Kisah Redenominasi Uang di Belarusia dan Pelajaran di Baliknya


Naviri Magazine - Redenominasi adalah menyederhanakan mata uang. Langkah itu biasanya ditempuh, ketika suatu mata uang mengalami penurunan nilai terus menerus, akibat inflasi. Misalnya, angka 10.000 diredenominasi menjadi 10, sementara 1000 menjadi 1. 

Redenominasi memang tidak menjadikan suatu mata uang lebih berharga, karena tujuan atau intinya memang untuk menyederhanakan.

Meski tujuannya untuk menyederhanakan, namun upaya melakukan redenominasi sering kali menjadi proses yang tidak sederhana. Ada beberapa negara yang berencana melakukan redenominasi untuk mata uang mereka, namun terkendala oleh berbagai hal, termasuk oleh apatisme warga negara. Kenyataan semacam itu pula yang terjadi di Belarusia, ketika negara itu melakukan redenominasi atas mata uang mereka.

Rata-rata warga Belarusia merasa pesimis bahkan apatis dengan rencana pemerintah yang bermaksud melakukan redenominasi. Bagi mereka, ada atau tidak ada redenominasi, harga-harga barang tetap mahal, dan tidak ada jaminan kalau harga-harga yang sudah mahal itu tidak akan pernah naik lagi.

Redenominasi, sebagaimana yang disebut tadi, adalah penyederhanaan mata uang dengan menghapuskan sejumlah angka nol. Praktik itu telah dilakukan oleh banyak negara. 

Ada negara yang melakukannya saat ekonomi mereka sedang sehat, tapi tak sedikit yang melakukannya saat ekonomi mereka sedang resesi. Belarusia termasuk yang melakukannya saat ekonomi negara itu sedang sakit. Tak mengherankan, kebijakan redenominasi malah ditanggapi sinis warganya.

Bagi pemerintah dan Bank Sentral Belarusia, kebijakan yang berjeda dua hari sebelum perayaan kemerdekaan mereka, bergulir sesuai dengan target. Empat angka nol yang selama ini menempel di Rubel Belarusia telah “menggelinding”. 

Redenominasi membuat mata uang Rubel Belarusia menjadi lebih gagah terhadap dolar AS. Sebelum 1 Juli, 1 dolar AS setara dengan 20.000 Rubel, setelah redenominasi 1 dolar cukup ditulis dengan 2 Rubel saja. Lembaran 50.000 Rubel Belarusia berganti tulisan jadi hanya 5 Rubel. Meski ada uang baru, hingga akhir 2016 uang keluaran lama masih bisa berlaku.

Sampai di situkah tujuan Belarusia? Tentu tidak. Belarusia ingin keluar dari resesi yang mendera mereka. Business Insider menulis, negara ini salah satu pasien IMF yang sedang menanti suntikan bailout 3 miliar dolar AS. Negara yang bertetangga dengan Ukraina ini mengalami penurunan kurs yang dalam terhadap dolar AS. Mereka juga menghadapi persoalan inflasi. 

Inflasi yang tinggi itu membuat mata uang rubel Belarusia makin tak berharga. Untuk membeli 1 kg tepung terigu di Belarusia butuh uang 8.000 Rubel, harga 1 kg kentang 4.000 Rubel, termasuk untuk membeli 10 butir telur butuh 16.000 Rubel atau 1.600 Rubel per butir telur.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko memutuskan redenominasi tahun lalu, meski sudah dikaji sejak 2008. Jauh-jauh hari, sang presiden menjamin kebijakan redenominasi tak akan menyebabkan kenaikan harga dan inflasi di negaranya. 

Ketakutan dampak negatif redenominasi inilah yang menghinggapi banyak negara, termasuk Indonesia, untuk memulai redenominasi rupiah yang sudah digagas sejak beberapa tahun lalu.

Related

Money 1940325941705977625

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item