Mengenal Licorice: Bahan Makanan yang Sering Kita Konsumsi Tanpa Sadar, dan Bisa Berbahaya

Mengenal Licorice: Bahan Makanan yang Sering Kita Konsumsi Tanpa Sadar, dan Bisa Berbahaya

Naviri Magazine - Licorice atau akar manis berasal dari tanaman Glycyrrhiza glabra yang berbentuk semak dan sebagian besar ditanam untuk tujuan komersial di Yunani, Turki, dan Asia. Karena rasanya, ekstrak tanaman ini sering dipakai sebagai pemanis makanan atau minuman.

Sudah sejak ribuan tahun lalu manusia mengonsumsi licorice yang dikatakan memiliki khasiat sebagai obat herbal. Licorice memiliki lebih dari 300 kandungan senyawa dan beberapa di antaranya memiliki sifat antivirus dan antimikroba.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun dan akar licorice bisa membantu meringankan infeksi pada kulit. Sejumlah orang juga percaya bahwa licorice dapat membantu meringankan sakit tenggorokan.

National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat mengatakan akar tanaman ini sudah sejak dulu kala digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan di dunia Timur maupun Barat. Namun, NIH mengatakan tidak ada cukup data yang tersedia untuk menentukan apakah licorice efektif dalam mengobati kondisi medis apa pun.

Batasi takaran konsumsi

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan bahwa memakan sedikitnya 2 ons licorice hitam setiap hari selama dua minggu berturut-turut dapat menyebabkan masalah irama jantung, utamanya bagi mereka yang berusia lebih dari 40 tahun.

“Tidak hanya terbatas pada (memakan) permen batangan licorice. Bisa juga berupa (konsumsi) permen jeli berbentuk kacang, teh licorice, dan banyak lagi. Bahkan beberapa bir, seperti bir Belgia, memiliki senyawa ini di dalamnya,” demikian juga beberapa jenis tembakau kunyah, ujar Dr. Robert Eckel, ahli jantung Universitas Colorado dan mantan presiden American Heart Association. 

Kasus-kasus yang melibatkan penyalahgunaan licorice telah menarik perhatian sejumlah ilmuwan. Salah satunya pernah diterbitkan dalam artikel ilmiah berjudul “Penyalahgunaan licorice: waktunya untuk mengirimkan pesan peringatan” yang diterbitkan pada bulan Agustus 2012 oleh National Center for Biotechnology Information (NCBI).

Artikel tersebut menuliskan bahwa banyak produk yang mengandung licorice yang tersedia bebas dan bisa saja dikonsumsi oleh individu secara tidak sengaja dalam dosis besar yang kemudian berisiko memicu komplikasi. Makanan ringan yang mengandung licorice antara lain termasuk permen batang licorice, batang toffee, blackcurrant, dan permen karet merk tertentu.

Selain itu, tembakau kunyah dengan rasa licorice manis, yang secara tradisional dikonsumsi oleh pekerja tambang dan pelaut untuk dikunyah selama bekerja di lingkungan yang dilarang merokok juga adalah sumber licorice.

Artikel ini pun menganjurkan pentingnya kampanye membangun kesadaran publik tentang senyawa yang mengandung licorice dan potensi komplikasinya untuk menghindari terlalu banyaknya mengkonsumsi produk itu tanpa disengaja.

“Konsumsi licorice yang berlebihan juga harus dicurigai secara klinis pada pasien yang mengalami hipokalemia (kondisi tubuh kekurangan kalium atau potasium) dan kelemahan otot yang tidak dapat dijelaskan. Petunjuk diberikan ketika riwayat diet pasien menunjukkan asupan licorice yang berlebihan,” tulis artikel tersebut.

Related

Health 7707062281844680633

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item