Panduan Membuat Produk dan Memasarkannya di Internet (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Panduan Membuat Produk dan Memasarkannya di Internet - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Lokasi yang tepat untuk pemasaran

Sebagaimana dunia bisnis pada umumnya, kita tentunya harus terlebih dulu menentukan tempat atau lokasi mengenai dimana bisnis itu akan dibangun dan diusahakan serta dioperasikan. 

Kalau akan membangun sebuah toko atau warung, misalnya, kita tentunya harus menemukan lokasi yang strategis terlebih dulu untuk membangun warung atau toko itu agar nantinya dapat memperoleh jumlah pelanggan yang maksimal sehingga bisnis mendatangkan keuntungan sebagaimana yang diharapkan.

Nah, itu tak jauh beda dengan membangun bisnis di internet. Kita harus mencari terlebih dulu lokasi-lokasi mana saja yang sekiranya dapat kita jadikan sebagai tempat untuk mempromosikan bisnis kita. Menentukan lokasi di internet untuk tujuan bisnis ini tentu saja beda dengan menentukan lokasi untuk bisnis di dunia kita ini. 

Kalau di dunia nyata ini kita hanya menentukan lokasi untuk membuka usaha bisnis tersebut, maka di internet kita mencari lokasi-lokasi yang bagus untuk tujuan promosi, yaitu untuk memberitahukan keberadaan website bisnis kita yang ada di internet kepada para pengunjung internet.

Idealnya, kita harus telah menentukan setidaknya 15 sampai 20-an tempat (website) di internet yang akan kita gunakan untuk tujuan promosi itu, sebelum benar-benar meluncurkan produk yang kita miliki. 

Tempat-tempat di internet yang dapat dijadikan sebagai lokasi promosi itu misalnya beberapa search engine, website-website yang memberikan ruang untuk iklan, forum di internet ataupun mailing list, situs-situs blog tertentu yang bisa dianggap potensial, ataupun jaringan periklanan yang banyak tersedia di internet.

Sebelum benar-benar meluncurkan suatu produk untuk dipasarkan di internet, kita harus benar-benar telah menentukan setidaknya 15 lokasi dari tempat-tempat di atas itu untuk tujuan memperkenalkan dan mempromosikan bisnis kita, sehingga ketika bisnis kita dimulai dan produk milik kita diluncurkan, hasilnya akan benar-benar sesuai dengan harapan awal kita.

Mungkin ada sebagian orang yang berpikir sebaliknya; yang penting bikin produk dulu, masalah tempat pemasaran dan promosi bisa dipikirkan nanti. Namun, seringkali bisnis di internet menjadi gagal dan mengalami kamandekan bahkan kebangkrutan karena pemiliknya berpikir seperti itu. Jadi, daripada menyesal di belakang hari, lebih baik sedikit susah terlebih dulu demi hasil yang maksimal sebagaimana yang diinginkan.

Mengapa seseorang atau orang-orang mau mengeluarkan uangnya untuk membeli sebuah produk, entah itu sebuah buku, sebuah benda tertentu, atau bahkan hanya untuk sekedar sebuah informasi? Jawabannya begitu jelas, yakni karena orang itu membutuhkannya!

Jadi, salah satu pilar sukses dari terjualnya sebuah produk adalah menjawab kebutuhan orang. Karenanya, sebelum menentukan untuk meluncurkan sebuah produk atau beberapa buah produk untuk dipasarkan di internet, pikirkan terlebih dulu dan jawab pertanyaan-pertanyaan ini:
  • Apakah produk tersebut memberikan apa yang diinginkan oleh konsumen?
  • Apakah produk tersebut menjawab kebutuhan mereka? 
  • Sebanyak apa kebutuhan orang yang dipenuhi oleh produk tersebut? 
  • Mungkinkah orang akan mau menukarkan uangnya dengan produk tersebut? Seberapa banyak?
  • Apa yang menjadi keunggulan dari produk tersebut sehingga orang akan tertarik untuk membeli dan memilikinya?

Apabila jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dapat diberikan dengan jelas dan lengkap serta terbukti bahwa produk itu memang memberikan jawaban atas kebutuhan banyak orang, maka produk itu memiliki kemungkinan untuk dipasarkan. Skalanya adalah; semakin banyak orang yang mungkin membutuhkan produk itu, maka semakin besar kemungkinan produk itu akan sukses.

Namun, ada kalanya orang menilai produknya sendiri secara subjektif atau kurang adil. Karena dia yang menciptakan produknya, maka dia pun berkecenderungan untuk menganggap bahwa produknya itu memang benar-benar bagus, bahkan yang terbaik. Sebisa mungkin hindari penilaian seperti itu. 

Untuk lebih objektif, sebaiknya mintalah pendapat orang lain untuk memberikan penilaian dan komentarnya atas produk itu, dan dengarkanlah bagaimana mereka menilai produk tersebut. 

Kalau orang-orang lain juga menganggap bahwa produk itu memang bagus dan layak untuk dijual serta ditawarkan kepada orang lain, silakan diteruskan. Namun jika penilaian mereka negatif atau kurang, sebaiknya perbaiki atau sempurnakan terlebih dulu produk itu.

Sebagaimana bisnis di dunia nyata, keuntungan akan didapat jika orang menciptakan suatu produk yang memiliki pangsa pasar yang jelas dan konsumennya memang membutuhkan produk itu. 

Karenanya, urutan bisnis yang benar adalah bukan menciptakan produk terlebih dulu, namun mencari apa yang dibutuhkan orang-orang terlebih dulu. Kuncinya; cari apa yang dibutuhkan oleh kebanyakan orang, kemudian berikan jawaban bagi kebutuhan tersebut dengan suatu produk yang kita ciptakan dan kita tawarkan.

Testimonial yang mendukung

Kalau kita melihat acara di televisi, kita akan menyaksikan begitu banyak iklan yang berseliweran di antara acara-acara yang disiarkan oleh televisi, dan kita pun dapat melihat bahwa ada begitu banyak artis terkenal yang menjadi bintang iklan dari suatu produk yang diiklankan. 

Para produsen yang menciptakan suatu produk yang diiklankan di televisi itu sampai menghabiskan uang jutaan bahkan milyaran rupiah untuk dapat mengontrak seorang artis atau beberapa artis terkenal untuk dapat mempromosikan produk yang dibuatnya.

Apa artinya itu? Secara psikologis, orang akan tergerak untuk membeli suatu produk apabila produk itu diperkenalkan oleh orang lain yang bukan produsennya. Masyarakat kebanyakan akan berpikir bahwa jika produsennya sendiri yang mengiklankan, maka bisa jadi iklan itu tidak objektif. 

Namun apabila orang lain yang mengiklankan, maka masyarakat pun akan cenderung lebih percaya, apalagi kalau yang mengiklankan itu artis terkenal yang kebetulan menjadi pujaan atau idolanya. Meskipun si artis terkenal itu memang dibayar untuk mengiklankan produk tersebut, terlepas apakah iklannya objektif ataupun subjektif, masyarakat kebanyakan tidak berpikir sejauh itu. 

Baca lanjutannya: Panduan Membuat Produk dan Memasarkannya di Internet (Bagian 3)

Related

Internet 9199947401178792447

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item