Mengenal Dua Macam Penyakit Maag atau Gastritis, dan Penyebabnya


Naviri Magazine - Penderita penyakit gastritis di seluruh dunia tidak sedikit, dan dampak yang ditimbulkan juga fatal. Maka perlu untuk mulai tidak mengacuhkan gejala penyakit ini, agar pasien segera ditangani. Penanganannya tentu terlebih dulu melihat tingkat parahnya penyakit. 

Tingkatan gastritis diklasifikasikan menjadi dua, yakni akut dan kronis.

Gastritis akut merupakan respons terhadap lambung melawan berbagai iritan lokal. Gejalanya bervariasi, mulai dari keluhan perut seperti anoreksia atau mual, hingga gejala yang lebih parah, yakni nyeri epigastrik, muntah, pendarahan, dan hemetemesis. 

Namun, gastritis jenis ini bersifat jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya, diagnosis gastritis akut akan mereda saat agen penyebabnya dieliminasi. Lazimnya, terdapat zat iritan lokal yang dapat memicu gastritis akut, seperti alkohol, kafein, aspirin, makanan pedas, termasuk cuka, lada, atau mustard.

Tipe selanjutnya adalah gastritis kronis, dimana penderita mengalami gastritis terus menerus dalam jangka waktu panjang. Di tingkat ini, gastritis erat kaitannya dengan infeksi helicobartes phylori, ditandai oleh atrofi progresif dari sel epitel glandular, disertai dengan hilangnya pametal dan sel kepala. 

Akibatnya, produksi asam klorida, pepsin, dan faktor intrinsik, menurun. Sehingga dinding perut jadi tipis, dan mukosa memiliki permukaan yang rata. Jika sudah kronis, gastritis bisa memicu penyakit lain, yakni kanker perut.

Namun, gastritis dapat dicegah dengan memberikan pengetahuan cukup kepada masyarakat. Sebab, masyarakat dengan pengetahuan dan pendidikan yang baik memiliki risiko lebih kecil terkena gastritis, dibandingkan masyarakat dengan pengetahuan dan pendidikan rendah. 

Hasil penelitian oleh Drs. Oktoruddin Harun, SKM dkk, yang diterbitkan dalam jurnal tahun 2017, menyatakan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan pendidikan dengan angka kejadian gastritis.

Peneliti mengamati 120 pasien dari Puskesmas Sindangbarang, Cianjur. Hasilnya menyatakan, semakin tinggi pengetahuan pasien terhadap penyakit ini, maka semakin rendah kemungkinan terpapar gastritis. 

Pada responden dengan kategori kurang informasi mengenai gastritis, sebanyak 11 orang atau 24,4 pernah tidak pernah mengeluhkan gejala gastritis. Selebihnya, sebanyak 34 orang atau 75,6 persen mengaku memiliki riwayat gastritis.

Pada klasifikasi responden dengan pengetahuan cukup, prevalensi yang tidak terkena gastritis lebih banyak, yakni 21 orang atau sekitar 37,5 persen, sisanya sebanyak 35 orang atau 62,5 persen memiliki riwayat gastritis. 

Terakhir, pada responden dengan pengetahuan baik, memiliki persentase pasien tidak terkena gastritis lebih besar, yakni 63,2 persen atau sebanyak 12 orang, dan hanya 7 orang atau 36,8 persen yang memiliki riwayat penyakit ini. Kecenderungan yang sama terlihat pada analisis hubungan antara tingkat pendidikan pasien dengan kejadian gastritis.

Melihat hasil studi tersebut, perlu bagi pemerintah dan para tenaga medis untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan mengenai penyakit gastritis. Sebab, meski terlihat sepele, gastritis dapat berkembang menjadi penyakit lain yang lebih kronis dan mematikan.

Related

Health 239991394277634914

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item