Perjalanan Hidup Arswendo Atmowiloto, Penulis Produktif Indonesia (Bagian 1)


Naviri Magazine - Arswendo Atmowiloto, kelahiran 26 November 1948, semula tak pernah membayangkan bakal menjadi penulis. Semasa kecil, dia punya cita-cita populer selayaknya anak-anak lain: menjadi dokter. Kelak dengan kerja sebagai dokter, dia akan hidup kaya, terhormat, dan bisa menyuntik semua orang.

Tapi cita-cita Wendo tak pernah mewujud. Menjadi dokter perlu jenjang pendidikan tinggi dan makan biaya banyak. Sementara ekonomi keluarganya pas-pasan.

Wendo tumbuh besar tanpa kepala keluarga sejak kelas 5 SD pada 1960. Ibunya janda, tak punya kerjaan tetap, dan harus menghidupi enam orang anak di Harjapuran, Surakarta.

Keluarga Wendo mengandalkan uang pensiun almarhum ayah yang habis untuk belanja keseharian. Tak ada sisa untuk biaya pendidikan.

Mau beli pakaian baru saja susah. “Ada waktu tertentu kami menunggu jemuran baju sampai kering, baru bisa memakainya,” kenang Wendo dalam Mengarang Novel Itu Gampang.

Ajaibnya, Wendo lulus SMA dan memperoleh ranking sepuluh besar. Tapi dia lulus tanpa membawa ijazah. Sebab masih ada tunggakan uang sekolah berbulan-bulan.

Wendo suka mengarang sedari SD. Daya mengarangnya berasal dari kegemarannya membaca berpuluh buku dan komik. Tapi selama itu dia belum pernah mengirim karyanya ke media massa. Baru pada masa SMA, dia kirim karangannya ke media lokal, Gelora Berdikari. Karyanya berhasil dimuat dan diganjar imbalan uang.

Selepas SMA, Wendo sempat bekerja serabutan di sebuah toko untuk membiayai kuliahnya di IKIP Surakarta. Tapi gajinya jauh lebih kecil daripada uang kuliah. Akhirnya pada bulan ketiga, dia putus kuliah.

Wendo mengirimkan lamaran kerja ke sana-sini. Tak ada panggilan. Dia kerja serabutan lagi. Dari tukang jemur di pabrik bihun, pencari rumput, penjaga sepeda, sampai pengumpul bola tenis. Dia berhenti dari kerjaan terakhirnya setelah bertemu seorang veteran bertangan buntung yang butuh kerjaan. Dia serahkan posisinya untuk si veteran.

Wendo kembali bekerja di toko. Tersedia banyak waktu luang untuknya. Dia mengisinya dengan menulis cerpen berbahasa Jawa dan mengirimkannya ke sejumlah media massa. Karyanya tembus. Dan dia mendapat pemasukan tambahan. Dari sini, tumbuh kepercayaan dirinya menempuh hidup sebagai penulis dan menikahi seorang perempuan bernama Agnes Sri Hartini.

Cerpen berbahasa Indonesia pertama Wendo terbit pada 1971. Judulnya “Sleko”, nama sebuah jalan di Stasiun Tawang, Semarang. Sejak itu, dia lebih sering menulis dengan bahasa Indonesia.

Resep Menulis

Wendo ikut lomba cerpen di Jakarta. Dia menang, kemudian pindah ke Jakarta, lalu bekerja sebagai wartawan. Di sini produktivitasnya meningkat pesat. Dia bisa menulis laporan jurnalistik sekaligus mengerjakan cerpen dan novel.

“Ia pernah menulis dan dimuat serentak di Kompas, Sinar Harapan, Aktuil, dan Horison dalam minggu yang sama,” catat tim penulis Ensiklopedi Tokoh Kebudayaan Jilid III.

Bagaimana bisa?

Wendo berbagi rahasia. Dia punya konsep menjinakkan waktu. Dia bisa menggunakan 24 jam dalam sehari untuk keperluan menulis. Setelah berkeluarga, aktivitas Wendo kian padat. Dia tak bisa menulis seperti kala bujangan. Dia kini harus pula mengurus anak-anaknya. Pernah suatu kali dia menulis sambil memangku anak-anaknya.

Karena itu, Wendo berikhtiar menggunakan setiap pembicaraan dengan orang, perjalanan ke suatu tempat, dan rehat sejenak sebagai penunjang penulisan.

Dari pembicaraan dengan orang, Wendo seringkali mendapat ide. Dia juga menjelajahi ide dengan berkunjung ke banyak tempat. Dia menggunakan waktu istirahat untuk mengendapkan ide-ide tersebut. Kemudian dia mulai menulis dan mengembangkan semua kejadian yang dialaminya. Hal-hal terdekat dalam hidupnya.

Baca lanjutannya: Perjalanan Hidup Arswendo Atmowiloto, Penulis Produktif Indonesia (Bagian 2)

Related

Figures 6671358191402596855

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item