Fenomena Robot Seks dan Ancaman Maut di Baliknya


Naviri Magazine - Kita tentu mengenal sex toys atau alat bantu seks, yang bentuknya beragam. Untuk pria, berbagai alat bantu seks umumnya terkait dengan organ intim wanita. Sementara untuk wanita, alat bantu seks yang ditujukan untuk mereka umumnya terkait organ intim pria. Dengan sex toys tersebut, siapa pun bisa mendapatkan kepuasan seksual tanpa harus ada pasangan.

Belakangan, ada sex toys yang lebih “lengkap”, yaitu berupa boneka yang menyerupai manusia seutuhnya, dengan tinggi yang umumnya manusia—1,5 meter. Sex toys berbentuk boneka ini umumnya ditujukan untuk kaum pria, sehingga bentuknya pun boneka wanita. Sex toys boneka ini dianggap sebagai alat bantu seks terlengkap, setidaknya untuk saat ini.

Namun, di masa depan, sex toys diperkirakan akan lebih canggih, karena menggunakan robot. Tidak hanya berbentuk boneka, sex toys di masa depan akan berbentuk mirip manusia, meski aslinya robot yang dilengkapi artificial intelligence. Robot seks itu bisa berinteraksi layaknya manusia, sehingga dipastikan akan digemari banyak orang, khususnya yang membutuhkan.

Namun, meski tampak menjanjikan, robot seks juga dikhawatirkan bisa menimbulkan ancaman yang tak ringan. Bulan lalu, misalnya, dunia keamanan siber dihebohkan oleh bahaya robot dan kecerdasan buatan yang dianggap bisa menjadi ancaman bagi manusia pada masa depan.

Lebih dari 100 tokoh, termasuk miliarder Elon Musk, mendesak PBB untuk mengambil aksi terhadap bahaya senjata otomatis yang dikenal sebagai "robot pembunuh." Ia mengatakan kecerdasan buatan lebih berbahaya bagi dunia daripada Korea Utara.

Tudingan itu kini juga berlaku bagi robot seks. Seorang pakar keamanan siber, Dr Nick Patterson, mengatakan kepada Daily Mail, pemilik robot seks harus berhati-hati karena suatu hari sang robot bisa membunuhnya.

Nantinya, penjahat siber bisa dengan mudah melanggar pertahanan dalam robot dan mengubahnya agar bisa melawan pemilik, dalam hal ini adalah manusia. Meretas robot zaman modern akan jauh lebih sederhana daripada mengakses perangkat yang lebih canggih saat ini, seperti ponsel dan perangkat komputasi lainnya.

Pakar teknologi dari Deakin University di Victoria, Australia, ini menjelaskan kepada Star Online, bahwa seseorang dapat melakukan peretasan ke robot atau perangkat robot dan memiliki kontrol penuh atas koneksi, senjata, kaki, dan alat-alat yang terhubung lainnya seperti pisau dan alat las.

"Sekali robot diretas, peretas memiliki kontrol penuh dan bisa mengirimkan instruksi ke robot. Robot seks akan menggunakan sistem operasi sama seperti komputer modern atau telepon," kata Patterson.

Dan seperti halnya semua perangkat, ketika sistem itu pernah terhubung ke internet, maka hal itu menjadi mudah bagi para peretas untuk masuk ke dalamnya.

Dalam 10 tahun ke depan, robot seks yang realistis akan menjadi lebih umum. Hal itu dikatakan sebuah laporan terbitan Juli silam. 

Para ahli mengklaim, robot seks realistis akan menghasilkan revolusi sosial dan teknologi di Inggris. Tapi politisi dan masyarakat perlu memahami dan menangani masalah etiket yang akan dipandu robot seks untuk masyarakat dan hubungannya.

Peringatan dalam laporan itu dikeluarkan oleh Noel Sharkey, profesor kecerdasan buatan dan robotika di University of Sheffield (Inggris) dan Dr Aimee van Wynsberghe, asisten profesor bidang etika dan teknologi di Universitas Teknik Delft di Belanda.

Sementara para pendukung penggunaan robot seks mengatakan bahwa robot berguna untuk orang yang kesepian atau mereka yang tidak mampu menjalin hubungan. Namun para periset tersebut menyebut prediksi suram tentang "sisi gelap" teknologi yang terus maju, yang bisa berarti bergulat dengan isu-isu seperti pemerkosaan dan pedofilia.

Di dunia ini, ada sekitar lima produsen robot seks. Harganya mulai dari sekitar 5.275 USD (Rp69 juta) hingga lebih dari 15.300 USD (Rp201 juta) untuk model "mewah".

Para ilmuwan mengatakan bahwa bisa jadi 50 tahun nanti robot dapat bergerak dan berbicara secara spontan seperti pasangan dan memiliki ekspresi wajah yang terlihat layaknya manusia.

Sebagai gambaran, perbandingan terbaik dalam kasus ini adalah mobil swakendara yang diretas serta bisa membunuh orang yang mengendarainya. Internet adalah hal yang terus berkembang dan setiap orang telah membuka dirinya terhadap risiko keamanan baru dengan setiap alat baru yang terbubung ke jaringan internet.

Mobil dan robot seks termasuk mesin pertama yang cukup kuat untuk menempatkan manusia dalam bahaya jika mereka diretas, namun sepertinya tidak akan menjadi yang terakhir.

Related

Technology 4676577346231943618

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item