Misteri Batu Keabadian dalam Kisah Harry Potter sampai Film Avengers (Bagian 1)


Naviri Magazine - Ada banyak kisah yang menceritakan batu atau benda-benda tertentu yang memiliki kekuatan mengagumkan. Dalam kisah panjang Lord of The Ring, misalnya, kita mengenal cincin yang membuat pemakainya bisa menghilang. 

Sementara dalam kisah Harry Potter, ada batu berkekuatan mistis yang membuat pemiliknya bisa hidup abadi. Batu semacam itu pula yang kini muncul dalam film Avenegrs: Invinity War.

Batu Keabadian atau Infinity Stone di film Avengers terbaru mempertemukan para superhero Marvel untuk bersatu melawan Thanos, musuh terbesar mereka. Namun dalam film tersebut ada "penyatuan" lain, yaitu terkumpulnya semua batu bertuah. 

Batu Keabadian digambarkan sebagai penyimpan kekuatan yang tak terbayangkan, sisa-sisa keistimewaan dari 'sebuah masa sebelum penciptaan'. Batu-batu ini pernah muncul di film-film Marvel Studios dalam satu dekade terakhir, tapi tak pernah tampil bersamaan. 

Sejauh ini, kita sudah melihat apa yang mampu dilakukan oleh batu-batu tersebut, dari memutar balik waktu, membuka portal ke galaksi lain, dan menghancurkan planet-planet. Karena itu, penyatuan enam batu tersebut merupakan ancaman yang harus dihadapi semua pahlawan Marvel. 

Bagaimanapun, meski gabungan ancaman dari semua Batu Keabadian adalah hal baru di film Marvel, namun legenda batu permata mistis adalah sesuatu yang sudah muncul sejak lama. 

Tim kreatif Marvel tak pernah membantah bahwa mereka sering memasukkan pengaruh kekuatan mistis dalam kisah-kisah mereka. Mulai dari 'perjalanan pahlawan' yang mulus dalam Spiderman, sampai ke penggunaan tokoh-tokoh seperti Thor, Loki, dan Odin. 

Batu Keabadian bukanlah hal baru dalam tren Marvel, dan menjadi salah satu contoh batu mistis yang muncul sebagai legenda sepanjang sejarah kemanusiaan. Setiap mitos datang dengan artefak legendaris, namun batu-batu yang memiliki kekuatan misterius dan ajaib adalah mitos yang paling bertahan sepanjang peradaban. 

Dari berbagai pengasah batu di abad pertengahan, banyak yang menjanjikan kemampuan menyembuhkan dan menghilangkan kesialan, sampai mata panah neolitik yang keliru disebut sebagai "batu petir". Ini membuktikan bahwa setiap budaya memiliki keyakinan akan batu ajaib. 

Beberapa legenda ini begitu kuat tertanam secara budaya, dan kita akan langsung mengenalinya. Contohnya adalah Batu Bertuah, batu permata yang bisa berubah dari timah menjadi emas, dan kemudian menghasilkan cairan kehidupan begitu relevan, sampai-sampai menjadi plot penting dalam berbagai karya modern. 

Sebut saja buku-buku Harry Potter, manga Jepang Fullmetal Alchemist, salah satu komik Paman Gober yang menampilkan Donal Bebek, dan film Satyajit Ray juga sedikit banyak menampilkan pemujaan terhadap batu bertuah. The Philosopher's Stone bahkan menjadi judul album Van Morrison. 

Namun itu baru di permukaan. Batu yang kini dicari oleh para pahlawan super itu diketahui mampu membengkokkan hukum alam, dan mungkin mirip dengan "kanju dan manju" di Jepang. 

Kanju dan manju adalah perhiasan terkenal yang bisa memberi kekuasaan pada pemiliknya untuk mengendalikan gelombang. Batu itu mirip perhiasan Suku Maya yang bisa menjaring kekuatan mengontrol berbagai elemen. 

Bangsa Romawi Kuno pun mengklaim memiliki artefak serupa. Mereka merendam batu istimewa yang dikenal dengan nama lapis manalis ke air agar membawa hujan, dan ritual ini dikenal dengan nama aquaelicium. 

Menambang makna 

Meski sulit untuk memastikan apakah legenda-legenda ini berpengaruh pada penulis komik modern, namun asal-muasal kisah batu mistis mencakup wilayah yang cukup luas, sehingga sejarah batu tersebut tak hanya berasal dari satu budaya saja, melainkan merupakan kumpulan dari kesadaran manusia. 

Maka, pertanyaan sebenarnya bukan soal bagaimana batu-batu legendaris ini begitu sering muncul di seluruh dunia, tapi justru kenapa. 

Menurut tulisan sejarawan agama, George F Moore, batu mewarisi arti penting keagamaan sejak awal peradaban manusia. "Pemujaan akan batu suci adalah salah satu bentuk agama tertua yang ada buktinya, dan salah satu yang paling universal," tulis Moore dalam American Journal of Archaeology. 

"Bahwa pemujaan batu dalam kepercayaan modern tetap ada dan terbukti tak terhapuskan," tambahnya. 

Moore menjelaskan bahwa batu-batu itu awalnya mendapat tempat suci karena menjadi altar bagi para pemuja, dan batu-batu yang berukuran besar atau berbentuk unik akan dipilih, karena dianggap lebih dibentuk secara istimewa oleh tangan yang kuasa. 

Keberadaan batu suci seperti itu bisa terlihat dari beberapa agama kuno serta kontemporer, seperti Sledovik di Rusia. Meski begitu, salah satu catatan paling awal akan batu bertuah berasal dari Yunani Kuno, yang beberapa kali menyebut Baetylia - yang kemungkinan adalah 'batu jiwa' pertama. 

Baca lanjutannya: Misteri Batu Keabadian dalam Kisah Harry Potter sampai Film Avengers (Bagian 2)

Related

Science 3555446546154989574

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item