Negara-negara Kaya Sudah Berebutan Vaksin Corona, Padahal Vaksinnya Belum Dibuat

Negara-negara Kaya Sudah Berebutan Vaksin Corona, Padahal Vaksinnya Belum Dibuat,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Negara-negara kaya telah mengunci lebih dari satu miliar dosis vaksin corona. Data sebuah firma analisis berbasis di London, Airfinity, ada 1,3 miliar dosis vaksin potensial sudah di-booking negara-negara maju.

Negara kaya tersebut adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa dan Jepang. Terbaru, AS, Inggris dan UE mengamankan vaksin Sanofi dan GlaxoSmith Kline (GSK) sedangkan Jepang mengamankan Pfizer Inc.

AS memang melakukan persetujuan dengan GSK hingga US$ 2,1 miliar (Rp 29 triliun) untuk memasok 100 juta dosis vaksin ke AS. Dikutip dari The New York Times, sejauh ini pemerintah Presiden Donald Trump sudah mengeluarkan US$ 8 miliar untuk investasi ke vaksin.

Hal senada juga dilakukan Inggris. Negara itu membeli 60 juta dosis vaksin.

Uni Eropa juga menjajaki kemungkinan pembelian vaksin Sanofi. Jika kejadian, UE akan membeli 300 juta dosis vaksin potensial untuk didistribusikan ke 27 negara anggota.

Sementara pemerintah Jepang, membuat kesepakatan dengan Pfizer Inc dan BioNTech SE untuk memasok 120 juta dosis vaksin. Rencananya vaksin akan didistribusikan ke Jepang Juni 2021 dan cukup untuk 60 juta orang.

"Kami juga tengah melakukan pembicaraan dengan perusahaan lain," kata Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato dikutip dari Japan Times.

Sebelumnya, AstraZeneca PLC akhir Juni lalu menyebut telah sepakat dengan Jepang untuk menyediakan vaksin eksperimental yang sedang dikembangkan bersama Universitas Oxford.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran di seluruh dunia, bahwa akan ada antrean yang sangat panjang untuk mendapatkan alat membendung pandemi ini. Padahal, untuk benar-benar menghalau corona, setidaknya butuh dua vaksin yang disuntikkan.

"Padahal ... vaksin belum cukup untuk seluruh dunia," kata Rasmus Bech Hansen, Kepala Eksekutif Airfinity ditulis Bloomberg.

Komentar senada juga diungkapkan CEO aliansi vaksin, Gavi. Negara-negara lain, harus melakukan serangkaian perjanjian yang beragam untuk mendapatkan peluang mendapatkan pasokan vaksin.

"Harapan kami adalah dengan portopolio vaksin, negara-negara bisa bersatu," ujar lembaga itu. "Itulah tepatnya yang harus kita coba hindari."

Related

News 5006130898625875079

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item