Apa Alasan Microsoft Bersedia Membeli Aplikasi TikTok?

Apa Alasan Microsoft Bersedia Membeli Aplikasi TikTok? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Microsoft menyatakan berencana untuk mengakuisisi aplikasi China, TikTok. Hal itu dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana melarang TikTok beroperasi di AS jika tidak melakukan divestasi paling lambat pada 15 September 2020.

Ketertarikan Microsoft terhadap TikTok menjadi sebuah kejutan. Sebab, Tiktok berbeda dengan demografis bisnis Microsoft selama ini.

Melansir The Verge, data pengguna adalah daya tarik utama Microsoft mencalonkan diri sebagai perusahaan yang akan mengakuisisi TikTok. Microsoft kemungkinan akan menggunakan data pengguna TikTok untuk membantu pengembang sejumlah perangkat lunak dan perangkat keras di masa depan.

Sebelum data TikTok digunakan, raksasa perangkat lunak itu telah lama menggunakan platform Xbox Live untuk membantu proyek perangkat lunak dan perangkat keras yang dikerjakan oleh Microsoft Research.

Misalnya, Microsoft mengembangkan dan meningkatkan HoloLens setelah memahami bagaimana orang berinteraksi dan menggunakan aksesori Kinect untuk Xbox lewat platform Xbox Live.

Selama ini, Microsoft dinilai hanya memiliki data yang diperlukan tentang penggunaan bisnis perangkat lunak. Perusahaan itu belum memiliki data layanan konsumen murni seperti TikTok, yang membuat perusahaan memiliki kekurangan pemahaman tentang perilaku konsumen.

Microsoft juga telah berusaha keras untuk mengadaptasi sistem operasi Windows-nya agar lebih ramah konsumen dengan aplikasi pembuatan video, tetapi TikTok menawarkan cara mudah bagi jutaan orang untuk membuat video dari ponsel mereka.

Jika akusisi TikTok berhasil, Microsoft akan mendapat jalur langsung ke jutaan anak muda yang menggunakan aplikasi itu untuk menonton video dan bahkan mereka yang menggunakannya untuk membuat konten.

Microsoft dapat memanfaatkan akses langsung ke pengguna TikTok dengan iklan untuk Surface, Xbox, dan produk lainnya, atau bahkan sebagai proyek streaming game-nya.

Khusus proyek streaming game, Microsoft telah menggunakan Mixer untuk streaming game Xbox. Namun, layanan itu tidak pernah mendapatkan cukup daya tarik dan perusahaan terpaksa melakukan kesepakatan dengan Facebook untuk integrasi xCloud.

Akan sangat menarik membayangkan menonton video Call of Duty di TikTok, kemudian dapat mengklik dan langsung memainkan game saat streaming ke ponsel melalui layanan xCloud Microsoft.

Tak hanya itu, akusisi TikTok akan kan menjadi gerbang lain ke dunia mobile AR (augmented reality) dan mendukung proyek kecerdasan buatan (AI) Microsoft. Sebab, TikTok sudah menggunakan AI dan AR untuk berbagai fitur.

Lebih dari itu, Microsoft akan menempatkan TikTok sebagai pesaing YouTube dan Facebook.

Melansir CNN, Microsoft mungkin akan menggelontorkan dana US$25 miliar Rp367 triliun untuk mengakuisisi TikTok. Jumlah itu bisaa dicapai mengingat kapitalisasi Microsoft saat ini  US$80 miliar atau Rp1.176 triliun.

Analis Wedbush Dan Ives memperkirakan nilai TikTok dapat mencapai US$200 miliar hanya dalam beberapa tahun mengingat jumlah pengguna yang naik sangat drastis. Analis DA Davidson Rishi Jaluria juga mengatakan TikTok memiliki potensi untuk tumbuh secara eksponensial, terutama karena penggunaan media sosial telah meledak selama pandemi virus corona.

Para analis juga menilai akuisisi TikTok akan membawa Microsoft ke arah bisnis konsumen. Sebab, Microsoft gagal meraih kesuksesan lewat platform Mixer, Bing dan telepon Windows.

"TikTok mungkin menjadi cara bagi Microsoft untuk menumbuhkan kehadiran konsumen dan bisnis konsumen mereka," kata Jaluria.

Related

News 7196675690040141916

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item