Fakta-fakta di Balik Piyama Mahal yang Kini Jadi Tren di Dunia (Bagian 1)

Fakta-fakta di Balik Piyama Mahal yang Kini Jadi Tren di Dunia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Piyama jadi busana sehari-hari. Ini adalah dampak dari gaya hidup slow living.

“Istirahat itu sebuah kemewahan,” kata Christine Lafian, 33 tahun, pemilik SUKU Home yang menjual busana tidur dan perlengkapan (bedding set).

Pendapat itu muncul pertama kali saat Christine masih jadi pekerja industri retail fesyen kala dirinya berusia awal 20-an.

“Karena kerjanya di toko, jadi mesti berdiri dari jam 9 pagi sampai jam 8 atau 9 malam. Setelah itu nggak mau langsung pulang karena sebagai anak muda rasa fear of missing out masih tinggi banget. Akhirnya selesai kerja ya hangout sama teman-teman. Baru sampai rumah jam 2 pagi tidur, dan harus bangun dan siap-siap kerja lagi jam 6 pagi,” lanjut Christine.

Lama-lama perempuan yang merupakan perantau dari Makassar ini merasa lelah dengan rutinitas yang dijalani bertahun-tahun dan lantas mencari ritme hidup yang lebih tenang juga sehat.

“Awalnya cuma mikir aku butuh ruang nyaman untuk diriku sendiri. Ruang untuk istirahat yang proper dengan perlengkapan yang nyaman. Maka dari itu aku bikin bedding set. Produksi di small workshop di Bali, karena diberitahu family friends kalau ada tempat produksi yang baik di sana.”

Bedding set kemudian menjadi barang dagangan Christine yang memutuskan untuk berhenti jadi pekerja retail dan membuka usaha seperti orangtuanya.

“Kurasa brand ini survive juga karena orang-orang di sini (Melbourne) tahun 2014 mulai aware dengan pola konsumsinya. Mereka mau tahu bagaimana barang itu dibuat dan dampaknya. Kita memang gak mungkin 100% sustainable karena the whole idea of consuming is not sustainable at all, jadi yang kita bisa cuma meminimalisir dampak.

“Dalam kasus kami dengan produksi handmade (mulai dari pewarnaan kain, pembuatan motif), pakai material bambu rayon, dan memastikan tidak ada kain yang terbuang,” kata perempuan dengan latar belakang pendidikan desain grafis.

Tadinya sisa kain dijahit busana tidur, kemudian dijual dan jadi laris. Salah satunya karena tidak hanya bisa dipakai tidur tetapi bisa juga cocok dipakai beraktivitas di luar rumah lantaran motifnya menarik.

Busana tidur pun resmi jadi ekspansi usaha Christine. Pada 2016 Christine menjual busana tidur secara offline di Jakarta dan Bali, dan mendapat respons positif lantaran melakukan pendekatan pemasaran yang personal: mendekati penggerak komunitas dan menyuarakan kisah mereka melalui jurnal.

Serba serbi piyama versatile

Seiring waktu, produk busana tidur yang lebih versatile semakin mudah ditemui di pasaran. Terutama lewat media sosial. Setidaknya ada dua fenomena besar yang melatari berkembangnya jenis busana tersebut pada beberapa tahun belakangan ini.

Pertama, maraknya piyama bisa dilihat sebagai salah satu dampak dari permasalahan manusia dengan kualitas tidurnya. Dalam The Sleep Revolution (2016), Arianna Huffington menjabarkan bahwa berkurangnya kualitas tidur adalah permasalahan global yang semakin marak dialami sekitar 10 tahun terakhir.

Huffington menampilkan hasil studi yang menyebut bahwa di Tokyo, Dubai, Singapura, Hong Kong, dan Las Vegas, rata-rata durasi tidur individu adalah enam jam per malam (seharusnya minimal tujuh jam).

Aktivitas tersebut kemudian berdampak pada industri retail kopi yang semakin marak, industri obat tidur yang menambah jumlah produksi, maupun industri minuman berenergi.

Penyebab menurunnya kualitas tidur ini beragam. Kondisi finansial yang memaksa orang lebih banyak bekerja, kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif, dan keinginan orang untuk selalu terkoneksi di dunia maya adalah beberapa penyebab.

Para pekerja keras kerap mengorbankan waktu tidur demi kegiatan rekreasional lain seperti maraton film atau main media sosial. Pada satu sisi hal tersebut memang menghibur, namun sisi lainnya memberi efek yang kurang baik bagi tubuh.

Fenomena burnout—yang dialami milenial di seluruh dunia—juga berperan. Milenial yang merasa tertekan akibat adanya berbagai ekspektasi lingkungan sosial, lingkungan kerja, lingkungan lembaga pendidikan, serta tanggung jawab besar yang terasa sebagai beban, bisa membuat seseorang merasa penat, mengalami gangguan kecemasan atau gangguan mental lain yang juga berefek pada permasalahan tidur.

Baca lanjutannya: Fakta-fakta di Balik Piyama Mahal yang Kini Jadi Tren di Dunia (Bagian 2)

Related

News 4495396954110381154

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item