Benarkah Vitamin D Dapat Menurunkan Risiko Covid-19? Ini Kata Peneliti
https://www.naviri.org/2021/08/benarkah-vitamin-d-dapat-menurunkan_0947233979.html
Naviri Magazine - Vitamin D merupakan nutrisi yang larut dalam lemak yang dapat menjadi penguat bagi sistem kekebalan tubuh. Saat ini, vitamin D menjadi primadona lantaran dianggap dapat menurunkan risiko seseorang terinfeksi virus corona. Apakah benar?
Meskipun vaksinasi dianggap sebagai langkah signifikan untuk mencegah penyebaran virus corona, penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin D dapat membantu melindungi seseorang dari tertular SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Suplementasi vitamin D juga dapat mengurangi keparahan penyakit apabila seseorang tertular Covid-19.
Dilansir melalui Pinkvilla, sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Dr David Meltzer di University of Chicago Medicine menunjukkan, orang-orang dengan kekurangan vitamin D hampir dua kali lebih mungkin untuk tertular virus dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar vitamin D normal.
Saat berbicara dengan Healthline, Meltzer mengatakan bahwa dia menganggap mendapatkan vitamin D yang cukup dalam makanan sebagai tindakan pencegahan penting terhadap virus corona. Dia menempatkan asupan suplemen di anak tangga ketiga setelah masker dan kebersihan dalam hal pencegahan Covid-19.
Lebih lanjut dia menambahkan, ada banyak bukti bahwa setiap orang harus mulai menganggap serius apabila kekurangan vitamin D, karena menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
Sesuai meta-analisis baru-baru ini dari 40 studi penelitian, asupan vitamin D jangka panjang setiap hari kemungkinan akan memberikan perlindungan terhadap infeksi pernapasan akut yang sering dikaitkan dengan Covid-19. Dan penelitian lain menunjukkan bahwa pemberian calcifediol, sejenis vitamin D, secara signifikan mengurangi kebutuhan ICU untuk pasien Covid-19.
Vitamin D banyak ditemukan dalam makanan seperti salmon dan ikan berlemak lainnya, kuning telur, jamur, dan makanan yang diperkaya dengan vitamin D, seperti susu. Namun perlu di ingat, vitamin D di dalam makanan membutuhkan paparan sinar matahari untuk mengaktifkannya di dalam tubuh.