Nasib UMKM di Tengah Corona: Hampir Bangkit, tapi Jatuh Lagi karena PSBB

Nasib UMKM di Tengah Corona: Hampir Bangkit, tapi Jatuh Lagi karena PSBB

Naviri Magazine - Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengungkap, usai pukulan keras pada Maret-April lalu, bisnis UMKM mulai bangkit pada bulan Agustus 2020. Saat sektor usaha perlahan bangkit, mendadak Pemprov DKI Jakarta kembali mengetatkan PSBB.

“Kami mulai menata di bulan 8 puncak tertingginya di angka 60-70 persen, tentu ada PSBB perpanjangan ini memukul," ucap Budiharjo.

Menurut Budiharjo, ia bersama penyewa ritel di mal merasa sudah menaati berbagai peraturan serta protokol kesehatan COVID-19. Upaya untuk menjaga jarak pun telah dilakukannya. Sampai akhirnya mereka merasa tak adil bila mal dan gerai-gerai di dalamnya menjadi kambing hitam penyebaran COVID-19.

"Kami sudah mengeluarkan dana tambahan untuk investasi memastikan aman dalam kesehatan. Cuma tolong pengawasan jangan di kami saja, di luar itu, di jalan, banyak orang ngumpul kaki lima itu, pemerintah harus berikan mereka perhatian, masker, SOP, dan pengawasan jadi klaster tidak tumbuh,” jelasnya.

Kata Budiharjo, menjalankan aturan dan protokol kesehatan juga ada biaya mahal yang harus dikeluarkan demi menciptakan kepercayaan di masyarakat bahwa gerai mereka telah sehat dan aman dari virus corona COVID-19.

Dari mulai penyediaan perlengkapan pelindung diri dan pelatihan bagi karyawan, hingga pengadaan barang dan jasa seperti pemutakhiran tombol lift tanpa sentuh hingga penyediaan peralatan seperti thermo-gun yang bila ditotal biayanya tidaklah sedikit.

“Itu enggak murah loh training [fasilitas protokol kesehatan], beli ini itu. Sudah lagi susah, harus keluar biaya, eh terus ditutup. Biaya yang kami keluarkan jadi enggak kepakai. Rugi dua kali," keluhnya.

Saking kesalnya, Budiharjo berpikir mereka seharusnya tak perlu patuh pada protokol kesehatan, bila kemudian hari gerai mereka harus ditutup kembali akibat pengetatan kembali PSBB.

"Mal kan ramai sama restoran, sekarang enggak boleh dine-in. Toko sudah buka, tapi enggak boleh duduk. Minum enggak boleh duduk. Percuma enggak ada traffic. Kami sudah siapkan protokolnya dine-in. Sudah menjaga harusnya diapresiasi,” tegasnya.

Insentif untuk Pelaku 

Usaha Pemerintah sebenarnya tak tinggal diam. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan, pihaknya tengah mengkaji insentif yang tepat untuk diberikan kepada para pelaku usaha. Khususnya usaha yang memperkerjakan banyak orang.

“Kemarin kan yang di bawah 5 juta pendapatannya sudah di-cover di BPJS Tenaga Kerja. Paling enggak sudah ada buffer untuk pekerja, sekarang yang perlu kita lihat pengusahanya seperti apa?” terang Febrio dalam diskusi virtual 'Kupas Tuntas Ekonomi & APBN'.

Ia pun menyadari besarnya dampak minimnya kunjungan di pusat perbelanjaan. Namun, ia belum bisa membeberkan upaya apa yang akan diambil pemerintah karena hingga saat ini masih dilakukan kajian mendalam berkenaan dengan kondisi terkini industri sektor perdagangan dan jasa di tengah pengetatan PSBB yang kembali dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Sedang kami lihat. Karena tadi saya sudah jelaskan, sektor paling terkena dampak perdagangan. Dan itu memang anda juga jarang ke mal, saya juga jarang ke mal. Kalau ke mal benar-benar mikir, semprot sana-sini, pakai masker, sekarang PSBB," tuturnya.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal menilai sudah seharusnya ada insentif yang langsung diberikan pada karyawan di sektor ini. Insentif mirip seperti subsidi gaji namun lebih menyasar pada karyawan di sektor F&B.

"Insentif yang tepat mungkin mirip seperti subsidi gaji. Hal ini perlu dilakukan untuk meringankan beban pengusaha agar tetap bisa operasi tanpa harus mem-PHK karyawan," kata Faisal.

Sebenarnya, insentif seperti ini perlu dikaji lebih dalam sebelum pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta mengumumkan kembali mengetatkan PSBB. Koordinasi antara Pemprov DKI dengan pemerintah pusat harus lebih ditingkatkan dalam merumuskan program pemulihan ekonomi nasional.

"Harusnya koordinasi ya [Pemprov ke Pusat] sebelum tetapkan PSBB lagi, jadi enggak akan bingung kayak sekarang mau kasih insentif apa ke pekerja di sektor restoran," pungkas Faisal.

Related

News 8347689477613518553

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item