HNW: Larangan Akses Konten soal FPI Berpotensi Menutup Kasus Tewasnya 6 Pengawal Habib Rizieq


Naviri Magazine - Kapolri Jenderal Idham Azis mengeluarkan maklumat tentang larangan kegiatan, penggunaan simbol, serta atribut yang berhubungan dengan Front Pembela Islam (FPI).  

Salah satu isi maklumat bernomor 1/I/2021 itu adalah larangan bagi masyarakat mengakses, mengunggah, dan menyebarluaskan konten terkait FPI baik melaui website maupun media sosial. 

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, mengkritisi larangan tersebut sebagai pembatasan hak masyarakat mendapatkan informasi. 

"Pasal 28F UUD menyebut memperoleh informasi dan berkomunikasi adalah hak asasi manusia. Jadi ini harus ditaati kepolisian. Kalau ada pembatasan, maka ditetapkan dengan UU, bukan dengan maklumat," ucap Hidayat. 

Pasal 28F berbunyi: 

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. 

"Jadi kalau Kapolri ingin ada pembatasan, sampaikan saja ke Komisi III undang-undang yang diinginkan sehingga bisa legal," imbuhnya. 

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu lalu mengingatkan, masyarakat menanti pengusutan kasus tewasnya 6 pengawal Rizieq di tangan polisi. Maklumat itu bisa dianggap upaya agar masyarakat tak mendapat informasi soal 6 pengawal Rizieq yang ditembak mati. 

"Maklumat Kapolri berpotensi tutup pemberitaan 6 pengawal Habib Rizieq yang tewas. Dan kalau ini terjadi sangat tidak sesuai dengan prinsip penegakan hukum dan perlindungan HAM," kata Hidayat Nur Wahid.

Hidayat mengingatkan, mereka yang tewas ditembak polisi adalah bagian dari FPI yang disebut polisi sebagai laskar dan pengawal Habib Rizieq.  

"Kalau betul kata Pak Mahfud FPI secara de jure sudah tidak ada sejak Juni, lalu yang kemarin ditembak polisi itu siapa? Dan polisi bilangnya laskar, berarti enggak benar Pak Mahfud? Kalau begitu juga enggak benar Kapolda?" tuturnya. 

"Berarti yang ditembak warga sipil biasa? Ini lebih serius lagi warga sipil mati. Sangat layak disebut pelanggaran HAM berat. 

Hidayat lalu mencontohkan terkait konten FPI adalah klarifikasi pengurus FPI yang menepis tuduhan mendukung ISIS dalam tayangan video yang diputar pemerintah. 

"Kalau sesuai maklumat, mengunduh info klarifikasi dari FPI tidak boleh, maka hak rakyat untuk dapat informasi yang benar dan seimbang sesuai UUD jadi tidak terpenuhi," pungkasnya. 

Related

News 9049497779225153749

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item