Riset Membuktikan, Kantor atau Tempat Kerja Jadi Sumber Penularan Virus Corona

Riset Membuktikan, Kantor atau Tempat Kerja Jadi Sumber Penularan Virus Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkap wilayah perkantoran menjadi salah satu klaster penularan virus corona. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga menyatakan hal serupa.

Anies menuturkan berdasarkan tes Covid-19 yang dilakukan oleh Pemprov DKI, kantor dan komunitas warga menjadi dua tempat paling rawan penyebaran Covid-19.

Selain perkantoran, Satgas Covid-19 juga menyebut lokasi lain yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 adalah pasar, pelelangan ikan, pesantren, fasilitas kesehatan, seminar, mal, dan tempat ibadah.

Penularan di perkantoran ini sebelumnya juga sudah sempat dibuktikan lewat beberapa studi sebagai berikut.

Kepadatan kantor

Studi di Korea Selatan menunjukkan bagaimana seorang yang sakit bisa menularkan orang lain di kantor layanan pelanggan (call center) pada Maret lalu.

Studi bermula dari penelusuran infeksi setelah seorang karyawan merasa sakit Covid-19. Petugas kesehtan lantas mengetes 1.143 pekerja lain. Ternyata 97 orang positif.

Dari total 216 orang yang bekerja di lantai yang sama, sebanyak 94 positif. Dengan demikian, 43,5 persen orang yang bekerja pada lantai yang sama ikut tertular.

Mereka duduk berdekatan satu sama lain. Sehingga, kesimpulan studi ini menunjukkan Covid-19 bisa sangat menular di kantor yang padat seperti call center.

Studi ini dipublikasikan pada jurnal Emerging Infectious Diseases, seperti ditulis The Telegraph.

Kontak permanen dalam waktu lama

Kontak permanen dalam ruangan yang sama dalam kantor dengan periode waktu yang lama jadi alasan terjadinya penularan.

Dalam studi lain di Korea Selatan, dijelaskan bagaimana penularan terjadi pada sebuah gedung call center di lantai 11.

Sebanyak 13 karyawan bekerja bersama di meja panjang. Dari hasil tes, 9 dari 13 karyawan itu dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Mereka duduk dalam ruang tertutup bersama 137 pekerja lain yang duduk di meja panjang berbeda. Dari total pekerja di ruangan itu, 79 (57,6 persen) ternyata positif.

Pengetesan juga dilakukan di ruangan berbeda di lantai yang sama di gedung itu. Ruangan ini tidak setertutup ruang call center. Hasilnya, hanya lima pekerja yang dites positif.

Hasil tes di lantai lain menunjukkan hanya tiga orang yang dites positif dari total 927 orang (0,3 persen). Padahal mereka menggunakan lobi, elevator, dan area bersama dengan pekerja di ruangan call center.

Sehingga, penyebaran virus sebagian besar terbatas pada satu ruang dipenuhi karyawan yang duduk di meja yang sama, seperti dikutip dari El Pais.

Kesimpulannya, terdapat empat faktor penularan di kantor. Kontak dekat, kontak dalam waktu lama, kontak dengan banyak orang, dan di ruang tertutup.

Fasilitas bersama meningkatkan penularan

Dilansir dari BBC, studi dari American Society for Microbiology menunjukkan cepatnya penularan virus di kantor. Peneliti ara peneliti menempatkan sampel virus yang tidak berbahaya pada pegangan pintu atau meja di kantor.

Area pertama yang terkontaminasi adalah tempat beristirahat para pekerja. Dalam 2 sampai 4 jam, virus dapat dideteksi pada 40 persen hingga 60 persen pekerja, pengunjung, dan benda yang biasa disentuh.

Kebersihan yang buruk dari pekerja kantor dapat memperburuk hal ini juga. Sebuah survei di Inggris pada 2019 menunjukkan bahwa hanya 61 persen pekerja kantor di Inggris yang mencuci tangan dengan benar dengan air hangat dan sabun setelah dari toilet.

Ruangan tertutup, ventilasi buruk

Studi para peneliti di Wuhan, China, menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 bisa bertahan lama di udara dengan kondisi ramai dan padat orang. Selain itu, potensi penularan juga makin tinggi pada tempat tertutup tanpa ventilasi yang baik.

Menurut studi dari Universitas Wuhan tersebut, apabila seorang positif Covid-19 batuk di ruang publik, maka virus bisa bertahan di udara di daerah itu bahkan setelah orang tersebut telah pergi.

Sebelumnya ditemukan bahwa virus dapat terus bertahan di permukaan selama berminggu-minggu. Studi ini dilakukan dengan cara membuat perangkap aerosol di sekitar dua rumah sakit di Wuhan.

Aerosol adalah partikel padat atau cair dalam bentuk butiran sangat kecil sehingga bisa tertahan dalam partikel gas seperti udara, terutama di ruangan tertutup tanpa ventilasi yang baik.

Studi menemukan bukti bahwa virus itu tetap hidup di udara di ruang perawatan, supermarket, bangunan tempat tinggal, toilet, hingga restoran yang hanya mengandalkan AC sebagai sumber sirkulasi udara.

Namun, meski virus mampu bertahan di udara, para peneliti belum memastikan apakah airborne ini mampu menginfeksi.

Related

Science 5863523536347298120

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item