Kisah Menara Babel, dan Asal Usul Bahasa Manusia yang Berbeda-beda


Naviri Magazine - Menara Babel adalah mitos yang menjelaskan legenda asal usul bahasa manusia, yang berbeda-beda di setiap negara. Dikisahkan bahwa manusia bersatu selama beberapa generasi setelah banjir besar. Mereka berbicara satu bahasa dan bermigrasi ke timur, datang ke tanah Shinar. 

Menara Babel, Etemenanki, dalam bahasa Sumeria artinya 'kuil dasar langit dan bumi'. Nama ziggurat didedikasikan untuk Marduk di kota Babel. Bangunan ini dibangun kembali oleh penguasa dinasti Neo-Babilonia, abad ke-6 SM, Nabopolassar dan Nebukadnezar II.  
Legenda asal usul bahasa

Mereka membangun kota dan menara yang cukup tinggi, berharap bisa mencapai surga. Menara ini dibangun dari batu bata yang dibakar, disemen dengan mortar, terbuat dari jenis aspal khusus dan tahan air. Tujuan pembangunan menara ini adalah ambisi untuk mengalahkan kekuatan sang Pencipta. 

Setelah banjir Nuh membinasakan penduduk dunia, mereka berpikir untuk bertahan hidup dari bencana. Menurut legenda, disebutkan bahwa setiap 1656 tahun sekali, surga berguncang sehingga air mengalir ke bumi. Untuk mencegah air turun ke bumi, mereka membangun menara tertinggi di dunia agar tidak terkena banjir. 

Serasa seperti dikutuk, tiba-tiba ucapan setiap manusia yang berada di dalamnya tidak bisa dipahami. Hujan badai dan petir selama berhari-hari membuat Menara Babel roboh. Orang-orang yang berada di dalamnya berserakan, banyak yang tewas seketika. Sebagian mereka menyelamatkan diri menjauhi kota ini, dengan bahasa yang tidak dimengerti satu sama lain.

Menurut mitos Midrashic, sepertiga pembangun Menara Babel dihukum, mereka berubah menjadi makhluk semi-setan, dan dibuang ke dimensi paralel. Dimensi ini sekarang dihuni oleh keturunan mereka, tidak ada yang tahu dimana dimensi ini berada. 

Ziggurat yang sudah lapuk akhirnya dihancurkan oleh Alexander Agung, dan direkonstruksi kembali. Dia berhasil memindahkan ubin menara ke lokasi lain, tetapi semuanya terhenti setelah kematiannya.

Menurut catatan Nebukadnezar, menara ini dibangun di zaman kuno. Seorang raja membangun Kuil Tujuh Cahaya Bumi, tetapi tidak menyelesaikannya. Orang-orang telah meninggalkannya, gempa bumi dan kilat menghancurkan tanah liat yang kering. Dinding batu bata telah pecah, dan lantai di bagian dalamnya berserakan.

Related

History 6416416581537180485

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item