Hewan-hewan yang Memiliki Pertahanan Diri Unik Saat Menghadapi Bahaya (Bagian 2)


Naviri Magazine - Di artikel sebelumnya (Hewan-hewan yang Memiliki Pertahanan Diri Unik Saat Menghadapi Bahaya – Bagian 1), kita telah mengenal sistem pertahanan diri unik dari hewan-hewan semacam paus bungkuk, laba-laba peludah, kalajengking cambuk, semut Malaysia, sigung, dan ikan pemanah. 

Namun masih ada hewan-hewan lain yang juga memiliki sistem pertahanan diri yang tak kalah unik. Berikut ini hewan-hewan tersebut.

Kadal bertanduk 

Di antara banyak hewan lain, kadal bertanduk (Horned lizard) memiliki taktik pertahanan diri yang lebih banyak. Seperti bunglon, ia dapat mengubah warnanya untuk menyesuaikan diri dengan banyak latar belakang alam, termasuk di gurun pasir. Selain itu, reptil tersebut juga dapat mengubah diri hingga terlihat seperti batu, berkat warna kulitnya.

Ketika taktik penyamaran semacam itu kurang efektif, dan calon pemangsanya tetap mengincar, maka kadal bertanduk akan membusungkan tubuh hingga terlihat lebih besar dari ukuran normalnya. Apabila pertahanan itu tetap tidak berhasil, ia akan menggunakan taktik terakhirnya, yaitu menyemprotkan darah dari matanya.

Untuk melakukan hal tersebut, kadal bertanduk akan membatasi aliran darah ke seluruh tubuhnya, meningkatkan tekanan darah di kepala, lalu memecahkan pembuluh darah di kelopak matanya. Ketika kelopak matanya pecah, darah akan menyembur hingga sejauh 5 kaki (1,5 meter). Darah yang menyembur itu tidak beracun, tapi cukup membingungkan predator yang akan memangsanya.

Kumbang pengebom 

Kumbang tidak dapat terbang dengan cepat seperti serangga lainnya. Karena itu, mereka pun membutuhkan sarana pertahanan diri yang cukup ketika melawan musuh. Dalam hal itu, kumbang pengebom (Bombardier beetle) memiliki senjata yang sangat unik, salah satunya adalah lapisan mirip baja yang dapat melindungi tubuhnya dari kemungkinan serangan.

Namun, jika mekanisme pertahanan diri itu tidak membuat calon pemangsanya mundur, maka kumbang pengebom akan mengeluarkan senjatanya yang berbahaya, yaitu semprotan cairan panas mendidih yang biasanya akan membuat para predator kabur.

Di dalam perut kumbang pengebom ada dua ruangan yang dipenuhi bahan kimia untuk tujuan itu. Ketika bahan kimia dalam dua ruangan itu digabungkan, hasilnya adalah cairan asam yang suhunya mencapai 212 derajat Fahrenheit (100 derajat Celsius). 

Cairan itulah yang disemprotkannya melalui dinding perut, ketika berhadapan dengan predator. Jika semprotan itu tetap dianggap belum cukup, kumbang pengebom juga akan membuat suara mirip tembakan untuk menakut-nakuti musuhnya.

Ikan berlendir 

Di antara ikan lain, ikan berlendir (hagfish) memiliki pertahanan diri yang unik sekaligus mematikan. Hagfish dapat ditemukan di sebagian besar lautan di dunia.

Ketika merasa stres atau indra mereka merasakan bahaya, hagfish akan melepaskan lendir tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Setelah ancaman itu hilang, ikan itu akan mengikat diri sendiri menjadi simpul, kemudian berjalan mundur, meninggalkan lendir dan menjauh. 

Hewan-hewan yang telanjur terperangkap dalam lendir buatannya itu bisa mati lemas—begitu pun hagfish sendiri—jika masih berada di lautan lendir. 

Hagfish memiliki panjang hingga 15 inci (40 sentimeter), dengan lebar sebesar ibu jari. Namun, ia dapat melepaskan hingga 1 liter (0,2 galon) lendir dalam waktu sekitar 1 detik. Ketika itu terjadi, predator yang mengancamnya akan segera menjauh. 

Jika si predator nekat memangsa, maka tubuh hagfish yang tergigit akan mengeluarkan lendir yang sama, dan insang si predator akan segera dipenuhi lendir yang akan mencekiknya sampai mati.

Belut listrik 

Belut listrik (Electric eel) biasa hidup di sungai berlumpur, dan dapat tumbuh hingga 8 kaki (2,5 meter). Tubuh mereka biasanya berwarna hijau tua atau abu-abu, yang membantu mereka berbaur dengan lingkungan mereka. Namun, mekanisme pertahanan diri mereka yang unik bukan itu, melainkan kemampuannya dalam mengeluarkan energi listrik yang mematikan.

Organ belut listik mengandung sel-sel khusus yang disebut electrocytes, yang secara efektif dapat mengubah mereka menjadi baterai. Organ itu dapat digunakannya untuk merasakan benda asing atau ikan-ikan kecil yang dapat dijadikannya santapan. Namun, selain itu, belut listrik juga dapat menggunakannya untuk melumpuhkan musuh.

Untuk memangsa ikan sebagai makanan, belut listrik akan memberikan kejutan kecil yang menyebabkan korbannya lumpuh. Mangsanya tetap hidup, namun tidak mampu bergerak. Setelah itu, belut listrik akan menyedot mangsanya seperti kita menyedot mie atau spaghetti. 

Ketika menghadapi ancaman predator lain, belut listrik akan menggunakan sengatan listriknya yang kuat, sekitar 600 volt, yang dapat membuat musuhnya mati. 

Ketimun laut

Ketimun laut adalah hewan yang aneh sekaligus unik, karena dapat mengubah tubuhnya dalam keadaan berbeda-beda, misalnya dari padat menjadi lunak, ketika mempertahankan diri dari serangan predator. 

Seperti echinoderms lainnya, ketimun laut memiliki jenis kolagen di kulitnya yang mampu mengeluarkan atau menyerap lebih banyak cairan, yang secara efektif mengubah dirinya dari keadaan “cair” menjadi “padat”. Mereka mampu mengubah tubuhnya menjadi seperti bubur, kemudian menjadi potongan-potongan kecil, dan menjadi gumpalan padat, sehingga tidak bisa diurai.

Yang lebih menakjubkan, ketimun laut juga mampu mengubah bagian dalam tubuhnya menjadi benda yang dapat dikeluarkan, sehingga cairan dan sistem pencernaannya menjadi racun bagi musuhnya. Di lautan, ketimun laut termasuk makhluk yang dijauhi, karena hewan itu membungungkan sekaligus cukup mematikan.

Katak berambut

Dalam bahasa ilmiah, katak aneh ini disebut Trichobatrachus robustus. Selain aneh, katak ini juga merupakan sosok menakutkan, karena penampilannya terlihat kotor. Katak ini dapat mematahkan tulang-tulangnya sendiri, dan mengubahnya menjadi cakar seperti yang dimiliki kucing. 

Ketika terancam atau menghadapi predator, katak berambut akan mengeluarkan cakar di jari-jarinya—cakar yang benar-benar keluar dari tubuhnya, dan menembus keluar kulitnya. Kemudian, setelah keadaan aman, cakar-cakar itu akan kembali masuk ke dalam tubuhnya. 

Kemampuan itu mengingatkan kita pada tokoh Wolverine dalam serial X-Men. Sampai hari ini para ilmuwan masih belum bisa menjelaskan bagaimana katak itu tidak terluka dengan mekanisme semacam itu.

Opossum

Opossum adalah sejenis tupai kecil yang lucu, namun memiliki trik serta mekanisme pertahanan diri yang sangat unik dalam menghadapi predator. Ketika terancam, opossum dapat berpura-pura mati. Pada waktu berpura-pura mati itu, sebenarnya ia hanya pingsan sesaat, namun keadaan itu menjadikan predator yang ingin membunuhnya jadi enggan mendekati.

Selain itu, hewan cerdik ini juga bisa mengeluarkan busa dari mulutnya, sehingga predator akan mengiranya keracunan atau sakit. Kemudian, opossum juga dapat mengeluarkan cairan berwarna hijau dari anusnya, yang aromanya sangat menyengat dan menjijikkan.

Related

Science 2095496208993299963

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item