Belum Bisa Disembuhkan, Ini 8 Fakta Seputar Penyakit Asbestosis yang Perlu Kita Tahu


Naviri Magazine - Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang terjadi karena serat asbes masuk ke dalam paru-paru. Serat asbes yang terhirup dapat menyebabkan luka pada paru-paru, kemudian membentuk jaringan parut yang mengganggu kemampuan oksigen untuk masuk ke aliran darah pada tubuh.

Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang makin lama akan makin memburuk dan mengancam jiwa. Menurut laporan berjudul “Global Asbestos Disaster” dari International Journal of Environmental Research and Public Health, asbes telah menyebabkan sekitar 255.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

Asbes merupakan produk mineral alami yang memiliki ketahanan panas dan korosi yang baik. Sebelum asbes diketahui berbahaya, telah banyak bangunan rumah yang dibangun dengan berbagai bahan asbes di dalamnya. 

Karakteristik asbes menjadikannya cocok untuk digunakan sebagai produk seperti pipa, semen, ubin lantai, dan isolasi bangunan. Namun, sejak 1970-an, asbes terbukti menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang berbahaya, sehingga banyak perusahaan yang beralih dari penggunaan asbes.

Berikut ini fakta seputar asbestosis yang perlu diketahui agar kita semua bisa waspada.

1. Merupakan penyakit progresif yang mengancam nyawa

Asbestosis adalah penyakit progresif. Artinya, penyakit akan memburuk tiap tahunnya. Penyakit ini juga kemungkinan besar sulit diketahui karena gejala asbestosis mungkin baru muncul beberapa tahun setelah terpapar serat asbes. 

American Lung Association (ALA) memperkirakan bahwa gejala asbestosis mungkin baru muncul setelah 20 tahun sejak pertama kali terpapar.

Kemungkinan hidup seseorang dengan penyakit asbestosis bervariasi. Pada sebagian kasus, pengidap dapat hidup lama. Namun, pada sebagian lainnya, penyakit bisa berkembang lebih cepat dan mengancam nyawa.

Faktor yang memengaruhi kemungkinan hidup pengidapnya adalah tingkat keparahan gejala dan waktu perawatannya. Makin cepat asbestosis didiagnosis dan mendapat penanganan, makin besar pula peluang hidup pengidapnya.

2. Gejala asbestosis

Gejala asbestosis biasanya tidak akan muncul dengan segera setelah seseorang terpapar. Perlu waktu belasan hingga puluhan tahun untuk gejala terlihat. Kemudian, gejala asbestosis juga bervariasi sesuai tingkat keparahannya. 

Beberapa gejala asbestosis yang umum adalah:
  • Sesak napas
  • Rasa sesak atau sakit di dada
  • Batuk kering yang terjadi terus-menerus
  • Kehilangan nafsu makan disertai dengan penurunan berat badan
  • Ujung jari tangan dan kaki yang tampak lebih lebar dan bulat dari biasanya (finger clubbing)
  • Kelainan bentuk kuku

3. Penyebab asbestosis

Penyebab satu-satunya dari asbestosis adalah paparan asbes yang kemudian terperangkap di paru-paru. Dilansir Mayo Clinic, terpapar debu asbes tingkat tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan serat asbes di udara masuk ke dalam paru-paru, tepatnya tersangkut di kantung kecil paru-paru (alveolus).

Serat asbes akan mengiritasi dan melukai jaringan paru-paru. Asbestosis yang berkembang akan membuat makin banyak jaringan paru-paru terluka. Luka tersebut akan menjadi jaringan parut yang membuat paru-paru menjadi sangat kaku, sehingga tidak dapat berkontraksi dan mengembang secara normal. Akhirnya, penderitanya jadi sulit bernapas.

Merokok dapat meningkatkan retensi serat asbes di paru-paru. Dengan demikian, merokok dapat mengakibatkan perkembangan asbestosis menjadi lebih cepat.

4. Dapat menyebabkan kanker paru-paru

Kanker paru-paru merupakan tumor ganas yang menyerang dan menyumbat saluran udara paru-paru. Berdasarkan laporan ALA, kanker paru-paru adalah jenis kanker yang paling umum di seluruh dunia, dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun yang hanya sebesar 18,6 persen. Kemudian, lebih dari setengah orang dengan kanker paru-paru meninggal dunia setelah satu tahun didiagnosis.

Menurut American Cancer Society, berbagai penelitian yang dilakukan pada hewan dan manusia telah menunjukkan bahwa paparan asbes dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. 

Sebagian besar kasus kanker paru-paru pada orang dengan asbestosis terjadi setelah 15 tahun atau lebih sejak pengidap terpapar asbes. Pengidap asbestosis yang merokok memiliki risiko kanker paru-paru yang jauh lebih tinggi lagi.

5. Dapat menyebabkan mesotelioma

Selain menyebabkan kanker paru-paru, asbestosis juga dapat menyebabkan mesotelioma, yakni jenis kanker langka yang terjadi pada membran yang mengelilingi paru-paru dan rongga dada. Pengidap biasanya baru terdiagnosis setelah penyakit sudah dalam stadium lanjut.

Menurut National Cancer Institute, paparan asbes sangat berpengaruh dalam berkembangnya mesotelioma. Bahkan, sebagian besar penyakit ini disebabkan oleh paparan asbes.

Penyakit ini juga dapat memengaruhi pleura dan peritoneum, lapisan tipis di perut dan sebagian organ di dalamnya. Hingga saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan mesotelioma.

6. Diagnosis asbestosis

Melansir Healthline, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis asbestosis. Pertama, dokter akan memeriksa suara napas sebagai bagian dari pemeriksaan fisik. Selanjutnya, rontgen mungkin akan dilakukan untuk cek kondisi paru-paru.

Tes fungsi paru-paru juga dapat diterapkan guna mengukur jumlah udara yang dapat dihirup, dan mengukur aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Kemudian, dokter juga dapat menguji berapa banyak oksigen yang ditransfer paru-paru ke darah.

Lebih lanjut, CT scan bisa dilakukan untuk memeriksa paru-paru secara lebih detail. Untuk mencari serat asbes dalam sampel jaringan paru-paru, biopsi juga bisa dilakukan.

7. Pengobatan asbestosis

Asbestosis adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Meski begitu, perawatan tetap bisa dilakukan untuk mengurangi gejala. Menurut ALA, beberapa tindakan untuk mengurangi gejala asbestosis adalah:

Berhenti merokok: merokok meningkatkan risiko kanker paru-paru dan memperburuk gejala asbestosis lainnya.

Terapi oksigen: menghirup udara yang kaya oksigen dari mesin atau tangki dapat mengurangi atau meredakan sesak napas.

Rehabilitasi paru: menggabungkan metode ini dengan saran perawatan kesehatan lain dapat membantu meredakan gejala.

Vaksinasi: vaksinasi flu dan pneumonia secara teratur disarankan untuk meredakan gejala.  

Selain itu, transplantasi paru-paru bisa menjadi pilihan bila kondisi pasien sudah sangat parah.

8. Pencegahan asbestosis

Langkah terbaik untuk mencegah asbestosis adalah menjauhi segala tindakan dan/atau kondisi yang memungkinkan terjadinya paparan asbes. Bangunan tua seperti rumah, sekolah, dan bangunan lain yang dibangun sebelum tahun 1970-an biasanya terbuat dari berbagai bagian yang mengandung asbes, sehingga perlu diwaspadai.

Pada umumnya, risiko paparan asbes tidaklah tinggi selama asbes tertutup rapat. Namun, apabila bahan yang mengandung asbes rusak, maka terdapat kemungkinan serat asbes dapat menyebar di udara dan rentan terhirup.

Asbestosis juga banyak ditemukan di Indonesia. Karenanya, bagi pekerja di industri atau perusahaan yang berhubungan asbes, sebaiknya selalu waspada dan memperhatikan keselamatan kerja. Sebab, asbes dapat menyebabkan serangkaian bahaya seperti asbestosis yang mengancam nyawa.

Related

Health 8361605571247268142

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item