Ini 4 Kiat Nikah Hemat di Tengah Pandemi Corona

Ini 4 Kiat Nikah Hemat di Tengah Pandemi Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Bagi banyak orang, pernikahan adalah momen sakral yang menandai dimulainya fase baru dalam kehidupan. Itu sebabnya ikrar perkawinan tak pernah menjadi peristiwa yang tiba-tiba, melainkan terencana dan diatur sedemikian rupa agar berkesan dan kekal dalam ingatan.

Mereka bahkan rela menguras tabungan untuk menggelar pesta dan mengundang orang-orang terdekat agar turut serta di dalamnya.

Tapi pesta pernikahan tak berarti harus selalu mahal. Di masa pandemi covid-19 ini konsep acara bisa disederhanakan tanpa perlu khawatir jadi bahan gunjingan.

Budget yang dikeluarkan pun dapat ditekan sehingga uang yang telah disiapkan calon mempelai bisa disimpan untuk kebutuhan pasca menikah.

Jika Anda merupakan salah satu yang ingin menikah dalam waktu dekat, ada baiknya menyimak sejumlah tips berikut ini:

Cermat Menentukan Jumlah Undangan

Dalam pesta atau resepsi pernikahan, terkadang banyaknya undangan yang disebar tak berbanding lurus dengan jumlah tamu yang datang. Tamu yang hadir bisa dua kali lipat lebih banyak.

Sebab sebuah undangan bisa mewakili satu keluarga yang rata-rata terdiri dari tiga orang yakni suami, istri dan anak.

Namun, di masa pandemi ini, hal sebaliknya sangat mungkin terjadi. Jumlah tamu yang datang bisa lebih sedikit dari jumlah undangan yang disebar lantaran orang-orang masih khawatir dengan tingginya angka penyebaran covid-19 dan memilih menghindari kerumunan.

Menurut event planner dari creativethinking.co Fiqih Hadi perlu kecermatan dalam menentukan jumlah undangan. Hal ini penting untuk mencegah tamu yang datang tidak membludak.

Apalagi protokol kesehatan yang perlu dijalankan selama acara berlangsung cukup ketat mulai dari pemakaian sarung tangan, masker hingga menjaga jarak.

Di sisi lain, kecermatan menentukan undangan juga diperlukan agar hidangan hingga souvenir yang disiapkan mempelai tak mubazir. Bahkan idealnya, menurut Fiqih, undangan hanya disebarkan kepada keluarga calon mempelai pria dan wanita serta teman-teman terdekat.

"Jadi selama masa pandemi ini orang-orang pengen konsepnya tetap jalan tapi pakai protokol kesehatan dan konsepnya intimate wedding yang cuma dihadiri orang-orang terdekat saja," ucapnya.

Padatkan Agenda Acara

Penentuan waktu serta durasi acara juga penting untuk dioptimalkan dalam penyelenggaraan pesta pernikahan di era pandemi covid-19. Sebab hal ini berkaitan dengan dengan biaya sewa gedung atau tempat resepsi digelar.

Semakin lama waktu penyelenggaraan, maka semakin mahal pula biaya yang perlu dikeluarkan. Di samping itu, dengan jumlah tamu undangan yang lebih sedikit, nampaknya acara seperti salam-salaman dan foto bersama tak butuh waktu yang lama.

Pertimbangan lainnya adalah sulitnya mengurus perizinan kepada otoritas setempat. Kemudian, dengan padatnya agenda biaya untuk hidangan kepada para tamu undangan juga dapat ditekan.

"Katering juga disesuaikan sama tamu undangan dan pasti acaranya pun yang efektif cuma sampai akad. Selain itu budget juga bisa dihemat sampai 50 persen," tutut Fiqih.

Resepsi Virtual

Konsep resepsi secara virtual juga perlu jadi pertimbangan bahkan disarankan bagi calon mempelai jika tetap ingin mengundang banyak orang untuk hadir dalam pesta pernikahan.

Kehadiran fisik, dalam hal ini, tak diperlukan namun acara dapat tetap berlangsung khidmat jika wedding organizer yang dipilih punya teknologi dan kemampuan videografi yang mumpuni.

"Untuk tamu-tamu yang tak bisa hadir langsung, bisa tetap menikmati acara tersebut. Malah sekarang platform untuk siaran videonya udah macam-macam. Bukan cuman zoom, live di Instagram pun bisa," terang Fiqih.

Biayanya, menurut Fiqih, juga tak terlalu mahal karena banyak event organizer yang kini menyediakan paket intimate wedding di mana pengantin dapat menikmati fasilitas virtual wedding, dekorasi rumah, rias, dokumentasi, hingga makanan untuk porsi tertentu.

"Kalau untuk budget intimate wedding biasanya di kisaran Rp7 juta sampai Rp20 juta. Tergantung paketnya," jelasnya.

Akad di KUA atau Rumah Ibadah

Terakhir dan yang tak kalah penting adalah menentukan tempat untuk melaksanakan akad. Calon pengantin bisa melakukan akad di KUA dan tak perlu menyediakan anggaran khusus untuk dekorasi dan lain-lain.

Sementara acara makan-makan dan bercengkerama dengan tamu undangan bisa dilakukan di salah satu restoran atau tempat makan yang telah dipesan secara khusus.

Selain itu, akad juga bisa dilakukan di rumah ibadah dengan memenuhi protokol kesehatan yang disyaratkan seperti memastikan peserta yang hadir negatif covid-19 hingga pembatasan peserta maksimal 20 persen dari kapasitas ruang.

Manajemen Keuangan Pasca Nikah

Selain urusan seremonial, calon mempelai juga harus bersiap dengan persoalan keuangan pasca menikah. Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan pengaturan keuangan yang tepat dibutuhkan bagi pasangan muda di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid-19.

Dengan tabungan yang masih tersisa setelah melaksanakan pernikahan, pengantin baru disarankan untuk mulai menyiapkan dana darurat untuk mengantisipasi hal-hal tak buruk seperti dirumahkan oleh perusahaan atau bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Untuk dapat menyisihkan lebih banyak dana darurat tersebut, kata Andi, pasangan pengantin baru dianjurkan menunda terlebih dahulu rencana untuk melakukan honeymoon.

Di samping itu, mereka juga dianjurkan untuk memilih tempat tinggal yang lebih murah untuk sementara waktu sampai pandemi berakhir dan perekonomian kembali pulih.

"Dengan adanya dana darurat, orang juga tak akan khawatir dengan ancaman PHK dan lain sebagainya. Setelah corona reda, baru ada kelonggaran untuk memilih hunian yang lebih baik, dari sisi kenyamanan atau jarak ke tempat kerja," ungkapnya.

Besaran dana darurat yang dibutuhkan sendiri idealnya adalah tiga kali dari gaji masing-masing pasangan. Dana tersebut bisa juga diinvestasikan ke instrumen yang liquid seperti reksadana pasar uang, deposito atau logam mulia.

Tips memilih reksadana pasar uang, menurut Andi, juga tak sulit yakni hanya memilih manajer investasi ternama dan memiliki reputasi baik. Lalu, bisa juga dengan melihat historical performance sebagai kriteria kedua.

"Jangan di pasar saham yang tinggi resikonya. Jangan sampai karena itu dana darurat ketika kita butuhkan nilainya malah anjlok. Jadi bisa dalam bentuk selain cash tapi tetap mudah dicarikan," tandasnya.

Related

Tips 4346901952307778747

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item