Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, Harga Emas Terus Naik 6 Minggu Beruntun

Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, Harga Emas Terus Naik 6 Minggu Beruntun, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Dalam sepekan terakhir, harga emas mengalami penguatan 0,59%. Ini sekaligus menandai penguatan beruntun minggu keenam bagi logam mulia tersebut.

Pada perdagangan spot Jumat (17/7/2020), harga emas dipatok di US$ 1.808,9/troy ons. Kenaikan tak terbendung harga emas dipicu oleh risiko ketidakpastian global yang meningkat.

Sudah lebih dari satu semester merebak, wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tak juga menunjukkan tanda usai, malah makin merebak. Jumlah penderita Covid-19 secara global telah mencapai 14 juta orang. Angka kematian tembus sampai 600 ribu jiwa.

Amerika Serikat (AS) dengan jumlah kasus terbanyak masih terus melaporkan rekor kenaikan infeksi barunya. Pada hari Kamis (16/7/2020) waktu setempat, AS melaporkan ada tambahan kasus lebih dari 77 ribu dalam sehari.

Kenaikan kasus yang signifikan dikhawatirkan memicu kembali diterapkannya lockdown. Hal tersebut membuat investor mencari suaka dan memilih emas sebagai aset safe haven untuk dimasukkan ke dalam portofolio mereka.

Banjir stimulus yang masif dari pemerintah dan bank sentral berpotensi memicu inflasi yang tinggi di masa depan. Ini menambah prospek emas menjadi semakin berkilau.

Suku bunga acuan yang dipangkas secara agresif hingga mendekati nol persen seperti di AS yang dilakukan oleh The Fed hingga aksi pembelian aset-aset keungan oleh bank sentral telah membuat imbal hasil obligasi turun.

Jika ditambah dengan tingkat inflasi inti di AS yang berada di kisaran 1,2% maka tingkat suku bunga riil sejatinya sudah berada di teritori negatif, sehingga opportunity cost untuk memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas menjadi lebih murah.

"Suku bunga riil negatif, menggelembungkan neraca bank sentral, dolar AS yang lebih lemah dan kasus Covid-19 yang terus meningkat meningkatkan daya tarik logam mulia sebagai aset safe-haven," kata ahli strategi komoditas ANZ Soni Kumari.

"Meskipun langkah-langkah stimulus moderat yang diambil akhir-akhir ini, bank sentral berupaya untuk meyakinkan pasar bahwa mereka belum merogoh kantong yang paling dalam jika stimulus lebih lanjut diperlukan," kata Rory Townsend, kepala penelitian emas WoodMac.

"Skala stimulus sejauh ini akan cukup untuk menjaga harga emas," Townsend menambahkan. Hal itu menjadi salah satu alasan emas diramal terus melesat. Para analis memprediksi emas akan memecahkan rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons yang dicapai pada September 2011 lalu. Bahkan jauh lebih tinggi lagi.

Diego Parrilla yang memimpin Quadriga Igneo Fund memprediksi emas akan mencapai US$ 3.000/troy ons dalam 3 sampai 5 tahun. Parrilla memberikan prediksi tersebut saat diwawancara oleh Bloomberg di pekan ini yang dikutip Kitco.

Related

News 5029681513932525576

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item