Dampak Wabah Corona di Indonesia: Pengangguran Melonjak, Utang Pemerintah Meningkat

Dampak Wabah Corona di Indonesia: Pengangguran Melonjak, Utang Pemerintah Meningkat,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pandemi virus corona memukul berbagai sektor mulai dari perekonomian sampai kesehatan. Kondisi itu juga berdampak nyata dari segi pengangguran di Indonesia yang bakal meningkat.

Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya karyawan terkena PHK. Tak hanya itu, virus corona juga membuat pemerintah memutar otak karena penerimaan seret, sehingga harus menambah utang.

Berikut ini selengkapnya mengenai kondisi tersebut:

Pengangguran diprediksi meningkat

Kementerian Keuangan telah mengeluarkan prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi hanya akan berkisar antara minus 0,4 hingga 1 persen. Keadaan itu bakal menyebabkan angka kemiskinan dan pengangguran meningkat.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional, Suminto, memproyeksikan jumlah pengangguran akan meningkat di kisaran 4,03 juta orang sampai 5,2 juta orang di tahun 2020. Angka tersebut juga akan berbanding lurus dengan naiknya kemiskinan.

"Kemiskinan akan bertambah sekitar 3,02 juta hingga 5,71 juta orang," ungkap Suminto dalam webinar Infobank.

Suminto menyatakan bahwa pemerintah akan merancang berbagai kebijakan dan stimulus untuk menahan kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran.

Namun, di sisi lain pemerintah juga tak membuka lowongan CPNS yang biasanya cukup signifikan menyerap tenaga kerja.

Utang baru pemerintah capai Rp 421 T di semester I 2020

Kementerian Keuangan melaporkan pembiayaan utang pemerintah selama semester I 2020 mencapai Rp 421,5 triliun. Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipatnya jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 181,2 triliun.

Berdasarkan laporan semester I APBN 2020, penarikan utang baru tersebut terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rp 430,4 triliun (neto) dan pinjaman minus Rp 8,9 triliun (neto).

Tingginya pembiayaan utang hingga akhir Juni 2020 sejalan dengan langkah extraordinary pemerintah dan pelebaran defisit anggaran menjadi 6,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akibat pandemi virus corona.

"Pelebaran defisit merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan countercyclical di mana ketika ekonomi melemah, pemerintah perlu step in untuk memberikan stimulus untuk perbaikan ekonomi," tulis bahan laporan semester I APBN 2020.

Selanjutnya, pelebaran defisit itu dinilai sebagai bagian dari pelaksanaan kebijakan countercyclical. "Di mana ketika ekonomi melemah, pemerintah perlu step in untuk memberikan stimulus demi perbaikan ekonomi," tulisnya.

Related

News 6467439832479213534

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item