Fakta-fakta Unik dan Menarik Seputar Tikus (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Fakta-fakta Unik dan Menarik Seputar Tikus - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Tikus bisa memasuki rumah kita melalui lubang kecil yang berukuran seperempat diameter tubuhnya. Selain itu, gigi tikus bahkan diperkirakan sekeras besi atau baja, sehingga dapat mudah menggerogoti papan atau kayu.  

Begitu memasuki rumah, tikus sangat sulit diusir. Beberapa orang mencoba menghalau tikus dengan cara memasang perangkap. Namun tikus terkenal cerdik, dan hanya segelintir yang terperangkap. 

Kadang-kadang ada pula yang menggunakan racun untuk memusnahkan tikus, tapi cara itu pun sering menyusahkan. Tikus memang memakan umpan beracun yang dipasang, tapi sering kali bangkainya sulit ditemukan karena biasanya mereka mati di tempat yang sulit dijangkau.

Tikus dan kucing

Secara alami, tikus menjadi mangsa kucing. Karenanya, tikus pun selalu berusaha menjauh dari kucing, dan selalu takut setiap kali menemukan bau atau aroma keberadaan kucing. Tetapi, keadaan itu bisa berbalik ketika tikus terkena parasit toxoplasma gondii.

Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang siklus hidupnya sepenuhnya tergantung pada tubuh kucing. Parasit itu bisa berada di tubuh hewan lain, namun hanya dapat berkembang pada tubuh kucing. 

Apabila tikus terinfeksi oleh parasit tersebut—misalnya melalui urine kucing—tikus akan mengalami perubahan kimia pada otaknya, yang menjadikan mereka tidak lagi takut pada kucing, tapi malah tertarik. Saat bertemu kucing, tikus yang terinfeksi itu bukannya lari ketakutan, tapi malah cenderung mendekat. Tentu saja, kucing pun dengan mudah memangsanya.

Hewan laboratorium

Tikus menjadi salah satu hewan favorit para ilmuwan dalam upaya penelitian di laboratorium. Hal itu disebakan karena tikus memiliki genetika yang mirip dengan manusia, sehingga penggunaan tikus sebagai objek penelitian dapat membantu para ilmuwan dalam mengembangkan berbagai obat-obatan dan penelitian medis lainnya. Selain itu, ukuran tikus juga relatif kecil, serta mudah dibiakkan.

Perkembangan terakhir menyangkut tikus di laboratorium bahkan cukup kontroversial. Beberapa ilmuwan akhir-akhir ini menemukan cara menggunakan tikus untuk menumbuhkan jaringan kulit tertentu yang ditujukan untuk transplantasi pada kulit manusia. 

Tikus raksasa

Tikus Gambia adalah spesies tikus yang memiliki ukuran luar biasa besar. Berat tubuhnya mencapai 7 kilogram, jauh lebih besar dibanding tikus lain umumnya. Di Afrika, hewan ini diburu dan dijadikan sebagai santapan sebagaimana hewan buruan lain. 

Tikus Gambia juga tergolong hewan cerdas namun penurut. Karenanya, hewan ini pun sering dimanfaatkan untuk menjadi pendeteksi ranjau darat. Meski bobotnya sangat berat dalam standar tikus, namun berat tubuhnya masih cukup ringan untuk merayap di atas ranjau tanpa meledakkannya. 

Selain itu, tikus Gambia juga menjadi objek penelitian penting dalam hal pendeteksian penyakit tuberkolosis. Tidak sedikit orang yang juga menjadikannya sebagai hewan peliharaan, karena dianggap hewan yang ramah.

Kecepatan populasi

Dalam setahun, seekor tikus betina dapat melahirkan 7 sampai 15 anak. Di lingkungan yang kosong dan relatif aman dari pemangsa, tikus bahkan bisa berkembang biak dengan cepat menjadi ratusan ribu bahkan jutaan ekor dalam waktu satu tahun. 

Namun, meski begitu, tidak banyak tikus yang dapat bertahan hidup sampai usia 2 tahun. Hal itu tergantung pada berbagai faktor lingkungan, selain tingkat kematian anak tikus juga tinggi pada minggu-minggu pertama setelah kelahirannya.

Related

Science 3907932150199609208

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item