Kisah Leonardo Del Vecchio, Anak Yatim di Panti Asuhan yang Sukses jadi Pengusaha Besar


Naviri Magazine - Leonardo Del Vecchio adalah contoh sempurna mengenai seseorang yang semula bukan siapa-siapa, dan tidak punya apa-apa, lalu berhasil meraih kesuksesan gilang gemilang. Ia lahir pada 22 Mei 1935 di Milan, Italia. Lima bulan sebelum lahir, ayahnya meninggal dunia. 

Karenanya, Leonardo Del Vecchio telah menjadi anak yatim semenjak lahir. Ketika ia lahir ke dunia, ibunya menjadi orang tua tunggal. Tetapi, karena kondisi hidup dan beban ekonomi yang tidak memungkinkan, Leonardo kemudian dititipkan ke panti asuhan saat usianya 7 tahun.

Leonardo tinggal di panti asuhan sampai berusia 14 tahun, lalu mulai mencari nafkah untuk mendapat penghidupan sendiri. Dia bekerja di sebuah bengkel bubut yang membuat perkakas logam. Di bengkel itu, Leonardo belajar membuat potongan logam menjadi komponen mesin berukuran kecil. 

Leonardo menyadari, bahwa dia harus mencintai pekerjaannya, agar dapat bekerja dengan baik. Jadi, dia pun berusaha menyukai yang dilakukannya. Bahkan, ketertarikannya pada desain logam terus ia kembangkan dengan cara belajar desain di Brera Academy of Art. Dia harus mengumpulkan uang dari bekerja di bengkel untuk membiayai pendidikannya tersebut.

Karena ketertarikan pada desain logam pula, Leonardo kemudian mencoba mempelajari pembuatan bingkai kacamata. Sekali lagi, dia menumbuhkan kecintaan pada desain kacamata, dan kecintaan itu lalu membawanya pergi ke Adorgo, sebuah kota yang berjarak 237 kilometer dari Milan. 

Waktu itu tahun 1961, dan Leonardo berusia 26 tahun. Agordo adalah sentra industri kacamata yang terkenal di Italia, dan di sana Leonardo membuka layanan pembuatan bingkai kacamata melalui kios kecil dengan peralatan seadanya. 

Keahlian yang diperoleh Leonardo selama bekerja di bengkel tukang bubut menjadikan dia mampu membuat bingkai kacamata yang unik. Dalam waktu relatif singkat, konsumen Leonardo pun semakin banyak. 

Hal itu memunculkan ide dalam benak Leonardo untuk membuat label khusus bagi produknya. Lalu dia pun menciptakan label Luxottica untuk setiap bingkai kacamata yang ia buat. Peristiwa itu terjadi pada 1967. Pelahan-lahan, peminat dan pelanggan Luxottica terus bertambah.

Seiring perjalanan waktu, Leonardo mulai memasok bingkai kacamata Luxottica ke perusahaan-perusahaan pembuat kacamata. Untuk memenuhi permintaan itu, Leonardo pun merekrut sejumlah karyawan. 

Sampai kemudian, Leonardo berpikir untuk membuat kacamata utuh (tidak hanya bingkai, namun juga kacanya). Pada 1971, Leonardo mulai memproduksi kacamata secara utuh, dengan bingkai-bingkai yang didesainnya sendiri. Lalu bisnis itu pun berkembang pesat, dan kacamata Luxottica mulai merambah toko-toko kacamata.

Dengan modal yang berhasil dikumpulkannya, Leonardo kemudian mengakuisisi perusahaan distribusi kacamata, pada 1974. Dengan memiliki jaringan distribusi sendiri, dia pun menguasai industri kacamata dari hulu sampai hilir. 

Seiring dengan itu, jaringan distribusi miliknya juga menerima titipan kacamata dari perusahaan-perusahaan lain untuk didistribusikan. Sejak itu, Leonardo Del Vecchio mulai dikenal sebagai raja kacamata.

Pada 1980-an, Leonardo menggandeng desainer pakaian Giorgio Armani sebagai partner. Dalam setiap peragaan busana, model-model Armani selalu memakai kacamata Luxottica. Kerjasama itu menjadikan produk Leonardo semakin dikenali orang, dan penjualannya makin meningkat. 

Setelah itu, Leonardo pun melakukan kerjasama serupa dengan desainer dan produsen fashion lain, termasuk Vogue, Ferragamo, Chanel, Versace, Prada, Ralph Lauren, Tiffany, dan DKNY.

Memasuki tahun 1990-an, Luxottica masuk pasar saham di Bursa Saham New York, dan tak lama kemudian mengakuisisi LensCrafters (jaringan ritel AS), dan divisi kacamata Bausch & Lomb (yang membuat kacamata Ray-Bans dan Revo). Setelah itu, pada 2001, Luxottica mengakusisi ritel Sunglasses Hut, yang mengoperasikan 1.900 toko di seluruh dunia. 

Tiga tahun kemudian, pada 2004, Luxottica melakukan merger dengan Cole National yang mengoperasikan 1.200 toko di AS. Dengan semua akuisisi yang dilakukan, Luxottica pun mengendalikan 24 persen dari pasar kacamata global. Puncaknya, pada Juni 2007, Luxottica membeli Oakley seharga 2,1 miliar dollar.

Kini, Luxottica adalah produsen kacamata terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 6.000 toko di seluruh dunia. Setiap tahun, Luxottica menjual 28 juta set kacamata di bawah merek-merek milik Leonardo dan jaringannya, termasuk Ray-Ban, Arnette, Killer Loop, Revo, Anne Klein, Ferragamo, Bvlgari, Byblos, Genny, Ungaro, Tacchini, Moschino, Sferoflex, dan T3, yang tersebar ke lebih dari 100 negara. 

Untuk mengendalikan bisnis besar itu, Luxottica mempekerjakan 73.400 karyawan dengan enam pabrik di Italia, satu di Cina, dan penjualan tahunannya mencapai 5,9 miliar dollar.

Setelah mencapai semua kesuksesan itu, Leonardo Del Vecchio menjadi miliuner yang masuk dalam daftar orang-orang paling kaya di dunia. Meski begitu, dia masih bekerja 14 jam setiap hari. Usianya telah 70 tahun. Namun, seperti saat dia masih berusia 14 tahun, Leonardo Del Vecchio selalu berusaha mencintai pekerjaannya. 

Related

Figures 1182870260894296790

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item