Kisah Lahirnya Kamera di Dunia, dan Tragedi yang Dialami Penemunya (Bagian 1)


Naviri Magazine - Asal usul kamera bisa ditelusuri sampai puluhan tahun lalu, ketika bentuknya masih besar, berat, rumit, sekaligus mahal. Hasil foto pada masa itu juga belum bisa dibilang bagus, khususnya jika dibandingkan dengan hasil foto di zaman kita. Namun, terkait kamera, ada satu tonggak penting yang diabadikan sejarah, yaitu lahirnya Kodak.

Kodak adalah kamera berukuran kecil (khususnya jika dibandingkan dengan kamera pada zaman tersebut), mudah dibawa-bawa, murah, sekaligus dapat menghasilkan gambar yang bagus (setidaknya jika dibandingkan gambar hasil kamera sebelumnya). Karena berbagai kelebihan itu, kamera Kodak pun segera populer dan menjadi penguasa di bisnis fotografi.

Orang yang ada di balik penemuan Kodak adalah George Eastman, yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam tonggak teknologi kamera. Sayangnya, kehidupan George Eastman tidak sebersinar Kodak temuannya. Berikut ini kisah penemuan Kodak, serta akhir hidup penemunya yang tragis.

Pada 1878, seorang pemuda asal Amerika Serikat bernama George Eastman hendak pergi berpetualang. Santo Domingo, Republik Dominika, adalah tujuannya. Sesuai saran teman kerja, Eastman kemudian membawa peralatan fotografi, guna mengabadikan perjalanannya. 

Jangan membayangkan peralatan fotografi pada zaman Eastman hidup sudah praktis seperti saat ini. Kamera sebesar microwave, tripod besar, plat kaca untuk memproses emulsi fotografis, serta beberapa bahan kimia, harus ikut diangkut. Perlu seekor kuda untuk mengangkut satu paket peralatan fotografi kala itu.

Eastman seakan harus memilih: melakukan perjalanan tanpa beban tapi tak menghasilkan dokumentasi, atau menghasilkan dokumentasi tapi harus bersusah payah.

Dalam jurnal berjudul “Technology and the Market: George Eastman and the Origins of Mass Amateur”, yang ditulis Reese V. Jenkins, menyatakan bahwa kesengsaraan membawa peralatan fotografi seperti yang dialami Eastman sudah lazim terjadi. Sejak kali pertama fotografi komersial diperkenalkan pada 1839 hingga akhir 1870-an, fotografi merupakan "mainan" yang tak praktis dan barang mewah. Selain itu, membutuhkan teknik yang rumit dalam menciptakan foto. 

Kamera yang dibawa Eastman saat melancong ke Santo Domingo saja membutuhkan biaya setara dengan $118,7 pada hari ini. Biaya yang dikeluarkan sebesar itu hanya untuk mempelajari bagaimana memotret menggunakan kamera seukuran microwave, belum sampai pada biaya produksi. Segala kesulitan semacam itu hanya mau dilakoni oleh mereka dari kalangan profesional di bidang fotografi.

Pada zaman Eastman hidup, fotografi lebih serupa kerja sebagai laboratorium kimia. Pada 1850-an, misalnya, untuk menghasilkan foto dibutuhkan proses fotografi yang menggunakan teknik wet-collodion, teknik yang mencampurkan soluble iodide dan larutan collodion, guna melapisi plat kaca. Teknik ini kali pertama dikembangkan oleh Frederick Scott Archer. 

Namun, pengalaman susahnya berpetualang sambil membawa peralatan fotografi malah mendorong Eastman memutar otak untuk menciptakan teknik dan peralatan fotografi yang mudah dan praktis.

Kelahiran Kodak

Artikel pada British Journal of Photography, yang terbit di akhir dekade 1870-an, mengubah hidup Eastman. Dalam artikel itu, ditulis bagaimana membuat campuran kimia emulsi gelatin sensitif. Suatu bahan untuk menciptakan foto. 

Dalam “George Eastman: Founder of Kodak and the Photography Business”, yang ditulis Carl W. Ackerman, disebutkan bahwa bahan untuk menciptakan formula itu ialah: Gel 40 grs, Bro Am 23¼ grs,Water ¾ oz, dan Silver 40 grs.

“Artikel berbahasa Inggris ini mengarahkan saya pada arah yang benar. Saya mulai mempelajari teknik ini di waktu luang—yang pada saat itu saya masih berstatus pegawai bank—untuk menyusun racikan emulsi yang dapat melapisi dan kemudian kering pada plat kaca,” kata Eastman, sebagaimana dikisahkan Ackerman.

Tak ingin hanya menjadi orang yang mampu meniru sebuah teknik, Eastman kemudian menyempurnakan ramuan pada artikel itu dengan bereksperimen lebih lanjut. Tiga tahun berselang, dengan mengorbankan waktu luangnya, plat kering untuk melakukan proses fotografi akhirnya ia ciptakan. 

Dengan memanfaatkan plat kering ciptaan Eastman, fotografer tak harus memikirkan bahan kimia atau kamar gelap—tempat untuk melakukan proses kimiawi fotografi. Pada 1880, tak hanya plat kering saja yang ia ciptakan, tapi mesin untuk memproduksi massal gambar pun ia ciptakan.

“Tidak ada orang yang akan melakukan proses pelapisan plat dengan tangannya, selepas mereka melihat mesin (yang saya ciptakan),” ucap Eastman. 

Paten berkode US226503 dengan judul “Method and Apparatus for Coating Plate” kemudian menjadi miliknya. Temuan itu membawa Eastman masuk ke dunia bisnis fotografi. Namun, Eastman masih tak memutus statusnya sebagai pegawai bank.

Plat kering ciptaan Eastman laku di pasaran. Guna meningkatkan bisnisnya, mau tak mau Eastman harus menambah modal. Pada 1881, ia bermitra dengan Henry A. Strong, seorang pebisnis lokal. Mereka berdua selanjutnya mendirikan perusahaan bernama Eastman Dry Plate Company. 

Baca lanjutannya: Kisah Lahirnya Kamera di Dunia, dan Tragedi yang Dialami Penemunya (Bagian 2)

Related

Technology 8423413901941265691

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item