Sejarah dan Asal Usul Uang hingga Digunakan Manusia Sedunia (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah dan Asal Usul Uang hingga Digunakan Manusia Sedunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Gagasan Uni-Soviet intinya seperti ini: “Pokoknya masyarakat silakan berkarya dan produktif sesuai dengan kemampuannya masing-masing, nanti negara yang akan tampung hasil produksinya. Dari hasil penampungan tersebut, negara akan mengelola dan mendistribusikan kembali pada setiap masyarakat dengan porsi yang adil dan merata.” 

Gagasan yang mengusung kesetaraan dan keadilan ekonomi ini tentu diharapkan bisa menjadi solusi dari masalah sistem barter, tapi kenyataannya sistem pengelolaan sumber daya yang terpusat ini tidak mampu bertahan lama. Alasannya karena dengan sistem ini, kualitas produk semakin lama semakin turun, tidak ada daya saing, semua pihak jadinya bekerja dengan asal-asalan. 

Toh seburuk apapun produk yang kita buat, akan ada sistem barter terpusat (negara) yang mau menampung produk kita. Perubahan kondisi psikologi industri ini juga jadi membuka masalah baru, yaitu perdagangan gelap dimana-mana yang semakin mengacaukan kesetimbangan ekonomi.

Itulah kira-kira gambaran kenapa sistem barter tidak mampu bertahan dalam peradaban. Bentuk transaksi yang selalu didasari negosiasi harga yang fluktuatif ternyata kurang efektif ketika sekelompok besar manusia berupaya untuk hidup bersama dalam satu sistem kemasyarakatan.

Gagasan Awal Konsep Uang

Masalah pertama dalam ekonomi ini akhirnya menemukan titik terang ketika munculnya gagasan untuk menjadikan salah satu komoditi sebagai standard nilai tukar yang ‘universal’ atau berlaku secara umum (setidaknya untuk cakupan geografis tertentu). Gagasan ini menjadi dasar cikal bakal terbentuknya konsep uang dalam peradaban manusia.

Dalam perjalanan peradaban manusia, sesungguhnya gagasan untuk menjadikan satu komoditas sebagai standard nilai tukar (baca: konsep uang) ini terbentuk berkali-kali di banyak tempat terpisah. Kenapa bisa begitu? Karena penalaran konsep uang tidak memerlukan technological breakthrough, melainkan hanya didasari perubahan dari pola pikir masyarakat.

Pada awal mulanya, manusia menjadikan satu komoditas yang dianggap memiliki nilai manfaat yang berlaku bagi semua orang, contohnya seperti garam, gandum, kulit binatang, jagung, dll, tergantung sejauh mana komoditas itu berlaku secara umum di daerah geografis tersebut. 

Bentuk uang pertama dalam sejarah adalah jelai (sejenis padi) yang digunakan oleh bangsa Sumeria 3.000 tahun sebelum Masehi. Bangsa Sumeria sekitar 5.000 tahun yang lalu sudah mampu menciptakan gagasan yang disepakati secara umum bahwa jelai adalah komoditas yang dijadikan alat tukar universal (dalam skala Kerajaan Sumeria).

Setiap orang di Sumeria, 5 ribu tahun yang lalu, dapat menukar kebutuhan barang maupun jasa dengan menggunakan jelai. 

Kenapa jelai? karena jelai dianggap sebagai sumber makanan pokok utama, yang memiliki nilai intrinsik yang paling universal – yaitu: semua orang di Sumeria toh menggunakan jelai sebagai bahan makanan pokoknya! Jadi anggapannya, tak akan ada orang Sumeria yang merasa rugi untuk menukar barang/jasanya dengan jelai.

Beberapa contoh lain penggunakan barang komoditi sebagai uang adalah garam, yang digunakan oleh Bangsa Romawi Kuno pada awal peradabannya. Biji cokelat sebagai alat tukar pada peradaban Aztec. Kemudian kulit kerang sebagai alat tukar pada berbagai tempat di Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara pada 1.700 – 900 tahun sebelum Masehi. 

Bahkan di zaman modern sekarang, British Uganda (Uganda ketika masih dijajah Inggris), masih menggunakan kulit kerang untuk membayar pajak ke Negara Inggris pada awal abad 20.

Contoh lain yang menarik adalah yang terjadi di beberapa penjara Amerika dan kamp tawanan Perang Dunia 2 yang menjadikan rokok sebagai bentuk mata uang. Ada saat di mana para tawanan penjara menukar roti, pasta gigi, selimut, bahkan minuman beralkohol dengan batang rokok. 

Selama kepercayaan para narapidana terhadap mata uang rokok itu tinggi, bahkan tawanan yang tidak merokok sekalipun akan ikut-ikutan mengumpulkan batang rokok untuk bisa ditukar dengan berbagai barang kebutuhan.

Sampai di sini, kita mulai paham esensi dari konsep uang secara lebih mendalam. Dalam arti, uang tidak selalu hadir dalam bentuk kertas bergambar, emas, perak, batu mulia, atau cek dari bank seperti yang kita kenal sekarang. 

Uang bisa jadi segala bentuk komoditas atau benda apa pun yang dijadikan standard nilai tukar dengan bentuk perbandingan yang relatif stabil pada nilai barang lain, dan berlaku universal bagi masyarakat pelaku ekonomi seluas-luasnya. 

Sekarang, begitu konsep uang jadi lebih jelas, kenapa bentuk uang jadi mengerucut pada beberapa bentuk umum seperti emas, perak, dan uang kertas pada beberapa abad terakhir? Kenapa kita tidak menjumpai lagi negara yang menggunakan gandum atau garam sebagai mata uangnya?

Baca lanjutannya: Sejarah dan Asal Usul Uang hingga Digunakan Manusia Sedunia (Bagian 3)

Related

Money 6590932948931979963

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item