Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia (Bagian 4)

Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia - Bagian 3). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pada 17 September 1931, hanya beberapa hari setelah pembuatan kisah Tintin di Amerika, si seniman menawarkan beberapa iklan, melibatkan Tim l'écureuil, pahlawan Amerika Serikat, dan memberikan beberapa cuplikan gambar yang ditampilkan pada majalah orang-orang Brusel, L'Innovation.

Beberapa tahun berikutnya, petualangan itu didesain ulang pada harian Le Petit Vingtième menjadi Popol et Virginie au Far West (Februari 1934). Hanya dalam kisah inilah Hergé menampilkan binatang sebagai Antropomorfisme.

"Aku mencoba untuk mengkasting binatang-binatang itu, dan aku merasa bahwa hal itu tidak membuat ceritanya berkembang. Sehingga aku putuskan untuk kembali ke karakter manusia saja," ujar Hergé.

Pada 1931-1932, Hergé menandatangani kontrak dengan penerbit Casterman, yang setelah memberikan "kompensasi" pada Norbert Wallez, mendapat hak untuk mengedit dan menerbitkan serial komik tersebut dalam bahasa Perancis.

Pada 20 Juli 1932, Hergé menikah dengan Germaine Kieckens (1906-1995), dengan restu Norbert Wallez, dan pemberkatan pernikahannya dilakukan di sebuah gereja di Brusel. Pasangan baru itu tinggal di jalan Knapen nomor 10, Schaerbeek, Belgia.

Petualangan Tintin di Amerika berakhir pada 20 Oktober 1932, dan Casterman menerbitkan kisah komiknya untuk pertama kali di paruh akhir tahun itu. Pihak penerbit Casterman menawari Hergé kerjasama untuk menerbitkan cerita komik lepasannya dalam album komik, yang diperkirakan akan menjadi cerita terkenal di Perancis dan dunia.

Menuju ke Timur

Pada 8 Desember, 1932, muncul "Aventures de Tintin reporter en Orient" (versi awal dari kisah Cerutu Sang Firaun) di Le Petit Vingtième halaman awal. Untuk pertama kalinya, Herge membuat kisah petualangannya kali ini seperti layaknya kisah detektif, dimana kita dapat menemukan adanya parameter "misteri".

Menurut B. Peeters, kisah "Cerutu Sang Firaun" menampilkan intisari cerita serial detektif yang disampaikan dengan gaya bertutur naratif. Dalam kisah tersebut, kita bisa menemukan adanya kutukan, perkumpulan rahasia, setan yang sangat hebat, dan juga racun yang sangat mematikan.

Selama pembuatannya, Hergé berinteraksi dengan para pembacanya di harian Le Petit Vingtième, setiap minggu, dengan membuat apa yang disebut sebagai "Misteri Tintin", dimana para pembaca harus menawarkan penyelesaian kepada Tintin, agar ia tetap bisa berpetualang.

Kutukan dari Mesir ada pada edisi awal di tahun 1930. Sementara itu, di dunia nyata, penerbit Casterman beberapa tahun sebelumnya menerbitkan buku yang menjadi top-seller, yang bercerita tentang kisah misteri Tutankhamun. Tapi dalam kisah komik, Cerutu Sang Firaun, bukan lebih mementingkan cerita tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Mesir (Egyptology), tapi lebih ke arah perdagangan obat dan senjata, khususnya yang terjadi di Laut Merah pada waktu itu.

Selain itu, Hergé terinspirasi oleh autobiografi Henry de Monfreid, berjudul Les Secrets de la mer Rouge (1931), yang penuh petualangan. Sejak halaman pertama kisah Cerutu Sang Firaun, dimunculkan dua tokoh baru, dua agen polisi bernama X 33 dan X 33, dimana nantinya bernama Dupont dan Dupond.

Kisah Cerutu Sang Firaun berakhir pada halaman 124, yang diselesaikan pada 8 Februari 1934.

Di awal tahun 1930-an, Hergé juga membuat beberapa komik untuk keperluan periklanan, dan satu yang paling terkenal adalah Cet aimable M. Mops, yang terdiri dari delapan kotak, dan dibuat dalam sebuah kalendar yang diterbitkan oleh sebuah pusat perbelanjaan di Brussels (1932), dan juga Les Mésaventures de Jef Debakker (empat kotak) yang dibuat untuk Briquettes Union (sekitar tahun 1934).

Tchang Tchong-Jen: Pencapaian kerja Hergé

Empat judul kisah Petualangan Tintin yang pertama masih belum terarah, dan ceritanya masih terasa canggung, dan ini diakui oleh Hergé sendiri dalam suatu wawancara:

“Empat judul pertama itu bagiku hanyalah permainan, dan bukan suatu karya nyata. Dan itu berubah sejak judul Lotus Biru.”

Selama musim semi 1934, setelah mempekerjakan dua orang kolaborator (Jose De Launoit dan Adrien Jacquemotte) di bengkel seni Hergé di Brusel, Georges Remi memberitahu penerbit Le Petit Vingtième akan apa yang dikerjakan setelah Cerutu Sang Firaun, mengirim jurnalis muda itu ke Timur Jauh, tepatnya ke China.

Jamin sangat cepat dalam menggambarkan sebuah gambar promo dari suatu negara yang akan dikunjungi Tintin, di harian Le Petit Vingtième. Dan ketika membacanya, para pembaca merasa bahwa jurnalis muda ini akan dibunuh orang-orang China!

Setelah membaca penggambaran mengerikan tentang China yang digambarkan oleh kolaborator Hergé, seorang rahib Father Gosset, pendeta dari gereja yang banyak dikunjungi siswa-siswa China di Universitas Katolik Leuven, memaksanya untuk menulis sebuah surat untuk lebih memberikan gambaran lebih serius dan benar tentang China.

Akhirnya, Hergé bertemu dengan salah satu murid muda China di Académie Royale des Beaux-Arts, Brusel, Zhang Zhong-Ren (1907-1998). Pertemuan ini memberikan banyak informasi pada Hergé, segala aspek mengenai China, antara lain di bidang sejarah, geografi, bahasa, seni, literatur, dan filosofi.

Sebelum pertemua itu, Hergé mendapatkan gambaran tentang orang-orang China yang tidak benar, seperti "memakan sarang-sarang burung", membuang anak-anak kecil yang tidak diinginkan ke sungai, seperti yang sudah ditulis Jamin beberapa hari sebelumnya:

"Ini adalah suatu masa ketika aku mulai melakukan banyak penelitian dan pencarian sumber-sumber terpercaya dari orang-orang ataupun negara dimana aku akan mengirimkan Tintin."

Chang menjadi tokoh kunci dalam karya-karya Hergé selanjutnya, dimana dalam suatu kisah ia diselamatkan dari bahaya tenggelam oleh Tintin, dan akhirnya menjadi salah satu teman sejatinya selama petualangannya. Walaupun begitu, kisah Lotus Biru lebih mengedepankan pesan politik dibanding menjadi kisah untuk anak-anak.

Kisah kelima ini menjadi kisah yang sarat penelitian mendalam dan terbaik sepanjang karier penulisan Hergé.

Sejak 1931, Jepang berusaha mengkolonialisasi China, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negeri "matahari terbit". Pendudukan Manchuria (provinsi sebelah utara China) dimulai sejak penyelesaian pembangunan rel kereta api Jepang di daerah ini (dekat Shenyang).

Penyerangan terhadap pembangunan rel kereta api itu nampaknya sudah direncanakan oleh pihak Jepang, untuk memberikan alasan padanya untuk melakukan pendudukan pada provinsi itu. Herge memasukkan peristiwa ini dalam komiknya, dan digambarkan sebuah "serangan palsu" pada rel kereta api, yang sesungguhnya penyerangan itu dilakukan oleh pihak Jepang sendiri.

Hergé aktif mengikuti perkembangan berita-berita di tahun 1934-1935 tentang Sino, Jepang, dan hal ini juga dilukiskan dalam kisah ini. Petualangan ini berakhir pada 17 Oktober 1935, di kotak terakhir halaman 124.

Lotus Biru, 1936-1939, menjadi kisah komik terbaik di China, tapi tidak di Tokyo, karena duta besar Jepang di Brusel merasa tertanggu dengan pemgambaran kisah itu.

Selama masa ini, "ayah" Tintin tetap bekerja membuat ilustrasi buku dan periklanan. Salah satunya adalah Paul Werrie, pengarang Légende d'Albert Ier roi des Belges, dimana pengarangnya akhirnya wafat pada (17 Februari 1934) karena kecelakaan dalam kegiatan olahraga mendaki gunung.

Baca lanjutannya: Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia (Bagian 5)

Related

History 2957178087712159416

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item