Pejabat China Bantah Rumor Penghancuran Masjid dan Larangan Ibadah Haji

Pejabat China Bantah Rumor Penghancuran Masjid dan Larangan Ibadah Haji

Naviri Magazine - Pejabat senior Xinjiang membantah rumor yang beredar soal penghancuran ribuan bangunan masjid dan situs keagamaan lainnya di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, China Barat Laut.

“Xinjiang tidak pernah menghancurkan,  atau menghancurkan secara paksa, situs keagamaan. Sebaliknya, telah diambil serangkaian tindakan untuk melindungi mereka," kata Elijan Anayit, juru bicara kantor informasi pemerintah daerah Xinjiang, seperti dikutip dari Global Times. Elijan menambahkan bahwa situs keagamaan dalam penggunaan normal.

“Sangat tidak benar untuk mengatakan bahwa ribuan masjid dan situs keagamaan lainnya di Daerah Otonomi Xinjiang Uygur, China Barat Laut, telah dihancurkan atau ditutup secara permanen,” katanya dalam konferensi pers melalui tautan video.

Elijan menanggapi pertanyaan Bloomberg tentang jumlah orang di pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan Xinjiang setiap tahun yang dimulai dari 2017 hingga 2020. Elijan mengatakan bahwa jumlah peserta pelatihan di pusat pelatihan itu dinamis.

Jurnalis Jepang mengajukan pertanyaan tentang proposal yang diajukan beberapa pejabat Uni Eropa untuk penyelidikan independen ke Xinjiang. Elijan mengatakan bahwa Xinjiang adalah tempat terbuka dan wilayah tersebut telah menerima lebih dari seribu pejabat asing dari 100 negara dan wilayah.

“Kami menyambut teman-teman dari seluruh dunia, termasuk pejabat Uni Eropa untuk mengunjungi Xinjiang, kami menentang penyelidikan apa pun berdasarkan anggapan bersalah dan terhadap siapa pun yang melihat Xinjiang melalui lensa bias,” kata juru bicara itu.

Menanggapi pertanyaan apakah Muslim di Xinjiang ‘diizinkan’ untuk pergi ziarah ke Mekkah, Arab Saudi, tahun depan, Elijan mengatakan bahwa dari tahun 1996 hingga 2019, Asosiasi Islam China telah mengatur lebih dari 50 ribu Muslim Xinjiang untuk terbang dengan penerbangan charter yang diatur oleh pemerintah ke Mekah, serta menyediakan perawatan medis, terjemahan, dan layanan lain dari pemerintah.

Karena pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, Asosiasi Islam China menangguhkan haji 2020. Asosiasi akan memutuskan apakah ziarah dapat dilanjutkan pada 2021.

“Tahun depan, kami akan melakukan pekerjaan dengan baik untuk haji menurut organisasi Asosiasi Islam China jika kondisinya memungkinkan,” katanya.

Related

News 5065264636118520344

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item