Tips Menghindari Toxic Positivity, agar Mental Orang di Sekitarmu Sehat


Naviri Magazine - Toxic Positivity adalah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya atau orang lain untuk selalu bersikap positif. Tanpa kita sadari, kalimat-kalimat yang kita lontarkan kadang dapat melukai perasaan mereka yang kebetulan sedang terkena sakit atau musibah.

Contohnya, jika ada teman atau kerabat yang sedang sakit, mengucapkan "sabar ya kamu, bisa cepat sembuh, kok." Tanpa kita sadari, ini bisa menjadikan penderita merasa tertekan, seolah-olah dia sangat menderita.

Daripada mengatakan hal tersebut, sebaiknya kita ucapkan "kalau butuh apa-apa, kabari aku aja, nanti aku datang", dan sebagiannya. 

Kadang-kadang toxic positivity dapat melukai hati seseorang tanpa kita sadari. Daripada begitu, sebaiknya kita mengatakan hal-hal yang lebih membantu mereka secara langsung, tanpa mengurangi nilai rasa kepedulian.

Dampak toxic positivity

1. Membuat individu merasa rendah diri

Terkadang orang yang sakit merasa dibandingkan, sehingga membuat mereka tidak percaya diri, dan akan berdampak pada kondisi kesehatan mereka yang semakin memburuk.

2. Mengingkari perasaan negatif yang dirasakan

Jika berlangsung dalam jangka panjang, akan membuat individu seperti tidak mengenal dirinya sendiri. Mereka akan beranggapan ketika emosi negatif muncul, maka itu bukan bagian dari dirinya.

3. Memunculkan perasaan kehilangan dukungan

Biasanya, orang yang mendapatkan toxic positivity merasa bahwa dirinya tidak dipahami. Setelahnya, muncul perasaan bahwa permasalahannya dihadapi sendirian, dan membuat mereka semakin merasa berat menjalaninya.

Apa saja alasan orang melakukan toxic positivity?

1. Kebutuhan psikologi (menonjolkan diri)

Tanpa disadari, orang yang melakukan toxic positivity cenderung merasa lebih baik, hebat, atau bahkan hanya untuk menyalurkan agresinya. Kebutuhan yang tidak bisa dikendalikan bisa berakibat kontraproduktif, sehingga perlu diregulasi agar dapat disalurkan.

2. Berusaha terlihat baik-baik saja atau merasa tidak ingin terkalahkan

Tidak perlu merasa seperti itu. Jika kita memang sedang merasa susah atau di bawah, tidak apa-apa untuk mengakui kekurangan. Pasalnya, dari situ bisa terlihat lebih jelas apa yang harus diperbaiki.

Bagaimana cara menghindari toxic positivity?
  • Tumbuhkan rasa empati
  • Refleksi perasaan
  • Pahami variasi perilaku manusia
  • Hindari label atau menghakimi
  • Tawarkan bantuan
  • Dengarkan apa yang ingin mereka katakan
  • Pahami bahwa hidup bukan soal perbandingan
  • Jika memungkinkan berusaha untuk "selalu ada"

Ingatlah bahwa mereka semua butuh dukungan kita. HindariToxic Positivity agar kita bisa membantu mereka untuk bangkit.

Related

Tips 1180718511475078476

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item