Biografi Joseph Broz Tito, Pemimpin Terhebat Yugoslavia (Bagian 1)

Biografi Joseph Broz Tito, Pemimpin Terhebat Yugoslavia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Joseph Broz Tito lahir pada 7 Mei 1892, meski akta kelahirannya menyebut tanggal lahirnya 25 Mei 1892. Dia adalah pemimpin Yugoslavia hingga berakhirnya Perang Dunia II. Ia dipilih oleh parlemen sebagai Presiden Yugoslavia pada 14 Januari 1953, dan masa kepresidenannya berlangsung hingga kematiannya pada 1980.

Tito lahir sebagai Josip Broz di Kumrovec, Kroasia, bagian Kekaisaran Austria-Hungaria masa itu, di wilayah Zagorje. Ia anak ketujuh dari keluarga Franjo dan Marija Broz. Ayah Franjo Broz adalah seorang berkebangsaan Kroasia, sedang ibu, Marija (lahir di Javeršek), berkebangsaan Slovenia.

Sepak terjang

Bersama presiden negara lain, termasuk Presiden Indonesia, Soekarno, ia menjadi salah seorang penggerak Non-Blok, sebagai reaksi atas perang dingin blok Timur melawan blok Barat.

Banyak tokoh dunia mengakui kehebatan Tito. Ia dilukiskan sebagai diplomat sangat ulung, yang luwes bergaul dengan Blok Barat dan Blok Timur. Di bawah kepemimpinannya, Yugoslavia tumbuh menjadi negara yang kuat di Eropa Timur tanpa harus menjadi anggota Pakta Warsawa ataupun Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

“Akan kupersembahkan seluruh kehidupanku demi membangun kejayaan Yugoslavia. Tidak saja kejayaan secara geografis, tapi juga kejayaan dalam semangat, dan demi mempertahankan netralitas dan kedaulatan yang telah terbentuk melalui pengorbanan sangat besar dalam perang besar yang terakhir, Perang Dunia II.”

Pidato berapi-api itu diucapkan Tito, di hadapan ribuan rakyat Yugoslavia, beberapa waktu seusai perang. Ucapan itu amat terkenal, dan belakangan terbukti Tito benar-benar mewujudkan janjinya. Yugoslavia, yang identik dengan Josip Broz Tito, menjadi negara yang disegani dan diperhitungkan, bahkan oleh negara adidaya: Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Bukan apa-apa. Tempat terhormat bagi negeri yang pernah dipimpin Raja Peter II itu diperoleh berkat kepiawaian Tito bermain di pentas politik internasional. Ia memberi model tersendiri bagi sosialisme di negerinya, yang memungkinkan hubungan baik dengan Barat.

Sebaliknya, dia ikut berperan dalam membangun jalinan hubungan yang erat dan kuat antara negara-negara di Dunia Ketiga, di bawah bendera Gerakan Nonblok.

Lahir di Desa Kumrovec, di wilayah Hrvatsko Zagorje, Kroasia-Slovenia, yang pernah berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Austria-Hungaria, nama aslinya Josip Broz, dan di kemudian hari ia menambahkan nama ”Tito” di belakangnya.

Tak ada keterangan pasti mengapa ia menggunakan nama itu. Ada yang menebak, nama itu berasal dari bahasa Kroasia: Ti bermakna ”Anda” dan To berarti ”itu.”

Dua kata tersebut kerap digunakannya selama memimpin di masa-masa perjuangan: ia menunjuk seseorang, lalu mengeluarkan perintah untuk melakukan tugas tertentu. Versi ini disebut-sebut oleh pakar sejarah Fitzroy Maclean dalam bukunya, Eastern Approach (1949).

Penulis biografinya, Vladimir Dedijer, mengungkap cerita lain. Tito adalah nama kuno, dan tidak biasa, di kalangan orang-orang Kroasia, tapi sangat populer di kalangan masyarakat Zagorje. Nama itu adaptasi dari nama pengarang roman asal Kroasia, Titus Brezovacki. Dalam sebuah wawancara, Tito mengaku nama itu sangat populer di daerahnya, dan itu alasan utama mengapa ia menggunakannya.

Tanggal kelahirannya pun cukup kontroversial. Walau persisnya lahir tanggal 7 Mei, Tito lebih suka merayakan ulang tahunnya pada 25 Mei. Itu dilakukannya setelah menjadi presiden Yugoslavia, guna menandai kegagalan Nazi Jerman untuk melenyapkan dirinya pada 25 Mei 1944.

Jerman menemukan dokumen palsu tentang tanggal kelahiran Tito, yakni 25 Mei. Mereka menyerang Tito, persis pada tanggal yang diyakini sebagai hari kelahirannya!

Tito lahir dan dibesarkan dalam keluarga petani miskin. Ia berdarah campuran. Ayahnya, Franjo Broz, berkebangsaan Kroasia. Sedangkan ibunya, Marija, berdarah Slovenia. Setelah beberapa tahun menghabiskan masa kecilnya bersama kakek dari pihak ibunya di Desa Podsreda, di usia sekolah ia kembali ke Kumrovek. Di sekolah dasar empat tahun, Tito sempat tidak naik kelas, dan ia baru lulus pada 1905.

Mulai tahun 1907, Tito meninggalkan sama sekali kehidupan pedesaan. Hingga 1913, ia menjajal sejumlah pekerjaan. Awalnya, ia sempat magang sebagai masinis kereta api di kawasan Sisak. Profesi itu membuka matanya tentang gerakan buruh, dan untuk pertama kalinya ikut merayakan Hari Buruh, 1 Mei.

Lalu, pada 1910, ia bergabung dengan Serikat Buruh Metalurgi sekaligus anggota Partai Sosialis-Demokrat Kroasia-Slovenia. Ia juga sempat bekerja di pabrik mobil Benz, dan menjadi pengemudi bagian pengetesan di pabrik mobil Daimler, Austria.

Pertama kali memasuki dinas kemiliteran, Tito bergabung dengan tentara Austria-Hungaria dengan pangkat sersan. Dalam karir kemiliterannya, ia berkali-kali menikmati dinginnya ruang penjara, termasuk saat ditangkap pasukan Rusia pada 1915.

Ia sempat dikirim ke kamp tahanan di Pegunungan Ural, dan baru dibebaskan pada 1917, ketika terjadi revolusi para buruh. Lalu, ia bergabung dalam kelompok Bolshevik, dan masuk Tentara Merah seusai Revolusi Oktober.

Kembali ke tanah airnya pada 1920, Tito segera bergabung dengan Partai Komunis Yugoslavia (PKY) yang pengaruhnya tengah menguat. Partai itu berhasil mendudukkan 59 wakilnya di parlemen, dan menjadi partai ketiga terkuat di negeri itu.

Tapi, pihak kerajaan tak senang, lalu memberangus PKY. Tito pun melancarkan aksi bawah tanah dari kota ke kota. Karena aktivitasnya, ia ditangkap pada 1928, dan dijebloskan selama lima tahun ke Penjara Lepoglava—tempat ia kemudian bertemu dengan guru ideologinya, Mosa Pijade.

Tito terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PKY pada 1937, menggantikan Milan Gorkic yang terbunuh di Moskow. Sebelumnya, ia sudah menjadi anggota Partai Komunis Uni Soviet, sekaligus polisi rahasia negeri itu. Mulai saat itulah, ia mengepakkan sayap sebagai pemimpin negara, walaupun PKY masih berstatus partai terlarang di Yugoslavia.

Serangan Jerman, Italia, dan Hungaria, pada 6 April 1941 ke seluruh penjuru Yugoslavia, menjadi tonggak penting bagi Tito. Hanya dalam sepuluh hari, pasukan kerajaan terdesak, dan Raja Peter II lari meninggalkan negeri. Tito membangun Komite Militer dalam tubuh Komite Sentral PKY pada 10 April tahun itu.

Ia segera menyeru rakyat agar bersatu melawan tentara pendudukan. Ia mengangkat diri sebagai panglima, setelah Jerman melancarkan Operasi Barbarossa ke Uni Soviet. Pada saat yang sama, dibentuk pula Pasukan Partisan Yugoslavia.

Singkat kata, kaum partisan berhasil melancarkan perang gerilya melawan kekuatan poros Jerman. Satu demi satu daerah berhasil dibebaskan, dan di situ dibentuk pemerintahan sipil di bawah Komite Rakyat. Tito memainkan peran sebagai pemimpin dalam forum-forum Dewan Pembebasan Antifasis Yugoslavia.

Baca lanjutannya: Biografi Joseph Broz Tito, Pemimpin Terhebat Yugoslavia (Bagian 2)

Related

History 3130474485249796210

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item