Terungkap Dugaan Skandal 'Uang Haram', Saham HSBC Langsung Anjlok

Terungkap Dugaan Skandal 'Uang Haram', Saham HSBC Langsung Anjlok

Naviri Magazine - Saham bank HSBC terjun ke posisi terendah sejak 1995 pada Senin kemarin, waktu setempat, ditutup turun lebih dari 5 persen di Hong Kong.

Pelemahan disebabkan oleh kekhawatiran tentang bisnisnya di China dan laporan yang menyebut HSBC dan bank kakap dunia lainnya gagal menghentikan para kriminal memindahkan uang 'haram'  mereka ke seluruh dunia.

Tak hanya di Hong Kong, di London pun saham perusahaan ditutup anjlok 6 persen. Penurunan ini menjadi yang terendah sejak beberapa dekade terakhir.

2020 merupakan tahun yang menyedihkan untuk HSBC karena bank bergulat dengan resesi global, anjloknya profit perusahaan, tensi dagang antara AS-China dan badai politik di Hong Kong.

Tak kunjung reda 'cobaan' yang dihadapi HSBC, pada akhir pekan lalu, media China mengindikasikan bahwa perusahaan mungkin masuk ke dalam daftar perusahaan yang menghadapi pembatasan bisnis di China.

"Ini tidak bagus. Ketakutan akan hal yang tidak diketahui inilah yang memicu investor untuk keluar dan lari," imbuh Kepala Strategi Pasar Global AxiCorp Stephen Innes seperti dikutip dari CNN.com.

Jejak HSBC di China tercatat dengan baik. Pemberi pinjaman berbasis di London ini telah menancapkan akarnya di Hong Kong dan memperluas perannya di dunia perbankan global selama beberapa dekade.

Asia merupakan pasar terbesar HSBC. Tak main-main, pada tahun lalu, 80 persen keuntungan perusahaan disumbangkan dari Asia. Namun, tensi antara China dan negara-negara Barat membuat HSBC sebagai sasaran empuk media pemerintah China.

HSBC sejak beberapa waktu lalu telah disebut masuk sebagai salah satu kandidat daftar 'tak dapat andalkan' yang dapat diberi sanksi oleh Pemerintah China.

Menambah daftar panjang permasalahan, Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional (ICIJ) mengungkap dugaan aliran uang 'panas' di berbagai bank besar dunia, termasuk HSBC.

Temuan ICIJ itu bersumber dari dokumen rahasia otoritas AS, yakni Jaringan Penegakan Hukum atas Kejahatan Finansial Departemen Keuangan AS (US Department of Treasury's Financial Crimes Enforcement Network) atau dikenal sebagai FinCEN.

Dokumen FinCEN mencakup lebih dari 2.100 laporan aktivitas mencurigakan yang diajukan oleh bank dan perusahaan keuangan lainnya ke badan tersebut.

ICIJ adalah organisasi nirlaba yang beranggotakan 267 jurnalis investigasi dari 100 negara maupun kawasan berbasis di AS.

Salah satu hasil investigasi ICIJ yang terkenal adalah dokumen Panama (Panama Papers) pada 2016 lalu, yang berisi dugaan praktik pencucian uang dan penggelapan pajak sejumlah pejabat negara dan pengusaha ternama.

Dalam pernyataannya, HSBC menyebut bahwa perusahaan tidak akan mengomentari laporan atas aktivitas mencurigakan.

Related

News 1473633997594183991

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item