Soal Meteorit Jatuh di Sumut dan Dijual Rp 200 Juta, Ternyata LAPAN Tidak Tahu

Soal Meteorit Jatuh di Sumut dan Dijual Rp 200 Juta, Ternyata LAPAN Tidak Tahu

Naviri Magazine - Seorang warga bernama Josua Hutagalung mengaku menjual meteorit yang menimpa rumahnya seharga Rp 200 juta. Batu dari langit itu dijual Josua kepada seorang warga negara asing (WNA). Apa kata Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)?

"Kita tidak dapat informasi, kan tidak tahu informasi, jadi kalau warga menyimpan sesuatu setelah itu melakukan transaksi kan kita nggak tahu. Tapi kalau mereka melaporkan baru, kita kan nggak tahu, harus ada yang ngomong menginformasikan kita dapat ini, kita sarankan laporkan ke instansi terkait," ujar Koordinator Bidang Kehumasan Lapan, Jasyanto, kepada wartawan.

Jasyanto mengatakan Lapan hanya bisa memantau perlintasan antariksa. Namun, untuk melakukan penelitian, menurut dia, ada lembaga lain yang memang memiliki alat untuk meneliti jenis-jenis bebatuan.

"Kita melihat meteornya mengamati perlintasan benda jatuh, kita kan punya aplikasi mengamati benda jatuh antariksa. Cuma pergerakan meteor ini ada juga kita kasih info bahwa akan terjadi hujan meteor, itu dari peneliti astronomi kita," ucapnya.

Lantas bagaimana pemantauan meteor yang jatuh di rumah Josua di Tapanuli Tengah, Sumut?

"Kan kita menginformasikan ke masyarakat kan kita nggak tahu, hujan meteor nih sekarang, kan kadang jatuhnya ke laut kita nggak bisa tahu kan, kebetulan ini jatuhnya di darat kan jadi bisa diambil. Sepanjang yang namanya benda jatuh kita hanya lintasannya yang kita informasikan," paparnya.

Jasyanto mengingatkan, jika ada warga yang menemukan benda-benda asing, sebaiknya melapor ke pihak terkait sehingga ada tindak lanjut penelitian yang diambil pihak berwenang.

"Yang kita sarankan memang kalau warga dapat begitu sebaiknya menghubungi instansi terkait, instansi terkait itu bisa aja kepolisian, nanti polisi kan akan menghubungi, misalnya instansi yang di Bandung itu, nanti kan perlu tes atau apa kan dari mereka yang punya ada tes kebatuan. 

“Itu sudah kita sarankan seperti itu ke masyarakat karena kita kan kalau ada aneh-aneh kan terkait antariksa dugaan, sampaikan ke pihak terkait supaya bisa diantisipasi. Tapi mereka kan menyimpan, kalau menyimpan kan kita nggak tahu, tahu-tahu munculnya setelah ada deal," jelas dia.

Sebelumnya, batu meteorit tersebut jatuh menimpa rumah Josua di Kolang, Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8) sore. Saat itu, Josua mengaku mendengar suara riuh dari langit.

Dia kemudian mendengar suara dentuman keras. Saat dicek, atap rumahnya antara ruang tengah dan dapur sudah bolong.

Dia juga menemukan tanah di rumahnya sudah berlubang sekitar 15 cm. Tanah di sekitar lubang itu terlihat mengering. Josua mengatakan batu meteorit itu awalnya terasa panas saat baru ditemukan.

Media telah menghubungi Lapan untuk mengkonfirmasi kabar ada batu meteor jatuh di Tapteng. Koordinator Bidang Kehumasan Lapan, Jasyanto, saat itu mengatakan belum bisa menyebut batu itu meteor. Dia mengatakan tak bisa mengidentifikasi batu tersebut lewat foto.

"Kami belum bisa identifikasi karena belum lihat langsung," kata Jasyanto seraya meminta mengecek ke situs lapan.go.id soal informasi ada-tidaknya benda langit jatuh di wilayah Indonesia.

Related

News 7303359312622084793

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item