Jika Indonesia Kena Corona Gelombang Kedua, Investasi Asing Bakal Kabur

Naviri Magazine - Pemerintah diminta untuk mewaspadai gelombang kedua pandemi virus corona. Sebab jika ini terjadi, investasi akan makin sulit diandalkan, perekonomian juga semakin tertekan. 

Kepala Ekonom Bank BNI, Ryan Kiryanto, menjelaskan jika Indonesia terkena gelombang kedua, investor asing akan kabur dari Tanah Air. Bahkan investor yang saat ini masih ‘wait and see’ pun diproyeksi tak akan jadi masuk ke Indonesia. 

“Kalau gelombang kedua kita kena, investor asing ini enggak akan jadi masuk ke kita,” kata Ryan dalam diskusi online ‘Peran Perbankan Memulihkan Perekonomian Saat New Normal,’ Jumat (17/7). 

Menurut dia, investor asing tersebut akan menaruh dananya ke negara yang telah selesai melewati pandemi. Untuk itu, Ryan meminta agar pemerintah mulai mewaspadai hal itu dan masyarakat juga harus disiplin mematuhi protokoler kesehatan COVID-19. 

“Jadi mereka akan masuk ke negara yang sudah selesai menghadapi ini. Mereka enggak akan ke negara yang terkena gelombang kedua,” jelasnya. 

Sebelumnya, Bank Dunia juga memproyeksi ekonomi Indonesia akan terkontraksi jika terkena gelombang kedua. Pertumbuhan ekonomi diprediksi sentuh angka minus 2 persen di tahun ini. 

Namun dalam kondisi yang lebih optimis, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia nol persen hingga akhir tahun ini. Perekonomian akan mulai pulih di 2021 sebesar 4,8 persen dan 2022 sebesar 6 persen. 

“Dalam kasus Indonesia kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun hingga nol persen pada 2020. Ini didasarkan pada tiga hal, pertumbuhan ekonomi global, ekonomi Indonesia kembali dibuka, dan tidak ada gelombang infeksi kedua," ujar Country Director World Bank Indonesia Satu Kahkonen dalam video conference e-Launch Economic Prospect Report.