Kisah Dramatis Lili Elbe, Orang Pertama di Dunia yang Menjalani Operasi Kelamin (Bagian 1)


Naviri Magazine - Selalu ada hal pertama di muka bumi, termasuk dalam urusan operasi kelamin. Lalu siapakah orang pertama yang menjalani operasi pergantian kelamin? Jawabannya adalah Lili Elbe, seorang pelukis dari Denmark. Ia menjalani operasi kelamin pada tahun 1930-an, dari laki-laki menjadi wanita.

Sayangnya, Lili Elbe tidak sempat menikmati operasi kelamin yang ia jalani, karena meninggal ketika operasi itu hampir sampai di bagian akhir. Maklum saja, waktu itu teknologi kedokteran belum secanggih zaman sekarang.

Dalam Encyclopedia Britannica, dikisahkan Lili Elbe terlahir sebagai laki-laki, dengan nama Einar Wegener, pada 28 Desember 1882 di Vejle, Denmark. Pada awal abad ke-20, ia mengambil studi seni di Royal Danish Academy of Fine Arts di Copenhagen, dan di sanalah ia bertemu Gerda Gottlieb, pelukis perempuan yang kelak menjadi istrinya pada 1904.

Menurut buku Who’s Who in Gay and Lesbian History: From Antiquity to World War II, suatu ketika Gerda membutuhkan model perempuan untuk dia lukis. Tebersit di kepala Gerda saat itu untuk meminta bantuan suaminya. 

Helen Russel menulis di The Guardian, Gerda memang merupakan seniman yang melihat gender sebagai performance, jauh sebelum filsuf feminis Judith Butler mencetuskan gagasan tersebut.

Einar pun menjajal baju-baju perempuan untuk pertama kalinya, dan berpose sesuai kemauan Gerda. Setelah beberapa kali menjadi model Gerda, Einar mulai menyadari bahwa dirinya memiliki kepribadian lain, sebagai perempuan. Sosok Lili-lah yang diadopsi Einar sebagai alter egonya, saat berpose untuk dilukis. 

Perlahan tetapi pasti, sosok Lili dalam diri Einar semakin mendominasi. Ia pun sejak saat itu mengidentifikasi dirinya sebagai Lili. Terjadi titik balik pada diri Einar Wagener yang muncul dalam proses berkesenian Gerda.

"Dalam melukis Lili, ada proses kreatif yang dikerjakan mereka berdua, mereka menciptakan orang baru atau menemukan identitas sejati seseorang," demikian komentar ahli sejarah yang mengkurasi karya-karya Gerda di Arken Museum of Modern Art, Copenhagen, Andrea Rygg Karberg. 

“Saya pikir, melukis Lili adalah hal yang paling inspiratif buat Gerda sebagai seniman, dan bersama-sama, mereka mengulik soal femininitas.”

Niat untuk menjadi perempuan diwujudkan Lili dalam berbagai kesempatan tampil di depan publik. Pada 1912, setelah berkeliling Italia dan Perancis, Lili dan pasangannya memutuskan menetap di Paris. Di kota itulah Lili dengan lebih leluasa mengungkapkan dirinya sebagai perempuan. 

Ia tak segan mengenakan gaun ke mana-mana, meskipun masih sesekali terpaksa bergantian menjadi Einar pada konteks-konteks tertentu. Saat mengenakan pakaian perempuan, ia kerap diperkenalkan sebagai saudara perempuan Einar kepada publik oleh Gerda.

Disforia Gender

Kendati bisa sewaktu-waktu berpenampilan perempuan dan tidak diketahui publik tentang jati diri sesungguhnya, Lili tak merasa cukup. Kala itu, kondisi masyarakat secara umum masih belum bisa menerima keberadaan seorang transgender atau homoseksual. 

Pada dekade 1920-1930-an, berlaku pula anggapan dominan di kalangan ahli psikologi bahwa orang-orang non-heteroseksual merupakan orang-orang dengan gangguan jiwa, atau tergolong menyimpang secara seksual.

Kondisi seperti ini tak pelak menimbulkan sesuatu yang kini dikenal sebagai disforia gender dalam diri Lili. Hal ini diartikan sebagai keadaan tertekan dan cemas yang dialami seseorang, karena ketidaksejalanan gender yang diidentifikasinya dengan organ-organ seksual yang dimiliki.

“Di sini, di tubuhku yang sakit, menetap dua makhluk, terpisah, tak terkait, saling memusuhi, sekalipun menyayangi satu sama lain, tubuh ini hanya punya satu tempat untuk salah satu dari mereka. Satu di antara keduanya mesti hilang, jika tidak, keduanya yang binasa,” demikian dikatakan Lili Elbe pada tahun 1930, sebagaimana tercantum dalam buku The Riddle of Gender: Science, Activism, and Transgender Rights. 

Salah satu jalan yang Lili tempuh untuk mengatasi masalahnya adalah dengan melakukan operasi pengubahan alat kelamin di Jerman. Ide untuk melakukan hal ini datang setelah tahun 1920-an ia mengetahui ada dokter di German Institute for Sexual Science di Berlin, yang mampu mengubah laki-laki menjadi perempuan, Dr. Magnus Hirschfeld. Dikutip Biography.com, dokter ini merupakan orang pertama yang mencetuskan kata “transeksualisme” pada tahun 1923.  

Baca lanjutannya: Kisah Dramatis Lili Elbe, Orang Pertama di Dunia yang Menjalani Operasi Kelamin (Bagian 2)

Related

History 6383815904543292743

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item