Menakar Nasib Bitcoin dan Mata Uang Digital Lainnya di Masa Depan



Naviri Magazine - Setelah Bitcoin menjadi mata uang digital yang sangat populer, muncul beberapa mata uang lain yang serupa. Meski begitu, Bitcoin masih tetap menjadi pemimpin sebagai mata uang paling populer dan paling mahal nilainya.

Yang masih dipertimbangkan dan dipikirkan sebagian orang, apakah nilai Bitcoin akan tetap bagus dan akan naik, ataukah tidak? Kenaikan nilai Bitcoin jelas menjadikan banyak orang termotivasi untuk menggunakannya sebagai investasi. Tapi, sekali lagi, apakah nilai itu masih akan naik di masa depan, ataukah justru akan jeblok?

Para pengamat terbelah, sebagian menganggap hal ini baik: sebagai sebuah kemajuan, lainnya menganggap tren tersebut tak akan berumur panjang. Biasa disebut dengan istilah Bitcoin Bubble—keadaan harga sebuah komoditas terus meroket sehingga membentuk gelembung, yang dikhawatirkan dapat pecah sewaktu-waktu.

“Sebut saja ‘gelembung’ kalau Anda suka, tapi bisakah Anda benar-benar menjauh dari mata uang kripto?” ungkap ahli analisis pasar, Naeem Aslam, membuka tulisannya dalam Forbes tentang prediksi nasib mata uang kripto.

Aslam yang mengaku memiliki mata uang kripto seperti Ether, Ripple, dan Bitcoin, ini memperkirakan selama 2018 investasi pada mata uang kripto tetap akan jadi tren dan sama sekali tak akan merugikan. Ia sendiri tak menampik kalau kekhawatiran tentang gelembung itu masuk akal. 

“Melihat angka ini membuat Anda berpikir bahwa tak disanksikan lagi (kejadian) ini adalah bubble, sebab pertumbuhan segini besar memang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis Aslam.

Namun baginya, pertanyaan paling penting dari kondisi itu adalah: bisakah tetap menghasilkan uang selagi Anda tetap berpikir bahwa ini bubble? “Jawaban blak-blakannya: jika Anda mampu bertahan kehilangan sejumlah duit yang tak akan mengubah hidup Anda, maka bertaruhlah,” ungkapnya. 

Maksud Aslam, jika pendapatan rata-rata orang Amerika berumur 20-64 tahun adalah US$27 ribu sampai 50 ribu per tahun, maka berinvestasi US$100 saja tak akan mengganggu finansial.

“Jika seorang investor berani menanam US$100 pada 10 mata uang kripto paling tinggi valuasinya, total keuntungan setahun yang diperoleh sampai US$64.707,” tambah Aslam.

Masih dari laporan Forbes, Kenneth Rapoza, pengamat mata uang kripto lainnya juga juga melihat masa depan cerah bagi para investor investasi uang digital ini. Ia melihat Etherum, NEO, dan Ripple adalah contoh mata uang kripto lain, yang dianggap pernah menggeliat.

Etherum misalnya, memang tidak terlalu populer seperti Bitcoin di awal kehadirannya. Namun, sejak pertama kali keluar, nilai Ether—sebutan mata uang Ethereum—naik hingga 2.300 persen. 

Total kapitalisasi pasar Ether mencapai US$84,12 miliar. “Yang berarti, teknologi blockchain yang dikembangkan Rusia ini sekarang bernilai sekitar $15 miliar lebih dari perusahaan minyak yang dikendalikan Brazil, Petrobras. Sebuah perusahaan dengan pengalaman lebih dari 60 tahun di pasar minyak dan gas,” ungkap Rapoza. 

Saat ini kapitalisasi pasar dari Petrobras sekitar US$71 miliar dengan aset bernilai uang sungguhan, tak seperti Ether.

Di Indonesia, angka peminat alias investor mata uang kripto ini juga ikut tumbuh. 
Bitcoin yang diperkenalkan sebagai alat pembayaran digital global tanpa batas geografi, mulai berdisrupsi menjadi barang komoditas—yang dipakai sebagai aset investasi. Bitcoin disebut-sebut sebagai "emas digital".

Sekarang hanya tinggal keberanian Anda: ambil risiko atau tidak, di tengah ketidakpastian "uang digital" akan terjadi double atau bubble? 

Related

Money 3476782607853658051

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item