LP Ma'arif NU: Lebih dari 50 Pondok Pesantren Terpapar Covid

LP Ma'arif NU: Lebih dari 50 Pondok Pesantren Terpapar Covid, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Arifin Junaidi mengklaim penyebaran virus corona (Covid-19) di pondok pesantren jauh lebih besar dibandingkan data yang diumumkan pemerintah.

Hal ini pun memunculkan keraguan LP Ma'arif akan pengawasan pelaksanaan pembelajaran tatap muka sekolah dan madrasah di zona kuning, yang telah diizinkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Data [pemerintah terkait] pesantren yang terpapar Covid-19 kurang akurat," katanya.

"Data Rabithahtul Ma'ahidil Islamiyah, lembaga yang membawahi pesantren NU, ada lebih dari 50 pesantren yang terpapar. Tapi pemerintah menyatakan jumlah yang jauh lebih kecil," imbuhnya.

Arif mengatakan sekolah atau madrasah yang berbasis pesantren umumnya tidak memiliki sarana dan prasarana yang mampu mendukung protokol kesehatan. Pengetahuan terkait hal ini juga minim dipahami warga pesantren.

Untuk itu, tak semua santri diperbolehkan bermukim di pesantren milik NU. Jadwal sekolah santri yang bermukim di pondok pesantren dan yang pulang-pergi juga dibedakan. Hanya 16 siswa yang diizinkan belajar dalam satu kelas.

Dalam hal ini, menurutnya, pemerintah harus memastikan praktik serupa diterapkan di seluruh sekolah dan madrasah. Ia mengatakan hal ini membutuhkan kerja sama pemerintah pusat dan daerah.

"Jangan ada saling tunjuk pihak lain sebagai penanggung jawabnya. Demikian juga dalam pembenahan infrastruktur jaringan internet," lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi sempat menyatakan ada tiga pondok pesantren yang menjadi klaster kasus corona. Katanya, jumlah pesantren yang ada dalam klaster tersebut sedikit dibanding total kasus di Indonesia.

"Alhamdulillah, sejauh ini boleh dikatakan yang baru kita tahu yang jadi klaster hanya 3 pesantren. Kalau dihitung persentasenya, 0,0000 sekian persen," kata Fachrul dalam konferensi pers Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi yang disiarkan lewat saluran resmi Youtube Kemendikbud, Jumat (7/8).

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat ada 131 santri dan 6 ustaz pesantren yang terpapar corona. Jumlah tersebut tersebar di enam kabupaten di Pulau Jawa.

Sedangkan di lingkungan sekolah ada 37 guru dan tujuh siswa yang ditemukan positif corona. Data ini dikumpulkan hingga 10 Agustus 2020.

Sementara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah mengizinkan pembukaan sekolah dan madrasah di zona kuning.

"SKB 4 Menteri sebelumnya banyak dilanggar oleh Pemda. Ada 79 daerah yang melanggar SKB 4 Menteri. Dan anehnya tidak ada sanksi dari pusat kepada daerah yang melanggar aturan tersebut," kata Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo.

Related

News 4208439644067575596

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item