Mengenang NME, Majalah Musik Terpenting Era 1980-an


Naviri Magazine - NME, yang merupakan singkatan New Musical Express, adalah majalah musik yang berdiri pada era 1960-an, dan mencapai puncak kejayaannya pada era 1980-an. 

Ketika awal terbit pada tahun 1960-an, oplah majalah itu mencapai 300 ribu eksemplar per minggu. Jumlah itu tentu pencapaian yang luar biasa, untuk ukuran majalah musik. Karena itu pula, The Economist pernah menjulukinya sebagai majalah musik terpenting di era 1980-an.

Sayang, majalah yang pernah menjadi bacaan penting di dunia musik itu kini harus berhenti terbit, karena tak kuasa menahan gempuran media monline.

Pada masa terbitnya dalam versi cetak, NME memiliki sejarah yang panjang. Jauh dari rock n roll dan punk yang berisik, NME pada awalnya bernama Accordion Times. Di era 1930-an, akordion jadi alat musik paling populer di Inggris. Bahkan pada 1936, National Amateur Accordion Championships menghadirkan 4.000 penonton. Peluang itu ditangkap oleh Accordion Times.

Sayang, kenaikan akordion yang cepat diikuti kejatuhan yang cepat pula. Pada 1945, Accordion Times bangkrut. Pada Oktober 1946, tabloid ini bangkit dengan nama baru: Musical Express, incorporating Accordion Times. Belakangan, namanya jadi Musical Express saja. Sama seperti pendahulunya, Musical Express mengalami kesulitan keuangan.

Theodore Ingham kemudian mengambil alih dan membuat namanya jadi New Musical Express. Bisa dibilang ia adalah pendirinya. Walau kemudian namanya tak banyak dikenal karena seorang promotor musik asal London bernama Maurice Kinn membeli NME seharga 1.000 poundsterling.

Pada awalnya, NME berbentuk tabloid dengan standar cetak seperti koran. Edisi pertamanya terbit pada 7 Maret 1952. Di edisi November 1952, mereka memuat chart alias tangga lagu. Membuat mereka menjadi majalah Inggris pertama yang memuat tangga lagu.

Dalam The History of the NME: High Times and Low Lives at the World's Most Famous Music Magazine, disebutkan bahwa NME mulai moncer ketika dipegang editor Andy Gray. Saat itu, sirkulasi NME mencapai 306 ribu eksemplar per minggu. Mereka kerap memuat The Beatles dan Rolling Stones, dua band kesayangan Inggris, sebagai sampul depan.

Tapi tak selamanya NME dianggap memasang karya jurnalisme musik yang baik. Ia lebih dianggap sebagai tabloid hiburan yang memberi informasi soal chart. Saingan beratnya adalah Melody Maker, yang dianggap lebih serius dalam menulis musik.

"Baru pada 1970-an, penulisan musik menjadi urusan serius. Punk tiba dan dirayakan. NME menyalip Melody Maker, baik dalam urusan penjualan maupun kredibilitas," tulis Fiona Sturges.

Saat itu editor NME adalah Alan Smith. Bersama Nick Logan, mereka mencari penulis-penulis muda bawah tanah dengan semangat menggebu. Maka muncullah nama-nama seperti Shaar Murray maupun Nick Kent. Mereka memberi suntikan darah baru. Ditambah dengan penulis seperti Julie Burchill dan Tony Parsons, NME menulis punk dengan cara yang tak pernah ada sebelumnya. 

Di era itu, band seperti Sex Pistols, X-Ray Spex, Generation X, The Ramones, maupun The Clash muncul reguler di sampul depan. The Economist menulis bahwa NME dan punk rock saling berutang satu sama lain.

"Punk mendefinisikan NME lebih dari genre manapun. Sekaligus bisa dikatakan bahwa NME mendefinisikan punk."

NME juga menjadi salah satu majalah musik pertama yang merilis mixtape-nya sendiri. Mereka merilis C81 pada Januari 1981—sebuah mixtape yang berisi lagu-lagu dari band yang dianggap potensial maupun yang sudah mapan. Kaset yang dirilis berkat kerjasama dengan label Rough Trade ini bisa dibeli dengan dua kupon dari majalah dan uang 1,5 pounds.

Saat grunge mulai muncul, lagi-lagi NME bisa dibilang terlambat melaporkannya. Toh, NME mulai mengulas band-band asal Amerika Serikat. Meski begitu, NME tetap tak melupakan liputan-liputan band independen di Inggris—sesuatu yang membuat nama mereka dikenal banyak orang.

Gelombang kemunculan British rock dan pop kemudian yang membawa angin segar bagi NME. Muncul nama-nama seperti Suede, Blur, Oasis, The Verve, hingga Pulp. Salah satu sampul yang paling ikonik adalah edisi Agustus 1995. Ia memacak Damon Albarn dari Blur dan Liam Gallagher dari Oasis, dengan judul provokatif: "Blur VS Oasis".

Judul itu banyak dikritik, sebab dianggap menyiram bensin pada perseteruan dua band ini. Tapi apa boleh buat, karena publicity stunt seperti itu, NME menikmati oplah yang melonjak. 

Related

Music 5136747978793853206

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item