Fakta-fakta Tersembunyi di Balik Lahirnya Kamera Digital (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Fakta-fakta Tersembunyi di Balik Lahirnya Kamera Digital - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pada 1973, di tengah euforia anak-anak muda AS yang ingin mengabdi pada NASA, Sasson memilih bekerja di Kodak. Berkat supervisi Gareth A. Lloyd, ia kemudian diberi tugas untuk menciptakan kamera yang tak memerlukan film atau bahkan kertas untuk menciptakan gambar.

“Hampir tidak ada yang tahu bahwa saya sedang mengerjakan ini, karena itu proyek kecil. Itu bukan (proyek) rahasia. Saya rasa, Itu hanya sebuah proyek yang (mungkin diciptakan) untuk saya, agar tidak membuat onar di bagian lain,” tutur Sasson.

Konsep Awal Kamera digital

Sebagai karyawan Kodak, Sasson bekerja di bidang yang tak berhubungan dengan bisnis inti bisnis perusahaan yang didirikan George Eastman itu. Tugas pertamanya cenderung sukar diselesaikan. Tugas itu tak lain mencari tahu bagaimana menciptakan kamera digital dengan memanfaatkan charge-couple device (CCD).

CCD merupakan integrated circuit (IC) yang sensitif terhadap cahaya. Ini ditemukan oleh peneliti dari AT&T Bell Labs, bernama Willard Boyle dan George E. Smith, pada 1969. CCD, dalam laporan yang ditulis The New York Times, memiliki kelemahan terkait mudah hilangnya gelombang elektronik yang tertangkap komponen. Hal tersebut membuat CCD sukar diimplementasikan menjadi perangkat kamera.

Namun, Sasson bukan sosok yang mudah menyerah. Ia kemudian memiliki cara mengakali kelemahan dengan mengubah gelombang elektronik menjadi angka. Angka tersebut disimpan dalam memori RAM, untuk kemudian disimpan di media penyimpanan berupa kaset.

Tiga tahun sebagai karyawan Kodak, konsep kamera digital akhirnya lahir. Sebuah unit kamera yang tersusun dari beragam komponen: lensa dari kamera Super-8, perekam kaset digital portabel, konverter analog ke digital, dan 16 baterai kadmium nikel.

Dalam perkiraan Sasson, ciptaannya itu akan menyaingi kamera film antara 15-20 tahun semenjak diciptakan. Itu terutama untuk mengejar 2 juta piksel untuk menyaingi film negatif 110.

Sayangnya, ciptaan Sasson tak disambut baik, para petinggi Kodak menilai film dan cetak saat itu masih begitu populer. Dampaknya, temuan Sasson tertutup rapat lebih dari 20 tahun, dan tidak diketahui publik. Paten “Electronic Still Camera,” dalam laporan Wired.

Tindakan para petinggi Kodak saat Sasson memperkenalkan ciptaannya bakal disesali setengah mati oleh Kodak. Pada 2012, perusahaan itu kemudian mengajukan dokumen Chapter 11 dalam rangka perlindungan dari kebangkrutan. Dunia fotografi film yang dibanggakan Kodak akhirnya mati, digantikan fotografi digital yang kemudian dikuasai Nikon dan Canon dari Jepang.

Pada kenyataannya, industri kamera digital juga tak berarti nyaman bertahan. Perkembangan smartphone yang sudah semakin beragam dan canggih disematkan kamera mumpuni berdampak pada kamera digital konvensional, yang juga berhadapan dengan kameran mirrorless digital.

Kisah Sasson jadi pelajaran bahwa perusahaan yang tak menghargai ide dan karya inovasi dari karyawannya bisa tertinggal jauh dari pesaing. Sekalipun Kodak tak mencampakkan karya Sasson, tak menjadi jaminan mereka tetap bertahan, karena kenyataannya dunia fotografi berlari lebih kencang dari orang-orang yang semula menganggap gulungan film adalah segalanya. 

Related

Technology 6786868581844607902

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item