Mengapa Berenang Bisa Menyebabkan Lapar? Ini Penjelasan Ilmuwan

Naviri Magazine - Usai berenang, biasanya perut akan terasa lapar. Dalam waktu singkat, perut yang keroncongan dan kedinginan bakal dipenuhi dengan asupan mi instan yang hangat dan aromatik.

Namun untuk beberapa orang lain, sesi latihan tunggal berbasis darat dengan intensitas tinggi seperti lari, latihan ketahanan, dan sepeda sprint intermiten, telah terbukti mengurangi nafsu makan untuk sementara waktu.

Mengutip The Conversation, penelitian yang dilakukan sejumlah peneliti dari Inggris menyebut bahwa berenang memang menyebabkan lapar.

Peneliti membandingkan efek berenang versus bersepeda dan istirahat (kontrol).

"Kami menemukan bahwa nafsu makan dan asupan makanan meningkat setelah berenang pada pria dan wanita," tulis penelitian tersebut.

Penelitian dilakukan terhadap 32 orang dewasa sehat di bawah usia 40 tahun (17 pria dan 15 wanita) yang bisa berenang dan bersepeda untuk rekreasi (bukan profesional). Para peserta juga tak ada yang obesitas, tidak hamil, menstruasi lancar (karena siklus bulanan ini bisa memengaruhi nafsu makan).

Para peserta menyelesaikan ketiga uji coba (berenang, bersepeda, atau beristirahat) dalam urutan acak, dipisahkan oleh setidaknya empat hari - sehingga efek dari uji coba sebelumnya tidak lagi tersisa.

Para peserta diberikan satu set sarapan (sandwich selai stroberi, croissant, dan jus jeruk) yang mereka makan di rumah antara jam 8.45 pagi dan 9.00 pagi. Partisipan pun diukur nafsu makannya menggunakan skala beberapa kali sepanjang hari.

Sesi latihan dimulai 90 menit setelah sarapan.

Sesi renang dan bersepeda dibagi menjadi enam interval, masing-masing berlangsung delapan menit dengan dua menit istirahat di antara interval.

Tiga puluh menit setelah latihan - dan pada waktu yang sama dalam percobaan istirahat - peserta makan pasta sebanyak yang mereka inginkan sampai "kenyang dan puas".

"Kami menemukan bahwa para peserta makan lebih banyak selama uji coba renang, yang rata-rata adalah 142 kkal lebih banyak dari pada uji coba kontrol. Ini setara dengan paket 25 gr keripik atau dua biskuit yang mudah dicerna."

Peserta juga merasa lebih lapar setelah uji coba renang dan merasa bahwa mereka bisa makan lebih banyak saat makan berikutnya.

"Ketika kami menghitung energi yang digunakan selama berenang dan bersepeda, para peserta masih mengalami defisit energi di kedua uji coba latihan dibandingkan dengan uji coba kontrol, tetapi defisit lebih besar setelah bersepeda," tulisnya.

"Ketika kami melihat apakah ada perbedaan antara pria dan wanita, respons mereka sama."

Hanya saja para peneliti tidak mengetahui alasan yang menyebabkan berenang bisa memicu rasa lapar. Salah satu alasan yang mungkin terkait dengan hubungan yang disarankan antara suhu (khususnya kehilangan panas tubuh) dan asupan makanan.

Dalam suhu yang lebih dingin, asupan makanan dapat meningkat sebagai mekanisme untuk menghasilkan panas tubuh melalui termogenesis yang berhubungan dengan diet. Termogenesis adalah proses tubuh menggunakan energi untuk menghasilkan panas tubuh.

"Terlepas dari kenyataan bahwa berenang akan menghasilkan panas tubuh selama percobaan kami, perendaman dalam air dingin kemungkinan akan menyebabkan hilangnya panas tubuh secara keseluruhan. Diperlukan studi penelitian lebih lanjut dalam berenang untuk mengonfirmasi hal ini."

Mungkin juga perubahan sinyal otak dan neurotransmiter (bahan kimia yang membawa pesan antar sel saraf) mungkin menjadi faktor dalam meningkatkan nafsu makan.

"Wilayah spesifik otak yang dihubungkan dengan nafsu makan dan penghargaan, dan faktor-faktor non-homeostatik (seperti makan untuk kesenangan atau motivasi untuk makan makanan tertentu di atas yang lain) juga dapat mempengaruhi nafsu makan dan perilaku makan."

"Tetapi studi pencitraan otak yang terperinci diperlukan untuk mengetahui hal ini."