Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Ini Deretan Masalah di Bidang Militer yang Perlu Dibenahi

Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Ini Deretan Masalah di Bidang Militer yang Perlu Dibenahi

Naviri Magazine - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wapres Ma'ruf Amin sudah berjalan selama 1 tahun. Banyak pencapaian yang sudah dilakukan keduanya, terutama dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Lalu, bagaimana kondisi pertahanan dan militer dalam 1 tahun kepempinan Jokowi-Ma'ruf? Pengamat Intelijen dan Militer, Susaningtyas Kertopati mengatakan, ada beberapa pekerjaan rumah (PR) di bidang Militer yang harus dibenahi. 

"Kondisi pertahanan atau militer pada 1 tahun Jokowi-Maruf terbilang cukup unik, karena kondisi negara yang masih berjuang menghadapi Pandemi Covid-19," kata perempuan yang akrab disapa Nuning. 

Dia menjelaskan, sejak Maret 2020, TNI bersama kementerian dan instansi pemerintah yang lain serta seluruh komponen bangsa bahu-membahu menangani korban yang terinfeksi sekaligus berusaha memutus rantai penularan.

"TNI dituntut mampu merespon bencana non alam ini secara terukur dan sistematis. Pengalaman TNI selama beberapa tahun terakhir menghadapi bencana alam kini diproyeksikan menghadapi bencana non alam," ujarnya. 

Menurut dia, Operasi Militer Selain Perang (OMSP) menghadapi bencana non alam seperti Pandemi Covid-19 merupakan pelajaran berharga untuk mengantisipasi terulangnya kembali Pandemi. Dari Perspektif Sistem Pertahanan Negara, maka OMSP menghadapi Pandemi Covid-19 juga dapat diterapkan menghadapi ancaman senjata biologis. 

"Dengan parameter dan indikator yang sama, maka kemampuan TNI menghadapi ancaman senjata biologis pada gilirannya juga bisa diimplementasikan untuk menghadapi Senjata Pemusnah Massal (Weapon of Mass Destruction) lainnya," tutur dia.

"Ancaman senjata nuklir, senjata kimia dan senjata radiasi juga memiliki skala tinggi untuk dideteksi dan ditangkal," sambung Nuning.

Nuning pun berharap TNI segera meningkatkan kemampuan dan persenjataannya untuk menghadapi ancaman CBRN (Chemical, Biology, Radiation and Nuclear). Wabah Covid-19 merupakan ancaman nirmiliter. 

"Ancaman nirmiliter berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter. Ketiganya kini dikenal sebagai ancaman hybrida dan telah merubah perspektif ancaman di masa mendatang," paparnya.

Senjata biologi dan pertahanan negara anti senjata biologi, sambung dia, merupakan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai TNI. Melihat semakin luasnya ancaman, dalam kurun waktu ke depan TNI membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Peningkatan SDM diperlukan sebagai bagian modernisasi Alutsista sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal," pungkas mantan anggota Komisi I DPR RI itu.

Related

News 135812801697381394

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item