Wabah Corona Belum Usai, WHO Khawatir Akan Ada Lonjakan Kematian Baru

Naviri Magazine - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan terjadi lonjakan kasus kematian akibat peningkatan kasus terjangkit wabah virus corona (Covid-19). WHO pun mengatakan hal ini bukanlah kejutan baru.

"Kita mungkin melihat kematian mulai naik lagi karena kita baru benar-benar mengalami peningkatan yang cepat dalam kasus selama lima hingga enam minggu terakhir," kata Mike Ryan, Direktur Eeksekutif Program Darurat WHO.

"Saya tidak berpikir itu akan mengejutkan jika kematian mulai meningkat lagi... Akan sangat disayangkan, tetapi itu mungkin terjadi," tambanya.

Pandemi ini setidaknya sudah menunjukkan tanda-tanda percepatan karena ribuan kasus tambahan dilaporkan setiap hari. Amerika Latin menjadi salah satu wilayah yang buruk.

WHO pun mengaku prihatin pada perkembangan kasus di Amerika Utara. Di luar Kanada, misalnya AS kasus terus menembus rekor baru.

"Jika Anda membayangkan bahwa di suatu tempat di bulan April dan Mei kami berurusan dengan 100.000 kasus per hari, hari ini kami menangani 200.000 kasus per hari," kata Ryan.

Meski demikian, ia mengakui sejumlah penemuan telah membantu penyembuhan kasus. Meski ada yang meninggal, diharapkan lebih banyak lagi pasien akan tertolong.

Masih berbicara soal konteks yang sama, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa saat ini sebenarnya kasus kematian tercatat menurun. Namun bukan berarti tak akan ada peningkatan dalam waktu dekat.

"(Kasus di) banyak negara, ini sedang meningkat," kata Tedros.

Peningkatan kematian akibat virus corona dapat dikaitkan dengan lokasi tempat terjadinya penyebaran wabah, seperti panti jompo. Negara-negara lain juga harus merevisi jumlah kematian mereka bergerak maju, sebab makin banyak kematian yang dikaitkan dengan Covid-19.

Saat ini, hampir 12 juta orang terinfeksi corona. Data Worldometers mencatat kasus sebanyak 11.956.877, di mana ada 546.765 kematian.

Pasien sembuh berjumlah 6.903.468. Kasus aktif sebanyak 4,5 juta dengan 4,4 kasus ringan sedang dan 58 ribu kasus serius.