Kisah Mati Suri: Menyaksikan Alam Kubur dan Orang-orang yang Disiksa (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Mati Suri: Menyaksikan Alam Kubur dan Orang-orang yang Disiksa - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali pada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat benar-benar ada. ''Alam barzah, akhirat, surga dan neraka, itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'' ujarnya, bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya, dua malaikat memimpinnya kembali, dan ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa ke kursi yang empuk, dan didudukkan di kursi tersebut. Di sebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. 

Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ''Siapa kamu?'' Lalu perempuan itu menjawab. “Akulah (amal) kamu.''

Selanjutnya, ia dibawa bersama dua malaikat, dan amalnya berjalan menelusuri lorong waktu, melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana, ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak, dan baunya menjijikkan. 

Ruh Aslina bertanya kepada amalnya, ''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab, orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. 

Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina, manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, mereka ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Ada pula orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, dan orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. 

Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab, orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka, dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam, dan sangat pekat, sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada di sisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap, “Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar.” Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia melihat tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakangnya terdapat gambar kakbah. Di sana juga terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang hal itu. Amalnya menjawab, itu adalah husnul khatimah. (husnul khatimah berarti “akhir yang baik”, yakni keadaan manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan menjadi orang baik).

Selanjutnya, ruh Aslina mendengarkan azan, seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya, ''Saya mau shalat.'' Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ''Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia (mengerjakan) shalat,'' ungkap Aslina. 

Selanjutnya, ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Di makam tersebut batangan-batangan emas di dalam tempat ''husnul khatimah'' tadi mengeluarkan cahaya terang. 

Berikutnya, ia melihat cahaya seperti matahari, tapi agak kecil. Cahaya itu bicara kepada ruh Aslina, ''Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.''

Selanjutnya, ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad, berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata, ''Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini, Ya Allah.'' Manusia-manusia itu juga memohon, ''Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.''

Begitulah di antara cerita Aslina, mengenai apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya, ia senantiasa mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal shaleh, serta tidak melanggar aturan Allah. 

Related

Mistery 9136200683113603962

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item