Dengan Kemajuan Sains, Bisakah Manusia Hidup Sampai Ratusan Tahun? (Bagian 2)

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya ( Dengan Kemajuan Sains, Bisakah Manusia Hidup Sampai Ratusan Tahun? - Bagia...


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Dengan Kemajuan Sains, Bisakah Manusia Hidup Sampai Ratusan Tahun? - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

"Ada batasan umur manusia, yakni pada usia 115 tahun," begitu konklusi yang disodorkan oleh tim Vijg dalam sebuah makalah yang dimuat di Nature. "Yang hidup lebih lama dari 115 tahun seperti Jeanne akan ada, tapi kemungkinannya di tiap tahunnya kurang dari 1 dalam 10.000." 

Vijg mengatakan bahwa batasan usia yang muncul sungguh mencengangkan. "Mungkin Anda mengharap munculnya orang-orang seperti Jeanne Calments dalam beberapa tahun ke depan, tapi rasanya susah"

Kesimpulan Vijg ditingkahi dengan berbagai respons negatif di berbagai blog. Bagi beberapa pembaca, sebaran titik-titik usia saat mati ini bisa dibaca dengan cara yang sama sekali berbeda. Ketika Philipp Berens dan Tom Wallis, peneliti dari University of Tübingen, Jerman, mengamati data yang digunakan dalam makalah Vijg, mereka bisa menarik garis dalam grafik yang disusun dari data tentang usia saat mati. 

Alih-alih melandai atau menurun, garis yang mereka hasilkan (dibuat dengan menggunakan software statistik dengan menggunakan dasar asumsi yang berbeda) terus naik. Sudah jelas, kesimpulan yang mereka hasilkan berbeda: jika garisnya terus naik maka batas usia manusia belum tercapai. 

Namun, ketika kembali menarik garis ini pada grafik dengan data yang lebih besar—mereka mundur sampai tahun 1990-an, mereka menemukan garis yang mereka tarik melandai, seperti yang terjadi pada penelitian Vijg.

Jadi, mana yang benar? Jelas, tak ada jawaban yang memuaskan. Intepretasi data statistik, apalagi jika mencakup data dengan cakupan yang luas, sangat tergantung pada siapa yang melakukannya, atau lebih lagi, pada asumsi matematika yang digunakan. Apakah Jeanne dan Sarah hanyalah manusia yang beruntung, atau mereka mewakili ujung-ujung umur manusia? 

Jika Anda menggunakan salah satu asumsi matematika, batas-batas umur manusia sepertinya sudah melandai (seperti yang ditunjukkan Vijg). Jika Anda mengganti asumsinya, data yang sama akan menunjukkan batas-batas umur manusia terus meningkat (seperti hasil intrepetasi Berens dan Wallis). 

Malah, jika Anda menambahkan data di awal atau di akhir kurva, garisnya melandai lagi atau malah menurun. Coba ganti parameternya, garis yang berbeda akan muncul. Begitu seterusnya.

Dus, ketidakpastian statistik ini diakibatkan oleh akar semua ketidakpastian: intervensi manusia. Apa jadinya jika manipulasi yang dilakukan pada hewan lab diaplikasikan pada manusia? 

Cangkok sel punca (stem cell), organ buatan, pemograman metabolisme dengan mengubah pola makan, lingkungan yang sepenuhnya baru untuk memperlambat penuaan dan pembusukan—semua hal ini akan menantang berbagai usaha, bahkan yang paling mutakhir sekalipun, untuk menciptakan model umur panjang manusia berdasarkan data dari masa lampau. 

Teknologi uniknya sering memakan dirinya sendiri. Seorang dokter yang berusaha mempertahankan pendapatnya tentang batas terapi anti mikrobial menjelang ditemukannya Penicillin, nyata dalam sekejap jadi bulan-bulan sejarah.

Sekarang, coba bayangkan dunia yang diisi manusia yang bisa hidup sampai 160 tahun. Jika peningkatan durasi hidup manusia ini terjadi pada angkatan 2010, dia bisa hidup sampai tahun 2170. 

Sebagai perbandingan, seorang yang berumur 160 tahun saat ini dilahirkan pada tahun 1856. Dia pasti telah hidup melalui berbagai macam peristiwa penting, seperti pembunuhan Abraham Lincoln, penemuan bohlam, dua perang dunia, naik dan turunnya presiden, serta—ini lebih personal—wisuda cicit-cicitnya (ketika Sarah Knauss menjadi manusia paling tua yang masih hidup pada tahun 1998, salah satu anak perempuannya masih hidup. Usianya saat itu sudah 96 tahun.)

Dengan usia sepanjang itu, manusia bisa menjawab berbagai pertanyaan ilmiah yang belum terjawab saat ini. Seperti, organ mana yang lebih dulu rusak dan mana yang bertahan dalam usia setua itu? Apakah organ bisa diganti dan terus diganti jika rusak? 

Bisakah jaringan tubuh diregenerasi dari sel punca yang menua, atau kita harus mengambil dan menyimpan jaringan tubuh saat kita masih muda? Apakah sistem kekeluargaan akan berubah dalam empat generasi keturunan? Memori macam apa yang bisa tetap nempel saat kita berusia 160 tahun?

Yang penting, setelah kita mengumpulkan data—genome, perilaku, lingkungan dan pola makan—dari wanita dan laki-laki yang beruntung punya umur panjang, bisakah kita menggunakannya untuk memperpanjang rerata umur manusia secara drastis?

Related

Science 8901316503034129946

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item