Dampak Ngeri Wabah Corona: Amerika Serikat Resmi Resesi, Wall Street Amblas

Dampak Ngeri Wabah Corona: Amerika Serikat Resmi Resesi, Wall Street Amblas naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) dibuka melemah tajam pada perdagangan Kamis kemarin. AS yang resmi mengalami resesi langsung memberikan dampak negatif ke lantai bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut.

Ketiga indeks utama langsung masuk zona merah begitu bel tanda pembukaan perdagangan berbunyi. Indeks Dow Jones merosot 1,3% S&P 500 melemah 1% dan Nasdaq minus 0,7%.

Amerika Serikat resmi mengalami resesi setelah produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 32,9%. Kontraksi tersebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah AS.

Di kuartal I-2020, perekonomiannya mengalami kontraksi 5%, sehingga sah mengalami resesi.

Bukan kali ini saja AS mengalami resesi, melansir Investopedia, AS (negara dengan nilai ekonomi terbesar dimuka bumi ini) sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami empat kali resesi, termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008.

Artinya, resesi kali ini akan menjadi yang ke-34 bagi AS.

AS bahkan pernah mengalami yang lebih parah dari resesi, yakni Depresi Besar (Great Depression) atau resesi yang berlangsung selama 1 dekade, pada tahun 1930an. Tetapi kontraksi ekonominya tidak sedalam di kuartal II-2020.

Selain sah mengalami resesi, data buruk lainnya juga datang dari pasar tenaga kerja. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah klaim pengangguran pada pekan lalu bertambah sebanyak 1,434 juta klaim, lebih tinggi dari pekan sebelumnya 1,422 juta klaim.

Sementara itu, Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan kebijakan moneternya. Sesuai prediksi banyak analis, Ketua The Fed, Jerome Powell mempertahankan suku bunga acuan 0 - 0,25%, dan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE) selama diperlukan guna membangkitkan perekonomian AS.

Powell saat mengumumkan kebijakan moneter dini hari tadi juga menyatakan terus meningkatnya kasus Covid-19 di AS membuat pemulihan ekonomi berjalan lambat.

Artinya, kebijakan suku bunga rendah dan QE akan ditahan cukup lama, mengingat perekonomian AS masih jauh dari kata bangkit. The Fed melihat perekonomian sudah mulai pulih, tetapi masih sangat jauh dari level sebelum virus corona menyerang dunia.

Related

News 2358748473918829431

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item