermutasi dan bagaimana menyebar ke spesies lain, semakin baik kita dapat mengurangi potensi pandemi," kata dia.

Dalam penelitian tersebut bahkan dipercayai bahwa ada ribuan virus corona—banyak di antaranya yang belum ditemukan—pada kelelawar. Menurut salah satu penulis penelitian, Suzan Murray, banyak virus corona mungkin tidak menimbulkan risiko bagi manusia.

"Pengawasan, waspada, penelitian, dan pendidikan, adalah alat terbaik yang kita miliki untuk mencegah sebelum terjadi pandemi," katanya.

Studi tambahan akan diperlukan untuk menentukan apakah virus corona yang ditemukan pada kelelawar Myanmar memiliki potensi penularan lintas spesies untuk lebih memahami risiko terhadap kesehatan manusia.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

Science 4959109762595799674

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item