DVD Blu-Ray Mendekati Masa Kepunahan, Ini Penyebabnya


Naviri Magazine - Seperti badai, internet menyapu banyak hal yang sebelumnya ada, untuk kemudian memusnahkannya. Meski mungkin terdengar mengerikan, namun kenyataannya internet memang telah menghilangkan banyak hal yang semula ada dalam kehidupan kita. 

Koran dan majalah, misalnya, dulu sangat eksis dan lekat dengan kehidupan kita. Namun, setelah internet masuk, satu per satu koran dan majalah tersingkir, untuk pindah ke internet menjadi koran dan majalah digital.

Begitu pula kaset-kaset dan CD musik. Semula, dua media penyimpanan musik itu sangat populer. Tapi kemudian juga menghilang, karena pelan-pelan orang lebih suka menikmati musik lewat internet. Belakangan, internet juga mulai menyapu DVD blu-ray atau media penyimpanan film. Diperkirakan, di masa depan, format fisik DVD juga akan punah seperti media-media lain.

Kemajuan teknologi atas sejumlah perangkat memang menyebabkan eksistensi perangkat lainnya tergeser, bahkan punah. Sama halnya dengan kepingan DVD dan video Blu-ray. Perangkat penyimpanan yang sempat booming di awal tahun 2004 itu tampaknya bakal mengalami nasib yang sama dengan pedahulunya, kaset VHS.

Sejak teknologi berubah menjadi serba digital dan online, konsumen mulai meninggalkan cakram DVD. Mereka beramai-ramai menyerbu layanan streaming online yang dinilai lebih mudah dan murah. Hal inilah yang kemudian mengancam kepunahan DVD dan video Blu-ray di masa depan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh firma riset asal Jerman, Statista, untuk wilayah Amerika Serikat, semua penjualan video dengan format fisik seperti DVD dan Blu-Ray mengalami penurunan yang signifikan di tahun 2017. Hal tersebut bahkan berdampak pada gerai penjualan cakram DVD seperti RedBox dan Kiosk.

Penjualan DVD Blu-ray tahun 2017 mencapai angka 4,72 miliar dolar AS (Rp 62,9 triliun), turun 14 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, langganan DVD Blu-ray dan rental DVD meraih penjualan masing-masing senilai 0,45 miliar dolar AS (Rp 5,6 triliun) dan 0,39 miliar dolar AS (5,2 triliun). Keduanya turun sebesar masing-masing 18 dan 20 persen.

Meski masih membukukan pendapatan yang cukup besar, paparan data tersebut mengisyaratkan bahwa indusri hiburan berbasis cakram DVD dan Blu-ray tengah menjalani situasi sulit.

Langganan video online meningkat

Kenaikan penjualan tertera pada video berbasis layanan daring. Layanan streaming mencatat penjualan hingga 9,55 miliar dolar AS (Rp 47,3 tiliun), naik sekitar 31 persen. Sedangkan penjualan perangkat elektronik meraup angka penjualan 2,15 miliar dolar AS (Rp 28,6 triliun), naik sebesar 5 persen dari tahun lalu.

Sementara itu, penjualan video on-demand lewat TV kabel berlangganan di Amerika Serikat juga turun sekitar 7 persen dibanding tahun lalu, sehingga semakin menggarisbawahi trend cord-cutter di mana konsumen berhenti berlangganan TV kabel untuk beralih ke layanan streaming online.

"Melihat industri home entertainment secara keseluruhan, jelas bahwa masa depan distribusi video adalah digital," sebut Statista dalam laporannya. "Semua format fisik, baik yang dijual langsung ke konsumen ataupun lewat rental, mengalami penurunan dua digit," imbuh lembaga riset tersebut.

Related

Technology 3817469793438013622

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item