Ilmuwan Akhirnya Bisa Melihat Wujud dan Rupa Matahari yang Sebenarnya


Naviri Magazine - Usaha Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat atau NASA menggeser posisi dua satelit pengintai terbaiknya ternyata tidak sia-sia. Terbukti, dua satelit senilai US500 juta itu berhasil membidik rupa pusat tata surya dari berbagai penjuru. 

Dua satelit Solar Terrestrial Relations Observatory (Stereo) berada pada posisi yang tepat. Berada pada posisi hasil pergeseran, keduanya justru sanggup meneropong matahari dengan hasil yang sangat menakjubkan. 

Matahari, bintang yang setia sebagai pusat tata surya yang tampak kekuning-kuningan bila dilihat dari bumi, kini tergambar jelas. Matahari tepat berada di tengah-tengah kedua satelit Stereo. Dengan posisi seperti itu, menurut NASA, kedua satelit bisa membidik rupa fisik matahari lebih jelas dari sebelumnya. NASA berharap kedua satelit dapat mengambil potret matahari dengan putaran 360 derajat.

Kalau berhasil, hasil itu akan menjadi potret putaran 360 derajat matahari yang pertama sepanjang sejarah program antariksa. 

Dua satelit kembar pada awalnya diposisikan terpisah dalam rentang jarak tertentu. Misi utama keduanya adalah untuk mempelajari ledakan besar yang diciptakan matahari. Konon, ledakan itu mampu menyemburkan miliaran ton partikel ke arah bumi. 

Partikel-partikel yang tersembur dari pusat tata surya barangkali indah kalau diteropong lewat kamera khusus. Meski demikian, semburan partikel tetap memiliki efek negatif. Dipaparkan NASA, semburan partikel kerap mengaburkan pandangan astronot atau pesawat antariksa yang tengah menjelajah dekat matahari.

Tidak hanya itu, semburan partikel yang mampir ke bumi pun terkadang mengacaukan beberapa sistem utama, termasuk listrik dan satelit. Profesor Richard Harrison dari Laboratorium Rutherford Appleton, Inggris, yang menjadi investigator proyek menerangkan bahwa kedua satelit telah memberikan gambar-gambar terbaik matahari.

“Berada jauh dari garis lurus matahari–bumi, Anda bisa memasang jarak antara matahari dan bumi, lantas melihat awan-awan serupa Coronal Mass Ejections (CMEs),” paparnya.

CMEs merupakan istilah yang digunakan ilmuwan untuk menyebut partikel yang tersembur dari matahari. 

Related

Science 5011630012765700096

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item