Ini 10 Benda Unik yang Tenggelam Bersama Titanic, dan Kisah di Baliknya (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ini 10 Benda Unik yang Tenggelam Bersama Titanic, dan Kisah di Baliknya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Tas Pipa

Seorang petani Irlandia melakukan perjalanan sebagai penumpang kelas tiga untuk menuju New York City. Ia adalah Eugene Patrick Daly. Umurnya 29 tahun ketika ia menaiki Titanic di Queenstown.

Ketika menaiki kapal, ia membawa pipa uilleann (alat tradisional Irlandia) dan memainkan "Ratapan Erin" untuk sesama penumpang kelas tiga. Ia kemudian mengajukan klaim sebesar $50 atas hilangnya pipa uilleann-nya. Puluhan tahun kemudian, satu set tas pipa [mungkin milik Daly] ditemukan di lokasi kecelakaan.

Daly adalah salah satu penumpang yang beruntung. Waktu itu ia bersama Maggie Daly dan Bertha Mulvihill. Ia membantu dua wanita itu menaiki sekoci nomor 15 dan tertinggal di atas kapal yang segera tenggelam.

Daly kemudian melompat ke laut dengan hanya menggunakan jaket tebal yang membuatnya tetap cukup hangat untuk bertahan melawan air yang membeku. Entah bagaimana caranya hingga ia berhasil menyelamatkan diri. Ia kemudian mengklaim bahwa dirinya selalu mengenakan mantel yang sama ke mana pun ia pergi sebagai jimat keberuntungan.

Mesin Marmalade

Mesin kuno tersebut milik seorang penumpang bernama Edwina "Winnie" Celia Troutt. Mesin marmalade itu adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memotong dan mengupas jeruk dengan bentuk, ukuran dan tekstur yang tepat untuk dibuat selai. "Mesin” yang menyerupai "cutter" itu terlihat seperti kombinasi dari penggiling daging dan pembuat saus apel antik.

Gadis 27 tahun itu rencananya akan kembali ke Amerika setelah berkunjung ke Inggris, untuk membantu kakaknya melahirkan. Awalnya, ditetapkan untuk berlayar dengan Oceanic, tapi ia dipindahkan ke Titanic.

Ketika Titanic menabrak gunung es, Winnie meninggalkan kabinnya untuk menyelidiki apa yang terjadi, dan diberitahu tentang nasib kapal. Ia juga melihat kru tengah menyiapkan sekoci. Ia kembali ke kabinnya untuk memberitahu teman sekabinnya, tetapi hanya menemukan seorang saja. 

Ia mengenakan mantel paling tebal untuk melawan hawa dingin, dan mengajak teman sekabinnya yang asyik dengan korset segera bergegas. Winnie kemudian mendengar band memainkan Nearer My God to Thee di saat-saat terakhir kapal.

Winnie berada di sekoci nomor 16. Ketika menunggu sekoci diturunkan ke laut, seorang pria datang mengemis untuk menyelamatkan anaknya. Winnie membawa anak itu ke dalam sekoci. 

Saat perahu diturunkan, Winnie hanya membawa sikat gigi, sebuah Alkitab, dan anak. Ia tidak membawa mesin selainya. Ia kemudian mengajukan klaim terhadap White Star Line senilai $5. Ia meninggal pada tanggal 3 Desember 1984 di California.

Satu Kotak Film

Pada daftar Titanic tertulis “satu kotak film” untuk New York Motion Picture Company. Seperti halnya mobil, peralatan elektronik dan phonograf, gambar gerak juga sangat populer di awal 1900-an. New York Motion Picture Company adalah salah satu pembuat film kecil di New York dan Pantai Timur Amerika Serikat (sebelum industri film pindah ke Hollywood). 

Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1909 dan beroperasi sampai sekitar 1914. Dioperasikan pada 42nd Street dan Broadway, perusahaan itu dimiliki oleh dua orang, salah satunya adalah Charles O. Baumann yang sukses beberapa perusahaan film, terutama Keystone Film Company. 

New York Motion Picture Company merilis film di bawah merek Broncho [untuk western], Domino [untuk komedi] dan Kay-Bee [untuk drama].

Parfum

Salah satu penumpang kelas satu adalah seorang pembuat parfum asal Inggris bernama Adolphe Saalfeld. Ia adalah chairman ahli kimia dan penyuling Sparks, White, and Co. Ltd. Ia membawa sebuah tas kulit berisi 65 botol parfum yang berbeda. 

Perdagangan parfum di New York City dan Amerika memang sedang booming pada saat itu. Jadi, ia mungkin mencoba untuk menarik pembeli potensial di department store dan butik di New York City. 

Ia mengaku berada di ruang merokok kapal, dan melihat gunung es ketika Titanic menabraknya. Ia pergi ke kamarnya, tetapi meninggalkan tas berisi sampel parfumnya. Tas dan botol parfumnya pun tenggelam. 

Pada tahun 2001, tas dan botol psrfum itu ditemukan oleh sebuah tim pencari artefak. Ketika mereka membawa tas kulit ke kapal dan membukanya, mereka kebanjiran aroma Lavenders dan mawar dari parfum Edwardian. Beberapa botol telah rusak, tetapi sebagian besar masih utuh. Botol-botol parfum itu diurai sidik jari kimianya dengan harapan bisa direproduksi.

Adapun Saalfeld berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci nomor 3 dan diselamatkan oleh Carpathia.

Naskah Cerita

Di dalam ruang surat Titanic terdapat sebuah paket berisi naskah "Karain: A Memory" yang ditulis oleg Joseph Conrad. "Karain: A Memori " adalah pendahulu cerita pendek ketiga Conrad yang berjudul “Lord Jim.” Cerita itu ditulis pada tahun 1897 dan diterbitkan di akhir tahun yang sama. 

Conrad mengirimkan naskah kepada John Quinn di New York. John Quinn adalah generasi kedua Irlandia-Amerika yang berprofesi sebagai pengacara perusahaan di New York, yang untuk sementara waktu juga menjadi pelindung tokoh-tokoh utama post-impressionism, literer modernisme, dan kolektor naskah asli.

Juga di Atas Titanic

Beberapa item menarik lain yang tenggelam ke dasar Atlantik bersama Titanic antara lain 856 gulungan linoleum, 1 kotak cretonne, 1 peti suku cadang mobil, 41 kotak kertas filter, 76 kotak darah naga, 15 kotak bulu kelinci, 1 barel tanah, 1 kotak, gramofon Edison, dan 2 barel merkuri.

Related

History 7449651336151206112

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item